Sabtu, 31 Mei 2014

Onta yang mengadu kepada Rasulullah

Pada suatu hari, Rasulullah saw. berjalan di
sepanjang jalan kota Madinah. Tiba tiba beliau
melihat orang orang yang sedang berkumpul di
pasars sebuah kebun.
Kemudian beliau menanyakan apa yang terjadi.
Orang orang itu menjawab, “Di kebun ada seekor
unta yang
menghadang setiap orang yang ingin masuk ke
kebun. Unta itu mengamuk seperti yang engkau
lihat, wahai
Rasulullah”
Rasulullah kemudian memasuki kebun itu.
Anehnya, unta itu lalu mendekati Rasulullah
sambil menangis,
bahkan sampai meletakkan bibirnya di tanah dan
duduk di depan Rasulullah. Mengertilah
Rasulullah bahwa unta itu sedang mengadukan
perlakuan majikannya yang kejam kepada unta
itu.
Kemudian Rasulullah mengikatkan kendali ke
mulutnya sambil berkata,
“Semua yang ada di antara langit dan bumi,
mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah,
kecuali jin jin dan orang orang yang durhaka.”
Selanjutnya Rasulullah mengatakan kepada
pemilik unta itu bahwa sesungguhnya unta itu
mengadu karena
terlalu banyak kerja dan kurang makan.
Rasulullah selanjutnya berpesan kepada pemilik
unta itu agar tidak
terlalu manganiayanya dan memperlakukan unta
itu dengan baik.

Unta yang berbicara dengan Rasulullah

Kisah Uqa'il Dengan
Rasulullah s.a.w
Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah
pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad
S.A.W. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat
peristiwa ajaib yang menjadikan hatinya
bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab
tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama
adalah, bahawa Rasulullah S.A.W akan
mendatangi hajat yakni mebuang air besar
dan di hadapannya terdapat beberapa batang
pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada
Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan
sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya,
bahawa sesungguhnya Rasulullah berkata;
Agar kamu semua datang kepadanya untuk
menjadi aling-aling atau penutup baginya,
kerana sesungguhnya baginda akan
mengambil air wuduk dan buang air besar."
Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan
pohon-pohon itu dan sebelum dia
menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon
sudah tumbang dari akarnya serta sudah
mengelilingi di sekitar baginda S.A.W.
Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa
haus dan setelah mencari air ke mana pun
jua namun tidak ditemui. Maka baginda
S.A.W berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib,
"Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan
sampaikanlah salamku kepadanya serta
katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku
minum!"
Uqa'il lalu pergilah mendaki gunung itu dan
berkata kepadanya sebagaimana yang telah
disabdakan baginda itu. Maka sebelum ia
selesai berkata, gunung itu berkata dengan
fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah,
bahawa aku sejak Allah S.W.T menurunkan
ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang
beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu
dari (seksa) api neraka yang umpannya(bahan
bakar) dari manusia dan batu)." "Aku
menangis dari sebab takut kalau aku menjadi
batu itu maka tidak ada lagi air padaku."
Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika
Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba
ada seekor unta yang meloncat dan lari ke
hadapan rasulullah, maka unta itu lalu
berkata, "Ya Rasulullah, aku minta
perlindungan darimu." Unta masih belum
selesai mengadukan halnya, tiba-tiba
datanglah dari belakang seorang Arab
kampung dengan membawa pedang
terhunus.Melihat orang Arab kampung
dengan membawa pedang terhunus, Nabi
Muhammad S.A.W berkata, "Hendak
mengapakah kamu terhadap unta itu ?"
Jawab orang kampung itu, "Wahai Rasulullah,
aku telah membelinya dengan harga yang
mahal, tetapi dia tidak mahu taat atau tidak
mau jinak, maka akan kupotong saja dan
akan ku manfaatkan dagingnya (kuberikan
kepada orang-orang yang memerlukan)."
Rasulullah S.A.W bertanya, "Mengapa engkau
menderhakai dia ?" Jawab unta itu, "Wahai
Rasulullah, sungguh aku tidak
menderhakainya dari satu pekerjaan, akan
tetapi aku menderhakainya dari sebab
perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah
yang dia termasuk di dalam golongannya,
sama-sama tidur meninggalkan solat Isya'.
Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada
engkau akan mengerjakan solat Isya' itu,
maka aku berjanji tidak akan
menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau
Allah menurunkan seksa-Nya kepada mereka
sedang aku berada di antara mereka."
Akhirnya Nabi Muhammad S.A.W mengambil
perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa
dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan
baginda Nabi Muhammad S.A.W
menyerahkan unta itu kepadanya. Dan dia
pun kembali kepada keluarganya.

