WALI ALLAH: TINGKATAN, JUMLAH DAN
PANGKAT WALI ALLAHAl Aqtab berasal dari kata
tunggal Al Qutub yang memiliki arti penghulu. Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah
derajat kewalian yang tertinggi.Jumlah wali yang
memiliki derajat tersebut hanya terbatas seorang
saja untuk setiap waktunya. Seperti Abu Yazid Al
Busthami dan Ahmad Ibnu Harun Rasyid Assity. Di
antara mereka ada yang memiliki posisi di bidang
pemerintahan, meskipun tingkatan taqarrubnya
juga mencapai derajat tinggi, seperti para Khulafa?
Ur Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu
Yazid, Umar Ibnu Abdul Aziz dan Al Mutawakkil.
Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang
memiliki arti pemimpin. Setiap waktunya hanya
ada dua orang saja yang dapat mencapai derajat
Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara
mereka yang pandangannya hanya tertuju ke alam
malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya
tertuju di alam malaikat saja.
Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang
memiliki arti pasak. Yang memperoleh derajat Al
Autad hanya ada empat orang saja setiap
waktunya. Kami menemukan seorang di antara
mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di
utara, di timur, di barat dan di selatan bumi,
mereka bagaikan penjaga di setiap pelosok
bumi.hanya dengan ilmu bisa mengenal. kalau
tidak musuh yang nyata dapat menyamar.
Al Abdal berasal dari kata Badal yang memiliki arti
menggantikan. Yang memperoleh derajat Al Abdal
itu hanya ada tujuh orang dalam setiap waktunya.
Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah untuk
menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di
bumi ini memiliki tujuh daerah. Setiap daerah
dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu
meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan
oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul
Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang
wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash,
praktek apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi
wali Abdal? Jawab Mu’adz Bin Asyrash: “Para
wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan
empat kebiasaan,yaitu sering lapar,
gemar beribadah di malam hari,
suka diam dan mengasingkan diri”.
An Nuqaba? berasal dari kata tunggal Naqib yang
memiliki arti kepala kaum. Jumlah wali Nuqaba?
dalam setiap waktunya hanya ada dua belas
orang. Wali Nuqaba? itu diberi karamah mengerti
sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat.
Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang
rahasia yang tersembunyi di hati seseorang.
Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal
tentang karakter dan nasib seorang melalui bekas
jejak kaki seseorang yang ada di tanah.
Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau anggota
jejak dari Mesir bisa mengungkap rahasia seorang
setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak
mampu membuka rahasia seseorang kepada
seorang waliNya?
An Nujaba? berasal dari kata tunggal Najib yang
memiliki arti bangsa yang mulia. Wali Nujaba?
pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja
mereka mendapatkan sambutan orang banyak.
Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak
merasakan diri mereka adalah para wali Allah.
Yang dapat mengetahui bahwa mereka adalah wali
Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi
derajatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya
tidak lebih dari delapan orang.
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy
yang memiliki arti penolong. Jumlah wali Hawariy
ini hanya ada satu orang saja di setiap zamannya.
Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka
kedudukannya akan di-ganti orang lain. Di zaman
Nabi hanya sahabat Zubair bin Awwam saja yang
mendapatkan derajat wali Hawariy seperti yang
dikatakan oleh sabda Nabi:“Setiap Nabi memiliki
Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam
“.Meskipun pada waktu itu Nabi memiliki cukup
banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di
sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian,
karena ia tahu hanya Zubair saja yang meraih
derajat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali
Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai
berhujjah.
Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali
Rajbiyun itu adanya hanya di bulan Rajab saja.
Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu
ada. Selanjutnya kondisi mereka kembali normal
seperti semula. Setiap waktu, jumlah mereka
hanya ada empat puluh orang saja. Para wali
Rajbiyun ini terpecah di berbagai wilayah. Di
antara mereka ada yang saling mengenal, tapi
kebanyakan tidak. Disebutkan bahwa ada
sebagian orang dari Wali Rajbiyun yang dapat
melihat hati orang-orang Syiah melalui kasyaf. Ada
dua orang Syiah yang mengaku sebagai Ahlu
Sunnah dihadapan seorang wali Rajbiyun. Lalu
keduanya diusir, karena wali Rajbiyun itu melihat
keduanya berupa dua ekor babi, sebab keduanya
membenci Abu Bakar, Umar dan sahabat-sahabat
lain. Ke-duanya hanya mencintai Ali dan sejumlah
sahabatnya. Ketika keduanya bertanya padanya,
maka si wali tersebut berkata: “Aku lihat kamu
berdua berupa dua ekor babi, karena kamu
menganut mazhab Syiah dan membenci para
sahabat Nabi”. Ketika berita itu disadari
kebenarannya oleh keduanya, maka keduanya
mengaku benar dan cepat memohon ampun
kepada Allah. Demikianlah secebis kisah kasyaf
seorang wali Rajbiyun.Pada umumnya, di bulan
Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun
menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat
menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan
Rajab, mereka senantiasamendapat berbagai
pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka
memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya
penderitaan mereka hanya bertahan di bulan
Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka
kesehatan mereka kembali seperti semula.
Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang
memiliki arti penutup atau penghabisan.
Maksudnya derajat Al Khatamiyun adalah sebagai
penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang.
Tidak ada derajat kewalian umat Muhammad yang
lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya
akan ada di akhir masa, yaitu ketika Nabi Isa
as.datang kembali.Di antaranya, ada para Wali
yang hatinya seperti Nabi Adam as. Jumlah
mereka hanya tiga ratus orang. Sabda Nabi saw:
“Mereka berhati seperti hati Adam as”. Mereka
diberi penghargaan tersendiri oleh Allah. Syeikh
Muhyidin berkata: “Jumlah wali jenis ini bukan
hanya tiga ratus orang saja dikalanganumatnya,
tetapi ada juga kalangan umat-umat lain. Tentang
keberadaan mereka hanya dapat diketahui secara
kasyaf. Setiap waktunya dunia tidak pernah
kosong dari keberadaan mereka. Mereka memiliki
budi pekerti Ilahi, mereka sangat dekat disisi
Allah.
Doa mereka selalu diterima oleh Allah. Mereka
senang dengan doa: “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami suka menganiayadiri kami.
Jika Engkau tidak berkenan memberi ampunan
dan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan
termasuk orang-orang yang rugi “.
Di antara mereka ada pula yang berhati seperti
hati Nuh as. Jumlah mereka hanya empat puluh
orang di setiap zamannya. Hati mereka seperti
hatinya Nabi Nuh as. Beliau adalah Nabi dan
Rasul pertama. Mereka suka berdoa, seperti doa
Nuh as yang artinya: “Tuhan, ampunilah aku dan
kedua orang tuaku dan siapa saja dari orang
beriman, lelaki atau wanita yang masuk ke dalam
rumahku dan jangan Engkau tambahkan bagi
orang-orang yang berbuat aniaya kecuali
kebinasaan” .Tingkatan wali dari jenis ini sulit
diraih orang, sebab fitur khusus mereka sangat
keras dalam menegakkan agama, seperti sifat
Nabi Nuh as. Mereka selalu memperhatikan sabda
Nabi saw yang artinya: “Barangsiapa yang
beribadah selama empat puluh hari dengan penuh
ikhlas, maka akan terpancar ilmu hakikat dari
lubuk hatinya ke lidahnya”.
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati
Ibrahim. Jumlah wali jenis ini hanya ada tujuh
orang dalam setiap zamamnya. Rasulullah saw
pernah menceritakan tentang mereka dalam salah
satu sabdanya.
Mereka suka dengan doa Nabi Ibrahim as yang
artinya: “Tuhanku, berikan kepadaku
kebijaksanaan, dan ikutkan aku ke orang-orang
saleh”. Mereka diberi keistimewaan yang luar
biasa, hati mereka dibersihkan dari rasa ragu, rasa
dengki dan rasa buruk sangka terhadap Khalik
maupun makhluk, mereka dilindungi dari segala
perbuatan buruk.Syeikh Muhyiddin mengatakan:
“Aku pernah menemui salah seorang dari jenis
wali tersebut, aku kagum dengan kemuliaan budi
pekertinya, luas pengetahuannya dan kesucian
hatinya, sampai aku beranggapan bahwa kese-
nangan surga telah dipercepat baginya”.