Mukjizat Rasulullah



2. Pohon Kurma yang Menangis
Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi
di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- , mengapa sampai pohon ini
menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-
radhiyallahu ‘anhu- bertutur,
“Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata:
“Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang
kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya,
kami mendengar sebuah suara seperti suara
unta dari pohon kurma tersebut hingga
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun
kemudian beliau meletakkan tangannya di atas
batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy
dalam Shohih-nya (876)]
Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau
telah membuat mimbar, maka beliau berpindah
ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih.
Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
mendatanginya sambil mengeluskan tangannya
pada batang korma itu (untuk
menenangkannya)“. [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam
Sunan-nya (505)]
3. Untaian Salam Batu Aneh
Mungkin kalau seekor burung yang pandai
mengucapkan salam adalah perkara yang sering
kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu
yang mengucapkan salam. Sebagai seorang
hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya,
tentunya dia akan membenarkan seluruh apa
yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti
pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya
bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah
mengucapkan salam kepada beliau
sebagaimana dalam sabdanya,
Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -
Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
“Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di
Mekah yang mengucapkan salam kepadaku
sebelum aku diutus, sesungguhnya aku
mengetahuinya sekarang“.[HR.Muslim dalam
Shohih-nya (1782)].
4. Pengaduan Seekor Onta
Manusia adalah makhluk yang memiliki
perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta
dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi
ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang
memiliki perasaan, bahkan hewan pun
memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan
jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan
yang membuat dirinya lebih rendah daripada
hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu
kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
mengungkapkan perasaannya.
Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- pernah memboncengku
dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan
tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan
kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu
yang paling beliau senangi untuk dijadikan
pelindung untuk buang hajatnya adalah
gundukan tanah atau kumpulan batang kurma.
lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki
Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka
onta itu merintih dan bercucuran air matanya.
Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
mendatanginya seraya mengusap dari perutnya
sampai ke punuknya dan tulang telinganya,
maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau
bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini
milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda
Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai
Rasulullah”.
Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda,
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam
binatang ini, yang telah dijadikan sebagai
milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah
mengadu kepadaku bahwa engkau telah
membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud
dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-
Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad
(1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad
(3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26),
dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa
(9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]
5. Kesaksian Kambing Panggang
Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara
adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih
ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang
yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi
nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara
ini terdapat dalam hadits berikut:
Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
menerima hadiah, dan tak mau makan
shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di
Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau
kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun
memakan sebagian kambing itu, dan kaum
(sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan
kalian, karena kambing panggang ini
mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun“.
Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur
Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- mengirim (utusan membawa surat),
“Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal
itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah
seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan
tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau
adalah seorang raja, maka aku telah
melepaskan manusia darimu”. Kemudian
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
memerintahkan untuk membunuh wanita itu,
maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang
menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku
merasakan sakit akibat makanan yang telah aku
makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi
leherku terputus“. [HR. Abu Dawud dalam
Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy
dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813),
dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]
6. Batu yang Berbicara
Setelah kita mengetahu adanya batu yang
mengucapkan salam, maka keajaiban
selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara
di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa
aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus
mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik
yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah
berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau
berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah
Yang Mengetahui segala perkara ghaib.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda,
“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi
sehingga seorang diantara mereka bersembunyi
di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai
hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku,
maka bunuhlah ia“. [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-
nya (2922)]
Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata,
“Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda
dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya
benda-benda mati, pohon, dan batu.
Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa
benda-benda itu berbicara secara hakikat”.
[Lihat Fathul Bari (6/610)]
7. Semut Memberi Komando
Mungkin kita pernah mendengar cerita fiktif
tentang hewan-hewan yang berbicara dengan
hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif
belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah
wahai para pembaca, sesungguhnya adanya
hewan yang berbicara kepada hewan yang lain,
bahkan memberi komando, layaknya seorang
komandan pasukan yang memberikan perintah.
Hewan yang memberi komando tersebut adalah
semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan
oleh Al-Qur’an,
“Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia
berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi
segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan
dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,
manusia dan burung lalu mereka itu diatur
dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila
mereka sampai di lembah semut, berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke
dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak
oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari.Maka dia (Sulaiman)
tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar)
perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya
Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-
hamba-Mu yang saleh“. (QS.An-Naml: 16-19).
Inilah beberapa perkara yang lebih layak
dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang
menghebohkan, dan mencengangkan seluruh
manusia. Orang-orang beriman telah lama
meyakini dan mengimani perkara-perkara ini
sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
sampai sekarang. Namun memang kebanyakan
manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu.
Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk
mengingatkan kembali, dan menanamkan
aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin

Lirik Lagu zaujati

Lirik Lagu Zaujati
ﺍﺣﺒﻚ ﻣﺜﻠﻤﺎ ﺍﻧﺘﻰ ﺍﺣﺒﻚ ﻛﻴﻔﻤﺎ ﻛﻨﺘﻰ
Uhibbuki mitsla maa anti Uhibbuki
kaifa maa Kunti
Aku mencintaimu apapun dirimu,
Aku mencintaimu bagaimanapun
keadaanmu
ﻭﻣﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻬﻤﺎ ﺻﺎﺭ ﺍﻧﺘﻰ ﺣﺒﻴﺒﺘﻰ
ﺍﻧﺘﻰ
Wa mahmaa kaana mahmaa
shooro, Antii habiibatii anti
Apapun yang terjadi dan
kapanpun, Engkaulah cintaku
ﺯﻭﺟﺘﻰ ﺍﻧﺘﻰ ﺣﺒﻴﺒﺘﻰ ﺍﻧﺘﻰ
Zaujatii, Antii habiibatii anti
Duhai istriku, Engkaulah
kekasihku
ﺣﻼﻟﻰ ﺍﻧﺖ ﻻ ﺍﺧﺸﻰ ﻋﺰﻭﻻ ﻫﻤﻪ ﻣﻘﺘﻰ
ﻟﻘﺪ ﺍﺫﻥ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻟﻨﺎ ﺑﻮﺻﻞ ﻏﻴﺮ ﻣﻨﺒﺘﻰ
Halaalii anti laa akhsyaa 'azuulan
himmuhuu maqti.
Laqod adzinaz zamaanu lanaa
biwushlin ghoiri munbatti
Engkau istriku yang halal, aku
tidak peduli celaan orang.
Kita satu tujuan untuk selamanya
ﺳﻘﻴﺖ ﺍﻟﺤﺐ ﻓﻰ ﻗﻠﺒﻰ ﺑﺤﺴﻦ ﺍﻟﻔﻌﻞ
ﻭﺍﻟﺴﻤﺖ
ﻳﻐﻴﺐ ﺍﻟﺴﻌﺪ ﺇﻥ ﻏﺒﺖ ﻭﻳﺼﻔﻮ ﺍﻟﻌﻴﺶ ﺇﻥ
ﺟﺌﺖ
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil
fi'li wassamti
yaghiibus sa'du in ghibti wa
yashful 'aisyu in ji'ti
Engkau sirami cinta dalam hatiku
dengan indahnya perangaimu.
Kebahagiaanku lenyap ketika
kamu menghilang lenyap.
Hidupku menjadikan terang
ketika kamu disana
ﻧﻬﺎﺭﻱ ﻛﺎﺩﺡ ﺣﺘﻰ ﺇﺫﺍ ﻣﺎ ﻋﺪﺕ ﻟﻠﺒﻴﺖ
ﻟﻘﻴﺘﻚ ﻓﺎﻧﺠﻠﻰ ﻋﻨﻲ ﺿﻨﺎﻯ ﺍﺫﺍ ﻣﺎ
ﺗﺒﺴﻤﺖ
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa
maa 'udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa 'annii dhonaaya
idzaa maa tabassamti
Hari-hariku berat sampai aku
kembali ke rumah
menjumpaimu.
Maka lenyaplah keletihan ketika
kamu senyum
ﺗﻀﻴﻖ ﺑﻰ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺍﺫﺍ ﺑﻬﺎ ﻳﻮﻣﺎ ﺗﺒﺮﻣﺘﻰ
ﻓﺄﺳﻌﻰ ﺟﺎﻫﺪﺍ ﺣﺘﻰ ﺍﺣﻘﻖ ﻣﺎ ﺗﻤﻨﻴﺖﻯ
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa
yauman tabarromti.
Fa as'aa jaahidan hattaa uhaqqiqo
maa tamannaiti
Jika suatu saat hidupmu menjadi
sedih, maka aku akan berusaha
keras.
Sampai benar-benar mendapatkan
apa yang engkau inginkan
ﻫﻨﺎﺋﻰ ﺍﻧﺖ ﻓﻠﺘﻬﻨﺌﻰ ﺑﺪﻑﺀ ﺍﻟﺤﺐ ﻣﺎ
ﻋﺸﺘﻰ
ﻓﺮﻭﺣﺎﻧﺎ ﻗﺪ ﺍﺋﺘﻠﻔﺎ ﻛﻤﺜﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻭﺍﻟﻨﺒﺖ
Hanaa'ii anti faltahna'ii bidif-il
hubbi maa 'isyti.
Faruuhanaa qodi'talafaa kamitslil
ardhi wannabti
Engkau kebahagiaanku,
tanamkanlah kebahaiaan
selamanya.
Jiwa-jiwa kita telah bersatu
bagaikan tanah tumbuhan
ﻓﻴﺎ ﺃﻣﻠﻰ ﻭﻳﺎ ﺳﻜﻨﻲ ﻭﻳﺎ ﺍﻧﺴﻲ
ﻭﻣﻠﻬﻤﺘﻰ
ﻳﻄﻴﺐ ﺍﻟﻌﻴﺶ ﻣﻬﻤﺎ ﺿﺎﻗﺖ ﺍﻻﻳﺎﻡ ﺍﻥ
ﻃﺒﺘﻰ
Fa yaa amalii wa yaa sakanii wa
yaa unsii wa mulhimati.
Yathiibul 'aisyu mahmaa dhooqotil
ayyamu in thibti
Duhai harapanku, duhai
ketenanganku, duhai
kedamaianku, duhai ilhamku.
Indahnya hidup ini walaupun
hari-hariku berat asalkan engkau
bahagia
ﺃُﺣِﺒُّـﻚِ ﻣﺜﻠﻤﺎ ﺃﻧـﺖِ ﺃُﺣِﺒـُّﻚِ ﻛﻴـﻔﻤﺎ ﻛُﻨــْﺖِ
ﻭﻣﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥَ ﻣﻬﻤــــﺎ ﺻﺎﺭَ ﺃﻧﺖِ
ﺣﺒــــــــﻴـﺒﺘﻲ ﺃﻧﺖِ
ﺣَﻼﻟـــــــــﻲ ﺃَﻧﺖِ ﻻ ﺃَﺧْﺸﻰ ﻋَﺬﻭﻻً
ﻫَﻤّـُــــــــــــــــــﻪ ﻣَﻘْﺘِﻲ
ﻟﻘﺪْ ﺃَﺫِﻥَ ﺍﻟﺰﻣــــــــــــــــــــــﺎﻥُ ﻟﻨﺎ ﺑِﻮَﺻْﻞٍ
ﻏَــــــــــــــــــﻴْﺮِ ﻣﻨْﺒَﺖِّ
ﺳَﻘَﻴْـــﺖِ ﺍﻟﺤُــــــــــــــــــﺐَّ ﻓﻲ ﻗﻠﺒـﻲ
ﺑِﺤُﺴـــــــــــــــــْﻦ ﺍﻟﻔﻌﻞِ ﻭﺍﻟﺴَّﻤْﺖِ
ﻳﻐﻴﺐُ ﺍﻟﺴَّﻌـــــــــــــــــــْﺪُ ﺇﻥ ﻏِﺒْﺖِ
ﻭﻳَﺼْـــــــــــــــــــــــــﻔﻮ ﺍﻟﻌَﻴْﺶُ ﺇِﻥْ ﺟِﺌْﺖِ
ﻧﻬﺎﺭﻱ ﻛــــــــــــــــــــــــﺎﺩِﺡٌ ﺣﺘﻰ ﺇﺫﺍ ﻣﺎ
ﻋُـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــﺪْﺕُ ﻟﻠﺒـﻴﺖِ
ﻟَﻘِﻴﺘُﻚِ ﻓﺎﻧْﺠَـــــــــــــــــــــــــــــﻠﻰ ﻋﻨﻲ
ﺿَــــــــــــــــــــــــــــــــــﻨﺎﻱَ ﺇﺫﺍ ﺗَﺒَﺴَّﻤـْﺖِ
ﺗَﻀﻴﻖُ ﺑﻲَ ﺍﻟﺤﻴـــــــــــــــــــــــــــﺎﺓُ ﺇﺫﺍ ﺑﻬﺎ
ﻳﻮﻣــــــــــــــــــــــــــــــــــﺎً ﺗَﺒَــﺮَّﻣﺖِ
ﻓﺄَﺳــــــــــــــــــــــــــــــﻌﻰ ﺟﺎﻫـﺪﺍً ﺣﺘﻰ
ﺃُﺣَﻘِّﻖَ ﻣــــــــــــــــــــــــــﺎ ﺗَﻤَﻨَّﻴـــْﺖِ
ﻫَﻨــــــــــــــــﺎﺋﻲ ﺃﻧﺖِ ﻓَﻠْﺘَﻬْﻨَﻲْ ﺑِﺪﻑﺀِ
ﺍﻟْﺤُـــــــــــــــــــــــــــﺐِّ ﻣَﺎ ﻋِﺸْــﺖِ
ﻓَﺮُﻭﺣَــــــــــــﺎﻧَﺎ ﻗﺪِ ﺍﺋْﺘَﻠَﻔﺎ ﻛَﻤِﺜْﻞِ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
ﻭَﺍﻟﻨَّــــــــــــــــــــــــــﺒْـﺖِ
ﻓَﻴَﺎ ﺃَﻣَﻠـــــﻲ ﻭَﻳَﺎ ﺳَﻜَﻨـــــِﻲ ﻭَ ﻳَﺎ ﺃُﻧْﺴِـﻲ
ﻭﻣُﻠْﻬِــــــــﻤَﺘِﻲ
ﻳَﻄﻴﺐُ ﺍﻟﻌَﻴْﺶُ ﻣَﻬْﻤَﺎ ﺿَـﺎﻗَﺖِ ﺍﻷﻳﺎﻡُ ﺇِﻥْ
ﻃِﺒْﺖِ
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wifeeey,You are My Darling
and will be
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You're my rightful wife, I
don’t fear sin.
I don’t care about those who don't
like to reproach and irritate me,
It is our destiny to be Together
eternally
In my heart you instilled love With
grace and good deeds
Happiness vanishes when you
disappear
Life brightens when you're there,
My day is hard Until you return
home
Sadness disappears When you smile
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You are My Darling and
will be
Life turns black When you're upset
So I work hard To make your wish
come true
You're my happiness. May you be
happy forever.
Our souls are united Like soil and
plants
You're my hope, my peace my good
company and inspiration
Life is good, no matter how hard it
is, When you're fine
You're my hope, my peace my good
company and inspiration
Life is good, no matter how hard it
is, When you're fine
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You are My Darling and
will be