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati
Malaikat Jibril. Jumlah wali jenis ini hanya ada
lima orang saja dalam setiap zamannya.
Rasulullah saw pernah menyebut tentang mereka
dalam salah satu sabdanya. Mereka diberi
kekuatan seperti yang diberikan kepada malaikat
Jibril yang amat kuat. Di hari kiamat, mereka akan
dikumpulkan dengan malaikat Jibril. Dan malaikat
Jibril senantiasa membantu rohani mereka,
sehingga mereka selalu terpimpin.Diantaranya
pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Mikail
as. Jumlah mereka hanya ada tiga orang saja
dalam setiap waktunya. Keistimewaanmereka suka
berlemah-lembut terhadap semua orang, dan
mereka diberi kekuatan seperti Malaikat Mikail.Di
antaranya pula ada yang berhati seperti hati
Malaikat Israfil. Jumlah mereka hanya ada satu
orang saja dalam setiap zamannnya. Nabi saw
pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu
sabdanya. Menurut pengamatan kami, Syeikh Abu
Yazid Al Bustami termasuk salah seorang dari
jenis wali ini. Termasuk juga Isa as. Syeikh Al
Muhyiddin mengatakan: “Diantara tokoh-tokoh sufi
ada yang diberi hati seperti hati Yesus, posisi
mereka sangat tinggi di sisi Allah”.Di antaranya
pula ada yang diberi hati seperti hati Nabi Daud.
Jumlah mereka di setiap waktunya hanya terbatas
beberapa orang saja. Mereka diberi berbagai
keistimewaan, posisi tinggi di dunia dan ketebalan
iman.Di antaranya pula ada yang diberi pangkat
1 Rijalul Ghaib atau manusia-manusia misterius.
Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap
masanya. Mereka orang-orang yang selalu
khusyu?, Mereka tidak berbicara kecuali dengan
perlahan atau berbisik, karena mereka merasa
bahwa Allah selalu mengawasi mereka. Mereka
sangat misterius,sehingga keberadaan mereka
tidak banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka
selalu rendah hati, malu dan mereka tidak banyak
mementingkan kesenangan dunia. Bisa dikata
segala tindak tanduk mereka selalu misteri.Diantar
anya pula ada yang selalu menegakkan agama
Allah. Jumlah mereka hanya delapan belas orang
di setiap masanya. Fitur khusus mereka adalah
selalu menegakkan hukum-hukum Allah. Dan
mereka bersikap keras terhadap segala
penyimpangan. Syeikh Abu Madyan termasuk
salah seorang di antara mereka. Ia berkata kepada
murid-muridnya: “Tampilkan ke manusia tanda
redha kamu sebagaimana kamu menampilkan rasa
ketidaksenangan kamu, dan perlihatkan kepada
manusia segala nikmat yang diberikan Allah, baik
yang zahiriyah maupun batiniyah seperti yang
dianjurkan Allah dalam firmanNya berikut: “Dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya
engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda
bersyukur”Di antaranya pula ada wali yang dikenal
dengan nama
1.Rijalul Quwwatul Ilahiyahartinya orang-orang
yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka
hanya delapan orang saja di setiap zamannya.
Wali jenis ini memiliki keistimewaan, yaitu sangat
tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap
orang-orang yang suka menghargai agama. Sedikit
pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota
Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad
Daqqaq. Ia dikenal sebagai seorang wali dari jenis
Rijalul Quwwatul Ilahiyah.Di antaranya pula ada
jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah
mereka hanya ada 5 orang disetiap zamannya.
Meskipun karakter mereka tegas, tetapi sikap
mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang
suka berbuat kebajikan.Di antaranya pula ada
jenis wali yang dikenal dengan nama
3. Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi artinya mereka
yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah
mereka hanya ada lima belas orang di setiap
zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang
terhadap manusia baik terhadap yang kafir
maupun yang mukmin. Mereka melihat manusia
dengan pandangan kasih sayang, karena hati
mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh
rahmat.Di antaranya pula ada yang termasuk
4.Rijalul haibah Wal Jalali. Jumlah mereka hanya
empat orang di setiap masanya. Jenis wali
tingkatan ini dikenal sebagai orang-orang yang
hebat dan mengagumkan, meskipun sifat mereka
lemah lembut, tetapi orang-orang yang
menemukan mereka akan tunduk. Mereka tidak
dikenal di bumi, tapi mereka adalah orang-orang
yang dikenal di langit. Di antara mereka ada yang
memiliki hati seperti Nabi Muhammad saw, ada
pula yang memiliki hati seperti Syuaib, Nabi Salleh
dan Rasul itu. Sayyid Muhyiddin mengatakan:
“Aku pernah menemui wali kaum ini di kota
Damaskus”.Di antaranya pula ada yang termasuk
5Rijalul Fathi. Artinya rahasia-rahasia Allah selalu
terbuka untuk mereka. Jumlah mereka hanya ada
24 orang di setiap masanya. Jumlah mereka sama
dengan jumlah jam, yaitu 24 orang. Meskipun
demikian, mereka tidak pernah berkumpul di satu
tempat dalam jumlah sebanyak itu. Adanya mereka
menyebabkan terbukanya pintu-pintu
pengetahuan, baik yang nyata maupun yang
rahasia.Di antaranya pula ada yang termasuk
dalam kelompok
6 Rijalul Ma? Arij Al? Ula. Jumlah mereka hanya
tujuh orang di setiap masanya. Mereka termasuk
wali-wali tingkatan tinggi, hampir setiap saatnya
mereka naik ke alam malakut, mereka adalah
orang-orang pilihan.Di antaranya pula ada yang
termasuk
7.Rijalul Tahtil Asfal, yaitu mereka yang berada di
alam terbawah di bumi. Jumlah mereka tidak lebih
dari 21 orang di setiap masanya. Fitur khusus wali
ini, hati mereka selalu hadir di depan Allah.Di
antaranya pula ada yang termasuk
8.Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu mereka yang
selalu mendapat karunia Ilahi. Jumlah mereka
tidak lebih dari tiga orang di setiap masanya.
Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk
menolong manusia sesamanya. Sikap mereka
dikenal lemah lembut dan berhati penyayang.
Mereka senantiasamenyalurkan anugerah-anuger
ah Allah kepada manusia. Pokoknya, adanya
mereka menunjukkan berpanjangannya kasih
sayang Allah kepada makhlukNya.Di antaranya
pula ada yang termasukIlahiyun Rahmaniyun, yaitu
manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang
yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga
orang di setiap masanya. Sifat mereka seperti
wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk
didalamnya. Favorit mereka suka mempelajari
firman-firman Allah.Di antaranya pula ada yang
termasuk
9.Rijalul Istithaalah, yaitu manusia-manusia yang
selalu mendapat pertolongan Allah. Jumlah mereka
hanya seorang dalam setiap waktunya. Yang
termasuk kelompok ini adalah Syeikh Abdul Qadir
Jailani. Mereka selalu menolong manusia dan
mereka sangat ditakuti.Di antaranya pula ada yang
termasuk
10.Rijalul Ghina Billah, yaitu orang-orang yang
tidak membutuhkan kepada manusia sedikit pun.
Jumlah mereka hanya dua orang di setiap
masanya. Mereka selalu mendapat siraman rohani
dari alam malakut, sehingga kelompok ini tidak
membutuhkan kepada bantuan siapa pun, selain
bantuan Allah.Di antaranya pula ada yang
termasuk
11.RijaluAINUT Tahkim Waz Zawaid. Jumlah
mereka hanya sepuluh orang di setiap zamannya.
Mereka senantiasameningkatkan keyakinannya
terhadap masalah-masalah yang gaib. Seluruh
hidup mereka terlihat aktif di semua aktivitas
ibadah.Di antaranya pula ada yang termasuk
12.Rijalul Isytiqaq, yaitu mereka yang selalu rindu
kepada Allah. Jumlah mereka hanya lima orang di
setiap zamannya. Favorit mereka hanya
memperbanyak shalat di siang hari dan di malam
hari.Di antaranya, ada yang termasuk
13.Al Mulamatiyah. Mereka tergolong dari wali
derajat yang tinggi, pimpinan tertingginya adalah
Nabi Muhammad saw. Mereka sangat berhati-hati
dalam melaksanakan syariat Islam. Segala sesuatu
mereka tempatkan di tempatnya yang tepat.