Bentuk Tubuh dan ciri ciri Rasulullah

Hasan bin Ali r.a. meriwayatkan:
Saya pernah bertanya kepada paman saya,
Hindun ibnu Abi Halah -yang sangat pandai
menggambarkan sesuatu- tentang
karakteristik fisik Rasulullah. Saya
menginginkan agar dia menggambarkan sifat
sifat beliau yang mirip dengan sifat sifat
saya.
Hindun menjawab, ” “Tubuh Rasulullah
besar. Wajah beliau bersinar seperti bulan
purnama. Postur tubuh beliau lebih tinggi
ddaripada ukuran tubuh yang biasa serta
lebih pendek dari ukuran tubuh orang yang
jangkung dan krempeng. Kepala beliau
besar dan rambut beliau ikal. Apabila
rambut beliau meulai memanjang, maka
beliaupun menyisirnya. Jika tidak (disisir),
maka rambut beliau ketika tergerai, tidak
pernah melebihi bagian bawah daun telinga
beliau. Kulit beliau cerah, putih kemerah
merahan. Dahi beliau lebar, alis beliau
melengkung dan panjang, kedua alisnya
hampir menyatu. Diantara kedua alis
tersebut, terdapat urat yang memerah (yang
akan terlihat) ketika beliau marah. Beliau
memiliki hidung yang mancung dengan
bagian atas yang bercahaya sehingga orang
yang tidak memperhatikan dengan cermat
akan mengira hidung beliau bengkok.
Jenggot beliau lebat dan kedua pipi beliau
datar. Mulut beliau lebar, antara gigi terebut
berjarak, dada beliau berbulu halus. Leher
beliau jenjang dan indah.
Postur tubuh beliau bagus dan gemuk ideal.
Perut beliau sama rata dengan dada. Dada
beliau lebar. Tubuh antara dua bahu beliau
juga lebar. Persendian tubuh beliau besar,
sementara bagian tubuh yang tidak berbulu
tampak bercahaya. Diantara bagian atas
dada dan pusar beliau, terdapat bulu tipis
yang tampak seperti garis (vertical). Tetapi
kedua susu dan perut beliau tidak berbulu.
Tangan, pundak dan dada bagian atas
beliau berbulu tipis. Tangan beliau panjang,
telapak tangan beliau lebar, telapak tangan
dan telapak kaki beliau tebal, dan jari jemari
beliau panjang. Di tengah tengah telapak
kaki beliau tidak menyentuh tanah. Kedua
telapak kaki beliau halus sehingga airpun
tidak menempel – air yang mengenainya
langsung hilang, tanpa meninggalkan bekas.
Ketika berjalan, tubuh beliau bergoyang.
Beliau berjalan dengan tenang dengan
langkah yang lebar. Ketika beliau berjalan
seakan akan beliau sedang menuruni tanah
yang landai.
Ketika menoleh, beliau menoleh (berbalik)
dengan seluruh badan beliau. Beliau sering
menundukkan pandangan – beliau lebih
sering memandang ke bawah dari pada
mendongak ke atas. Beliau selalu melihat
sesuatu dengan penuh perhatian. Ketika
berjalan bersama para sahabat, beliau selalu
membiarkan mereka berjalan di depan, dan
setiap kali bertemu dengan seseorang,
beliau selalu mengucapkan salam terlebih
dahulu”
(HR Tirmidzi, Ibnu Sa’d, Baihaqi dan Ibnu
Adi)

Rabu, 28 Mei 2014

MAULIDU AHMAD THAHAL HADI

Maulidu Ahmad Thohal Hadi
Barangkali sudah trilyunan rupiah di gelontorkan mereka untuk menghambat
setiap acara-acara Maulid Nabi SAW, Jutaan buku buku di sebarkan ke
berbagai penjuru dunia hingga yang gratis di dapatkan untuk mengharamkan
Maulid Nabi saw, ribuan hingga jutaan artikel bertebaran di selebaran-selebaran
hingga di dunia maya yang isinya itu-itu saja bagaimana mempengaruhi setiap
muslim untuk tidak merayakan Maulid Nabi SAW , untuk menjauhkan umat
islam dari sayyidina Muhammad saw, untuk melupakan sayyidina Muhammad…
dari kalangan yang mengaku muslim dan mengaku ‘mencintai Nabi
Muhammad’, mengaku ‘mengikuti sunnah Nabi Muhammad’. ~ Wal’iyadzubilla
h..
Namun.. Allah Ta’ala tidak menginginkan umat lupa akan kekasih Nya, semakin
banyak para Pe~cinta sayyidina Muhammad saw, semakin gemuruh syi’ar
Maulid Nabi Muhammad.. terutama di bumi Indonesia tercinta hingga walau
bulan Rabi’ul Awwal telah berlalu-pun masih saja semarak muslimin yang
mengadakan acara perayaan Maulid Nabi SAW.
Para sahabat radiyallahu `anhum ajma`iin menikmati
keberuntungan yang terbesar yaitu hidup bersama Rasulullah SAW. Rasulullah
saw bersabda, “Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku,
sungguh beruntung”.
Namun dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda, “Beruntunglah mereka
yang tidak melihatku (karena tidak hidup di zamanku) namun mereka beriman
kepadaku, sungguh beruntung, sungguh beruntung”.
Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, ketika di tanya oleh Rasulullah SAW, Ihwal
apa yang di sukainya di dunia ini, lalu beliau menjawab “Sesuatu yang paling
aku sukai di dunia ini, bahkan akhirat, ialah memandang wajahmu, Ya
Rasulullaah”.
”Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad”
ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻘﺼﻴﺪﺓ ﻣﻮﻟﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﻃﻪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ
۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰۰
ﻣﻮﻟﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﻃﻪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﻓﻴﺾ ﻣﻦ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺮﺣــــﻤﻦ
Maulidu Ahmad Thôhâl hâdî faidlun min nûrir-rohmân
ﺃﺛﻨﻰ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻣﺤﻜــــــﻢ ﺁﻳﺎﺕ ﺍﻟﻘـﺮﺁﻥ
Atsnâr-rohmân ‘alaihi fî muhkami âyâtil qur~ãn
ﺑﺮﺍﺑﻴﻊ ﺍﻷﻭﻝ ﺷــــﺮﻓﻨﺎ ﺑﺰﻣﺎﻥ ﻣﻨﻪ ﻓـــــﺘﺎﻥ
Birôbî’il awwali syarrofnâ bi zamânin minhu fattân
ﻛﻞ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺑﺸﺮﺍ ﺑﺄﺣﻤﺪﺍ ﻭﺃﻧﺒﺮﺍ
Kullun-nabiyyin basysyarô bi Ahmadâ wa anbarô
ﺃﻥ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺑﺎﻳﻴﻪ ﻭﺻﺪﻗﻮﺍ ﺑﻬﺪﻳﻪ
An âminû bi-ayîhi wa shoddiqû bihadyihi
ﻭﺍﺳﺘﺒﻘﻮﺍ ﺿﺮﺑﺎ ﺍﻷﻣﺎﻥ
Wastabiqû dlorbâl amân
ﻭﺍﻟﻜﻮﻥ ﻏﻨﻰ ﻣﻨﺸـــــﺪﺍ ﻳﺎ ﻓﻮﺯ ﻣﻦ ﻗﺪ ﺍﻫﺘـﺪﻯ
Wal kaunu ghonnâ munsyidâ yâ fauza man qodihtadâ
ﺑﺸﺮﻋﻪ ﻭﺃﻳﺪﺍ ﺗﻨﺎﻝ ﻋﻴﺸﺎً ﺃﺭﻏﺪﺍ
Bi syar’ihi wa ayyadâ tanâla ‘aisyân arghodâ
ﻭﺍﻟﺨﻠﺪ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ
Wal khulda fî a’lâl jinân

Sholawatullahi Taghsya

ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻘﺼﻴﺪﺓ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻐﺸﻰ
Ini adalah Qosidah Sholawatullahi Taghsya
== == == == == == == == ==
ﺻَﻠﻮَﺍﺕُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗـَـــﻐﺸﻰ ﺍ ﺷْﺮَﻑَ ﺍﻟﺮُّﺳْــﻞِ ﺍﻻﻃﺎﺋﺐ
sholawaatullohi Taghsyaa
Asyrofar ruslil athoo-ib
Semoga sholawat dari Alloh menaungi,sebaik baik para utusan .
ﻭ ﺗـَﻌُــــﻢُّ ﺍﻻﻝَ ﺟَﻤْــــﻌﺎ ﻣَﺎ ﺑـَــﺪَﺍ ﻧـُـــﻮْﺭُ ﺍﻟﻜﻮَﺍﻛِﺐْ
Wa ta’ummul aala jam’an
Maa badaa nuurul kawaakib
Juga buat keluarga semuanya, selama cahya bintang bintang gemerlapan .
ﺃﻗـْـﺒَﻞَ ﺍﻟﺴَّـــْﻊﺩُ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭَﺍﻟﻬَﻨـَــﺎ ﻣِﻦْ ﻛﻞِّ ﺟَــﺎﻧِﺐْ
Aqbalas sa’du ‘alainaa
Walhanaa min Kulli jaanib
Kebahagiaan di depan kita. Kesenangan datang dari setiap penjuru .
ﻓـَﻠﻨَﺎ ْﺍﻟﺒُـــْﺶﺭَﻯ ﺑـِﺴَــﻌْﺪ ٍ ﺟـَﺎﺀَﻧـَﺎ ﻣِﻦْ ﺧـَـْﻴﺮ ﻭَﺍﻫِﺐْ
Falanaal busyroo bisa’din
Jaa-anaa min khoiri waahib
Maka kita punya kabar gembira, sebab kebahagiaan yang datang Dari sebaik
baik pemberi .
ﻳـَﺎ ﺟَﻤَﺎﻻ ﻗـَــْﺪ ﺗﺠَـــﻠﻰَّ ﺑـِﺎﻟﻤَﺸـَـﺎﺭْﻕ ﻭَﺍﻟﻤَﻐـَـﺍﺭﺏْ
Ya jamaalan qod tajalla
Bil masyriq wal maghoorib
Duhai keindahan, yang tampak dari arah timur dan arah barat
ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺍﻫْــﻼ ًﻭَﺳَﻬْــﻼ ﺑـِﻚَ ﻳَﺎ ﺧـَـْﻴﺮَ ﺍﻟﺤَﺒَـﺎﺋﺐ
Marhaban Ahlan wa Sahlan
Bika Ya Khoirol habaa-ib
Selamat datang Ahlan wasahlan. Dengan- mu, Duhai sebaik baik para kekasih .
ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺍﻫْــﻼ ﺑـِﺸَﻤْــٍﺱ ﺧـَﻔِﻴَﺖْ ﻓِﻴْــﻬَﺎ ﺍﻟﻜـَﻮَﺍﮐﺐ
Marhaban Ahlan bisyamsin
Hafiyat fiihal kawaakib
Selamat datang matahari. bersembunyi di dalamnya bintang bintang .
ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺍﻫْــﻼ ﺑـِﺸَﻤْــٍﺱ ﻗـَﺪْ ﻣَﺤَﺖْ ﻛـُﻞَّ ﺍﻟﻐـَﻴَﺎﻫﺐ
marhaban Ahlan bisyamsin
Qod mahat kullal ghoyaahib
Selamat datang matahari, yang mengkikis semua kegelapan .
ﻳَﺎ ﺷَﺮﻳْﻒَ ﺍﻻﺻْﻞِ ﻟـُﺬ ﻧـَﺎ ﺑـِﻚَ ﻓِﻲْ ﻛـُﻞِّ ﺍﻟـﻨَّﻮَﺍﺉْﺏِ
Ya Syariifal ashli ludznaa
Bika fiy kullin nawaa-ib
Duhai manusia yang mulia asli, denganmu aku berlindung,dalam menghadapi
semua bencana .
ﺍَﻧـْﺖَ ﻣَﻠـْﺠَﺎ ﻛـُﻞِّ ﻋَﺎﺭﺽ ٍ ﺍﻧﺖَ ﻣَــــْﺄﻭَﻯ ﻛـُﻞِّ ﺗﺎﺋﺐ
Anta maljaa Kulli ‘aaridlin
Anta ma’waa Kulli taa-ib
Engkau tempat kembalinya para pendosa, Engkau tempatnya orang orang yang
.bertaubat
ﺟِﺌـْﺖَ ﻣِﻦْ ﺍﺻْﻞٍ ﺍﺻِﻴْﻞٍ ﺣَﻞَّ ﻓِﻲْ ﺍﻋْـﻠﻰَ ﺍﻟﺬ ﻭَﺍﺋِﺐْ
Ji’ta min ashlin ashiilin
Halla fiy a’laad-dzawaa-ib
Engkau datang dari asli bangsawan. Yang tinggal di tempat tertinggi .
ﻣِﻦْ ﻗـُﺼَـــﻲٍّ ﻭَﻟـُــــَﺅﻱٍّ ﺑَﺎﺫِﺥِ ﺍﻟﻤَـــْﺠﺪِ ﺍﺑْﻦ ِﻏَﺎﻟِﺐْ
Min Qushoyyin wa Luayyin
Baadzikhil majdi-bni Ghoolib
Dari Qusai Dan Luai, yang tinggi kedudukannya bin Gholib .
ﻭَﺍﻋْﺘـَﻠﻰ ﻣَﺠْﺪُﻙَ ﻓـَـْﺨﺮًﺍ ﻓِﻲْ ﺭَﻓِﻴْﻌَـﺎﺕِ ﺍﻟﻤَـﺮَﺍﺕِﺏْ
Wa’talaa majduka fakhron
Fiy rofii’aatil marootib
Sungguh tinggi kedudukanmu, kebanggaan kami tuk peroleh martabat tinggi .
ﻻﺑَﺮﺣﻨﺎ ﻓِﻲْ ﺳُــﺮُﻭْﺭ ٍ ﺑـِﻚَ ﻳَﺎﻋَــﺎﻝِﻱ ْﺍﻟﻤَﻨـَـﺎﻗِﺐْ
Laa barihnaa fiy suruurin
Bika yaa ‘aalil manaaqib
Kami selalu bergembira, sebab engkau wahai yang tinggi manaqibnya .
ﻓـَﻠﻜـَﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﻭُﺟـُــﻮْﺩﻙ ﻇَﻬَـﺮَﺕْ ﻓِﻴْﻨـَﺎﺍﻟﻌﺠﺎﺋِﺐْ
Falakum yaoma wujuudika
Dhoharot fiinaal ‘ajaa-ib
Telah banyak kami saksikan pada hari kelahiran-mu keajaiban keajaiban bagi
.kami
ﺑَﺸـَّـﺮَﺗﻨﺎ ﺑـِﺎﻟﻌَﻄـَـﺎﻳَﺎ ﻭَ ﺍﻻﻣَـﺎﻧِﻲْ ﻭَﺍﻟﺮَّﻏـَﺍﺋِﺐْ
bassyarotnaa bil ‘athooyaa
Wal amaaniy warroghoo ib
Memberi kabar gembira kepada kami,dengan datangnya pemberian, angan
angan,dan cita cita .
ﻗـَﺪْ ﺷَﺮﺑْﻨـَﺎ ﻣِﻦْ ﺻَـﻔـَﺎﻧـَﺍ ﺑـِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﺣْﻠﻰ ْﺍﻟﻤَﺸَﺎﺭﺏْ
Qod syaribnaa min shofaanaa
Bika min Ahlal masyaarib
Kami benar benar merasakan minuman segar/bersih, paling lezat, karena-mu .
ﻓـَـﻠِﺮَﺏّﺍﻟﺤَــْﻤﺪُ ﺣَﻤْـﺪًﺍ ﺟَﻞَّ ﺍﻥْ ﻳُّﺤْﺼِـﻲْﻩِ ﺣَﺎﺳِﺐْ
Falirobbil hamdu hamdan
Jalla an yuhshiihi haasib
Maka segala puji bagi Tuhan-ku, pujian tak bisa di hitung oleh siapapun .
ﻭَﻟـَﻪُ ﺍﻟﺸُّـﻜـْﺮُ ﻋَﻠﻰ ﻣَــﺎ ﻗـَﺪْ ﺣَﺒَﺎﻧـَﺎ ﻣِﻦْ ﻣَـﻮَﺍﻫِﺐْ
Wa lahus-syukru ‘ala maa
Qod habaanaa min mawaahib
Kepada-Nya kami bersyukur, atas pemberian-Nya kepada kami .
ﻳَﺎ ﻛـَﺮﻳْـﻤًﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺣِﻴْـــﻤﺎ ﺟُـﺪْ ﻭَﻋَﺠِّــﻞْ ﺑـِﺎﻟﻤَﻄﺎﻟﺐ
Ya Kariiman Ya Rohiiman
Jud wa’ajjil bil mathoolib
Wahai yang Maha Mulia. Maha penyayang Berilah kami, cepatkanlah kebutuhan
kebutuhan kami .
ﻣَﻦْ ﺗـَﻮَﺟَّـﻪْ ﻧـَﺤْﻮَ ﺑَﺎﺑـِﻚْ ﻣَﺎﺭَﺟَﻊْ ﻣِﻦْ ﺫﺍﻙَ ﺧَﺎﺋِﺐْ
Man tawajjah nahwa baabik
Maa Roja’ min dzaaka khoo-ib
Barang siapa menuju ke arah pintu-Mu, maka tak kan kembali dengan sia sia .
ﻭَﺍ ﻏــﻔِﺮﺍ ﻏﻔِﺮْ ﺫ ﻧـْﺐَ ﻋَﺒْﺪٍ ﻗـَﺪْ ﺍﺗﻰ ﻧـَﺤْـﻮَﻙَ ﺗـَﺎﺋِﺐْ
Waghfiri ghfir dzanba ‘abdin
Qod ataa nahwaka taa-ib
Ampuni dan ampunilah dosa hamba, yang datang kepada-Mu dengan niat
.bertaubat

Habib

Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf & Habib Taufiq bin Abdul Qodir
Assegaf


Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf,Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin
Syihab & Habib Abdurrahman bin Husein Assegaf Bahlega di Turbah Habib Ja'far
bin Syaikhon Assegaf (Masjid Jami' Al-Anwar,Kota Pasuruan)

Kata Habib Mundzir Tentang Tarif untuk Dai/ penceramah

Sedikit berbicara Tarif untuk Guru Ngaji Maupun Penceramah
Al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa
Tentang Tarif Untuk Guru Ngaji Maupun Penceramah ini, Al-Habib Mundzir bin
Fuad al-Musawa pernah membahas tentangnya, beliau mengatakan:
“Anda tidak perlu memikirkan infak untuk saya karena saya tidak menerima infak
untuk dakwah. Jika sekedar hadiah saja ya saya terima, tapi tak ada ketentuan
dan na’udzubillah dari memasang tarif!
Saya bahas sedikit mengenai bab amplop untuk guru ngaji, hal itu diperbolehkan
oleh Rasul Saw. sebagaimana riwayat Imam Bukhari, Rasul Saw. bersabda: “Yang
paling berhak diambil upahnya adalah dari para pengajar al-Quran.” (Shahih
Bukhari).
Maka boleh saja guru ngaji meminta bayaran, namun hal itu tidak dilakukan oleh
Rasul Saw. dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para ulama kita.
Dulu saya memasang tarif juga, karena saya butuh dana untuk pengembangan
dakwah Majelis Rasulullah Saw. yang sepenuhnya saya yang tanggung dengan
bantuan Allah Swt. tentunya. Dan di zaman Rasul Saw. pun Rasul Saw.
menghimbau para sahabat untuk berinfak.
Namun kemudian Guru Mulia kita, yaitu guru saya al-‘Allamah al-Musnid al-Habib
Umar bin Hafidz mengatakan bahwa: “Salah satu cara mencapai kesuksesan
dakwah adalah bagi da’i yang tidak mengambil upah atas dakwahnya.” Sejak itu
saya tidak lagi mengambil upah sama sekali.
Dan Alhamdulillah karena kita sudah punya inventaris berupa sound system,
proyektor, karpet plastik, kamera handycame, maka itu disewakan bagi orang yang
mau mengundang Majelis Rasulullah Saw. untuk hadir di wilayahnya, dengan biaya
sewa yang jauh lebih murah daripada jika ia menyewa pada umum. Dari situlah
sebagian dana operasional majelis Rasulullah Saw. Maka hal itu tidak
memberatkan bahkan membantu meringankan para pengundang Majelis Rasulullah
Saw. Dan untuk saya tidak ada dana upah untuk ceramah.
Maksudnya mengundang Majelis Rasulullah Saw. adalah mengundang saya beserta
jamaah Majelis Rasulullah Saw. yang tersebar di Jabodetabek. Insya Allah bisa
dipastikan tidak kurang dari 5.000 hadirin jamaah Majelis Rasulullah Saw. jika ada
yang mengundang di pelbagai wilayah Jabodetabek, bahkan bisa mencapai 15.000
hingga 20.000 massa yang hadir khususnya jika malam Sabtu atau malam
Minggu. Mereka datang tanpa perlu diberi konsumsi, mereka datang begitu saja
asal tahu ada acara saya di tempat tersebut yang diumumkan di majelis-majelis
kita.
Itu sangat memeriahkan, memuaskan dan meringankan sang pengundang, dan itu
sudah termasuk hadhroh Majelis Rasulullah Saw. Berbeda dengan mengundang
saya pribadi, tidak ada kewajiban infak dana apa-apa, asalkan jadwal saya kosong
dan waktunya sesuai dengan kekosongan waktu saya.”
Dan saat acara Majelis adz-Dzikra di TVRI, Ust. Arifin Ilham mengundang para da’i
kondang, yakni al-Habib Hasan bin Jakfar Assegaf, Ust. Yusuf Manshur dan Uje.
Salah satu penelfon mempertanyakan tentang muballigh yang memasang tarif.
Setelah semua ustadz menjawab, Habib Hasan menyelainya dengan berkata: “Maaf
ustadz, saya menambahi sedikit bahwa tatkala Rasulullah Saw. bersabda: “Jikalau
dunia diletakkan di tangan kananku dan matahari di tangan kiriku, niscaya ilmu
ulama tidak akan cukup terbalas dengannya. Karena satu huruf dari ilmunya ulama
dapat menyelamatkan manusia dari api neraka.”
Alhasil, jangan sekali-kali membandingkan ilmu ulama dengan nilai duniawi yang
sangat sedikit ini, walau kita berikan dunia seisinya kepada para ulama niscaya hal
tersebut belum mencukupi untuk membalas jasa para ulama.

Onta Yang mencintai Nabi Muhammad

Sholatullahi Maa Lahat Kawakib ♥♥♥
Diriwayatkan di dalam Shirah ibn Hisyam, bahwa ketika Rasul Shallallahu
‘Alaihi Wasallam berkurban untuk menyembelih unta, unta-unta itulah yang
berdesakan ingin disembelih oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Padahal kebiasaan hewan, sebagaimana hewan kalau mau disembelih pasti
akan mengamuk kalau melihat darah atau melihat temannya di sembelih, mesti
ditutup tidak boleh melihat.
Maka Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata: “BUKA, BIARKAN MEREKA
MELIHAT” “Wahai rasul mereka kalau melihat darah mengamuk” …”BIARKAN
MEREKA MELIHAT”. Maka para unta pun itu melihat,.
Ketika Rasul sudah mengeluarkan pisaunya dan menajamkannya. Apa yang
diperbuat oleh unta-unta itu..??
Unta-unta itu berdesakan untuk lebih dahulu disembelih oleh tangan Sayyidina
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Roboh satu unta, yang lain
menjulurkan kepalanya, satu- satu berdesakan ingin dahulu disembelih oleh
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dijelaskan oleh Al imam Muhaddits Al Imam Abdurrahman Addiba’I di dalam
Maulid Ad Diba’ :
“ Apakah kalian tidak lihat bahwa semua unta (sampai saat ini) yang mau
menuju ke Madinah pasti mempercepat langkahnya, lebih cepat dan terburu-
buru ingin sampai ke Madinah dan kalau mau masuk ke Madinah pasti
mengalirkan air matanya karena mereka ingin bergegas ingin cepat sampai ke
Madinah.”
demikian cintanya hewan hewan kepada Sayyidina Muhammad saw, demikian
indahnya Sayyidina Muhammad Saw.
Allahumma sholli wasallim wa baarik ‘alaih...
Qosidah ‘Sholatullahi Maa lahat Kawakib’
******************************************
ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎﻟَﺎﺣَﺖْ ﻛَﻮَﺍﻛِﺐْ ﻋَﻠﻰَ ﺍﺣْﻤَﺪْ ﺧَﻴْﺮِ ﻣَﻦْ ﺭَّﻛِﺐَ ﺍﻟﻨَّﺠَﺂﺋﺐ
Sholaatullahi maalaahat kawaakib
‘Alaa ahmada khoeri man rokiban-najaa-ib
Selagi bintang masih bercahaya, semoga rahmat Allah tercurah kepada nabi
Muhammad yang sebaik-baiknya pengendara unta.
ﺣَﺪَﻯ ﺣَﺎﺩِﻯ ﺍﻟﺴُّﺮَﻯ ﺑِﺎﺳْﻢِ ﺍﻟْﺤَﺒَﺂﺋﺐ ﻓَﻬَﺰَّ ﺍﻟﺴُّﻜْﺮُ ﺍَﻋْﻄَﺎﻑَ ﺍﻟﺮَّﻛَﺍﺋﺐ
Hadaa haadiis-suroo bismil-habaa-ib
Fahazzasy-syukru a’thoofar-rakaa-ib
Selama pengiring unta menyanyikan lagu menyebut nama kekasih terindu.
Unta mengangguk-angguk menari gembira tertawa irama lagu penunggangnya
ﺍَﻟَـﻢْ ﺗَﺮَﻫَﺎ ﻭَﻗَﺪْ ﻣَﺪَّﺕْ ﺧُﻄَﺎﻫَﺎ ﻭَﺳَﺎﻟَﺖْ ﻣِﻦْ ﻣَّﺪَﺍﻣﻌﻬﺎﺳَﺤَﺂﺋِﺐْ
Alam tarohaa wa qod maddat khushoohaa
Wa saalat min madaami’ihaa sahaa-ib
Tidakkah engkau lihat, semakin cepat langkah unta?
Bercucuran deras dari matanya air mata bagaikan awan tiba.
ﻭَﻣَﺎﻟَﺖْ ﻟِﻠْﺤِﻤَﻰ ﻃَﺮَﺑًﺎ ﻭَّﺣَﻨَّﺖْ ﺍِﻟﻰَ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﻟﻢ ﻭَﺍﻟْﻤَﻠَﺎﻋِﺐْ
Wamaalat lilhimaa thoroban wa hannat ila tilkal ma’aalimi wal malaa’ib
Semakin condong pula langkahnya karena gembira, dan rindu pada kandang
serta ladang penggembalaannya.
ﻓَﺪَﻉْ ﺟَﺬْﺏَ ﺍﻟﺰِّﻣَﺎﻡِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺴُﻘْﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﺋِﺪُ ﺷَﻮْﻗِﻬَﺎ ﻟِﻠْﺤَﻲِّ ﺟَﺎﺫِﺏْ
Fada’ jadzbaz-zimaami wa laa tasuq-haa
Faqoo-idu syauqihaa lil-hayyi jaadzib
Maka biarkan, jangan kau tarik tali kekang atau menggiringnya, karena
kerinduan pada sang nabilah yang menariknya.
ﻓَﻬُﻢْ ﻃَﺮَﺑًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻫَﺎﻣَﺖْ ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻓِﻰ ﻃَﺮِﻳْﻖِ ﺍﻟْﺤُﺐِّ ﻛَﺎﺫِﺏْ
Fahim thoroban kamaa hammat wa illaa
Fa innaka fii thoriiqil-hubbi kaadzib
Tunjukkan lah rasa cintamu sebagaimana cintanya unta dan jikalau tidak,
Maka jalan cintamu pada nabi adalah dusta.
ﺍَﻣَّﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌَﻘِﻴْﻖُ ﺑَﺪَﺍ ﻭَﻫَﺬِﻱ ﻗِﺒَﺎﺏُ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﻟَﺎﺣَﺖْ ﻭَﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺭِﺏْ
Amaa haadzal-’aqiiqu badaawa hadzii
Qibaabul-hayyi laa-ahat wal-madloorib
Perhatikan, kota Aqiq telah Nampak dan inilah Qubah Nabi,, gemerlapan
cahayanya menyilaukan
ﻭَﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻘُﺒَّﺔُ ﺍﻟـْﺨَﻀْﺮَﺍﺀَ ﻭَﻓِﻴْﻬَﺎ ﻧَـﺒـِﻲُّ ﻧُﻮْﺭُﻩُ ﻳَـﺠْﻠُﻮْ ﺍﻟْﻐَﻴَﺎﻫﺐ
Wa tilkal-qubbatul-khodlroo-u fiihaa
Nabiyyun nuuruhu yajlul-ghoyaahib
Itulah qubah hijau dan nabi bermakam di dalamnya.
Seorang nabi yang nur-nya menerangi kegelapan.
ﻭَﻗَﺪْ ﺻَﺢَّ ﺍﻟﺮِّﺿَﻰ ﻭَﺩَﻧَﺎ ﺍﻟﺘَّﻠَﺎﻗﯽ ﻭَﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺍﻟْﻬَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺟَﺎﻧِﺐْ
Wa qod shohhar-ridloo wa danat-talaaqii
Wa qod jaa-al-hanaa min kulli jaanib
Dan sungguh jelas keridhaan Allah, dan pertemuanpun telah dekat
Dan sungguh telah datang kegembiraan dari segala penjuru
ﻓَﻘُﻞْ ﻟِﻠﻨَّﻔْﺲِ ﺩُﻭْﻧَﻚِ ﻭَﺍﻟﺘﻤﻠﯽ ﻓَﻤَﺎ ﺩُﻭْﻥَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐِ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺣَﺎﺟِﺐْ
Faqul linnafsi duunaka wat-tamalliy
Famaaduunal-habiibil-yaoma haajib
Maka bisikkan ke dalam hati, tiada seorangpun kucondongkan rasa cinta.
Maka tiada satupun hari ini kepada kekasih, penghalangnya
ﺗَـﻤَﻠﻰَّ ﺑِﺎﻟﺤﺒﻴﺐ ﺑِﻜُﻞِّ ﻗَﺼْﺪٍ ﻓَﻘَﺪْﺣﺼﻞ ﺍﻟْﻬَﻨَﺎ ﻭَﺍﻟﻀِّﺪُّ ﻏَﺂﺋِﺐْ
Tamallaa bil habiibi bikulli qoshdin
Faqod hasholal-hanaa wadl-dliddu ghoo-ib
Condongkanlah rasa cita kepada kekasih di segala tujuan,
Maka sungguh memperoleh kesenangan dan lenyaplah kedukaan.
ﻧَـﺒـِﻲُّ ﺍﻟﻠﻪِ ﺧَﻴْﺮُ ﺧَﻠْﻖِ ﺟَـﻤﻴﻌﺎ ﻟَﻪُ ﺃَﻋْﻠﻰَ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺻﺐ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮَﺍﺗِﺐْ
Nabiyyullaahi khoirul-kholqi jamii’an
Lahu a’laal-manaashibi wal-marootibi
Nabi Allah yang sebaik-baik makhluk kesemuanya.
Baginya keluhuran pangkat dan martabat tertinggi.
ﻟَﻪُ ﺍﻟْـﺠَﺎﻩُ ﺍﻟﺮَّﻓِﻴْﻊُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﻟﯽ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺍﻟْﻤُﺆَﺑﺪ ﻭَﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻗِﺐْ
Lahul-jaahur-rofii’u lahul-ma’aaliy
Lahusy-syaroful-mu-abbadu wal-manaaqib
Baginya ketinggian kedudukan, baginya segala keluhuran.
Kemuliaannya diabadikan dan menjadi kenangan.
ﻓَﻠَﻮ ﺍَﻧَـﺎ ﺳَﻌَـﻴْــﻨﺎ ﻛُﻞَّ ﻳَــﻮْﻡٍ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟْﺎَﺣْﺪَﺍﻕِ ﻟَﺎﻓَﻮْﻕَ ﺍﻟﻨَّﺠَﺂﺋﺐ
Falao annaa sa’aynaa kulla yaomin
‘Alal-ahdaaqi laa faoqon-najaa-ib
Maka seandainya kami menuju tempat, berjalan setiap hari
diatas pandangan, bukan di punggung-punggung unta.
ﻭَﻟَﻮْ ﺍَﻧَﺎ ﻋَﻤِﻠْﻨَﺎ ﻛُﻞَّ ﺣِﻴْﻦٍ ﻟِﺄَﺣْﻤَﺪَ ﻣَﻮْﻟِﺪًﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻭَﺍﺟِﺐْ
Wa lao annaa ‘amilnaa kulla hiinin
Li ahmada maulidan qod kaana waajib
Dan seandainya kami beramal setiap saat Pada peringatan kelahiran Ahmad,
maka sungguh
hukumnya wajib.
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤﻬﻴﻤﻦ ﻛُﻞَّ ﻭَﻗْﺖٍ ﺻَﻠَﺎﺓ ﻣَّﺎ ﺑَﺪَﺍ ﻧُﻮْﺭُ ﺍﻟْﻜَﻮَﺍﮐﺐ
‘Alaihi minal-muhaimini kulla waqtin
Sholaatun maa badaa nuurul-kawaakib
Setiap waktu kumohonkan untuknya dari Allah.
Rahmat selama bintang-bintang masih bercahaya.
ﺗَﻌُﻢُّ ﺍْﻟَﺂﻝَ ﻭَﺍﻟْﺎَﺻﺤﺎﺏ ﻃُــــــﺮّﺍً ﺟﻤﻴﻌﻬﻢ ﻭَﻋِﺘْﺮَﺗﻪ ﺍﻟْﺎَﻃَﺎﻳﺐ
Ta’ummul- aala wal-ash-haaba thurron
Jamii’ahum wa ‘itrotahul-athooyib
Kepada keluarga dan para sahabat semuanya.
Serta semua keturunannya yang baik-baik lagi mulia.

Tausyiah Habib Mundzir (Kemuliaan Surat Al Ikhlash)



Kemuliaan Membaca Surat Al Ikhlas
Berikut adalah kutipan ceramah dari Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa pada
malam tersebut cukup berbeda dari hari biasa karena didatangi beberapa habib
besar seperti habib athos bin Syekh abu bakar bin Salim dari yaman (kakaknya
habib umar bn hafidz), habib hud al althos, syeh jibril hadad dari jordan dan habib2
lainya. Semoga Allah terus memberkahi majelis ini.