Tindak tanduk mereka selalu didasari rasa takut
dan hormat kepada Allah. Tentu saja keberadaan
mereka sangat diperlukan, meskipun mereka tidak
terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat,
tetapi ada kalanya pula jumlah mereka
berkurang.Di antaranya, ada pula yang termasuk
14.Al fuqara?. Jumlah mereka ada kalanya
meningkat dan ada kalanya berkurang.Fitur khusus
mereka ini selalu merendahkan diri. Mereka
merasa rendah di hadapan Allah.Di antaranya, ada
pula yang termasuk dalam kelompok As Sufiyyah.
Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya
tumbuh dan terkadang pula berkurang.Mereka
dikenal sebagai wali yang sangat luhur budi
pekertinya. Mereka selalu menghias diri mereka
dengan kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan
ketinggianbudi pekerti mereka.Di antaranya, ada
pula yang termasuk
15.Al 'Ibaad. Mereka dikenal sebagai orang-orang
yang suka beribadah. Pokoknya, ibadah
merupakan kegiatan mereka sehari-hari, mereka
suka mengasingkan diri di gunung-gunung, di
lembah-lembah dan di pantai-pantai. Di antara
mereka ada yang mau bekerja, tetapi
kebanyakandari mereka meninggalkan semua
kegiatan duniawi. Puasa sepanjang masa dan
beribadah di malam hari merupakan syiar mereka.
Sebab, menurut mereka dunia ini adalah tempat
untuk menyuburkan amal-amal di akhirat.Abu
Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan
ini. Biasanya jika ia merasa letih ketika beribadah
di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya
seraya berkata: “Kamu berdua lebih cepat dipukul
dari binatang ternakanku”.Di antaranya, ada pula
yang termasuk
16. Az Zuhaad. Mereka termasuk orang-orang yang
suka meninggalkan kesenanganduniawi. Mereka
memiliki harta, tetapi mereka tidak pernah
menikmatinya sedikit, sebab, seluruh hartanya
mereka nafkahkan pada jalan Allah. Sayyid
Muhyiddin mengatakan: “Di antara pamanku ada
yang tergolong dari wali tingkatan ini”. Disebutkan
bahwa Syeikh Abdullah At Tunisi, seorang ahli
ibadah di masanya, ia dikenal sebagai salah
seorang wali Az Zuhad. Pada suatu hari, penguasa
kota Tilmasan menghampiri tempat Syeikh
Abdullah seraya berkata kepadanya: “Wahai
Syeikh Abdullah, apakah aku bisa shalat dengan
pakaian kebesaranku ini?” Mendengar
pertanyaanitu, Syeikh Abdullah tertawa. Tanya si
penguasa: “Mengapa engkau tertawa, wahai
Syeikh? Jawab Syeikh Abdullah: “Aku tertawa
karena lucunya pertanyaanmu tadi, sebab meng-
apa engkau bertanya kepadaku seperti itu,
padahal pakaianmu dan makananmu dari harta
yang haram?” Mendengar jawaban Syaikh
Abdullah seperti itu, maka si penguasa menangis
dan menyatakan taubatnya kepada Syaikh,
selanjutnya ia meninggalkan kekuasaannya demi
untuk mengabdikan diri kepada Syeikh Abdullah,
sehingga beliau berkata: “Mintalah doa kepada
Yahya Bin Yafan, sesungguhnya ia adalah seorang
penguasa dan seorang anggota zuhud, andaikata
aku diuji sepertinya, mungkin aku tidak dapat
melaksanakannya”.Di antaranya, ada pula yang
termasuk
Rijalul Maa? I. Mereka adalah para wali yang
senantiasa beribadah di pinggir-pinggir laut dan
sungai. Mereka tidak banyak dikenal, karena
mereka suka mengasingkan diri. Disebutkan,
bahwa Syeikh Abu Saud Asy Syibly pernah berada
di pinggir sungai Dajlah di Baghdad. Ketika hatinya
bergerak: “Apakah ada di antara hamba-hamba
Allah yang beribadah di dalam air?” Tiba-tiba ada
seorang yang muncul dari dalam air seraya
berkata: “Ada, wahai Abu Saud. Di antara hamba-
hamba Allah ada juga yang beribadah di dalam air
dan aku termasuk di antara mereka. Aku berasal
dari negeri Takrit, aku sengaja keluar, karena
beberapa hari mendatang akan terjadi musibah di
negeri Baghdad “. Kemudian ia menghilang ke
dalam air. Kata Abu Saud: “Ternyata tidak lebih
dari lima belas hari musibah memang terjadi.”Di
antaranya, ada pula yang termasuk
Al afrad. Mereka termasuk wali-wali berkedudukan
tinggi. Di antara mereka adalah Syeikh Muhammad
Al? Awani, sahabat karib Syeikh Abdul Qodir Al
Jailani. Mereka ini jarang dikenal manusia publik,
karena posisi mereka terlalu tinggi. Jumlah mereka
tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka
meningkat dan ada kalanya pula berkurang.Di
antaranya, ada pula yang termasuk
Al umana? artinya orang-orang yang dapat
diberikan kepercayaan. Di antara mereka adalah
Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, seperti yang disebutkan
oleh Nabi saw: “Abu Ubaidah adalah orang yang
paling dapat dipercaya di antara umat ini”. Jumlah
mereka tidak terbatas. Mereka jarang dikenal
manusia, karena mereka tidak pernah menonjol
ditengah masyarakat.Di antaranya, ada pula yang
termasuk
Al Qurra?. Mereka anggota membaca Al Quran.
Menurut sebuah hadis, wali-wali ini termasuk
orang-orang yang dekat dengan Allah, karena
mereka anggota Al Quran. Dan mereka harus
dimuliakan. Syeikh Sahal Bin Abdullah At Tusturi
termasuk diantara mereka.Di antaranya, ada pula
yang termasuk
Al Ahbab, yaitu orang-orang yang dikasihi. Jumlah
mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat,
adakalanya pula berkurang. Mereka mencapai
tingkatan ini disebabkan mereka melakukan segala
ibadah dan takarrub karena cinta kepada Allah.
Ibadah yang didasari cinta, lebih baik dari ibadah
yang berharap pahala dan surga. Maka sebagai
imbalan baik untuk mereka, mereka mendapat
kasih sayang Allah yang luar biasa.Di antaranya,
ada pula yang termasuk
Al Muhaddathun, yaitu orang-orang yang selalu
diberi ilham oleh Allah. Menurut hadits Nabi, ada
sebagian dari umatku yang diberi ilham dari Allah.
Maka Umar Bin Al Khattab termasuk salah satu
dari mereka. Sayyid Muhyiddin Ibnu Arabi ra
berkata: “Dizaman kami ada pula wali-wali Al
Muhaddathun, di antaranya adalah Abul Abbas Al
Khasyab dan Abu Zakariya Al Baha-i”.Para wali
yang tergolong dalam kaum ini senantiasa
mendapat bisikan-bisikan rohani dari penduduk
alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil
dan Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat
menembus alam arwah atau alam malakut.Di
antaranya, ada pula yang termasuk
Al Akhilla?. Mereka adalah orang-orang yang
dicintai Allah, sebab segala ibadah yang mereka
lakukan selalu didasari cinta kepada Allah. Jumlah
mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat dan
adakalanya berkurang.Di antaranya, ada pula yang
termasuk
As Samra?. Kata As Samra? adalah berkulit hitam
manis. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka
termasuk orang-orang yang senantiasa berdialog
dengan Allah, sebab hati mereka selalu dipenuhi
rasa ketuhanan yang tiada taranya.Di antaranya,
ada pula yang termasuk
Al Wirathah, yaitu mereka yang mendapat warisan
dari Allah. Mereka adalah para ulama, pewaris
para Nabi. Kelompok ini termasuk orang-orang
yang gemar beribadah sampai melebihi dari batas
kemampuannya. Mereka suka mengasingkan diri
di tempat-tempat terpencil demi untuk memenuhi
kecintaannya kepada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar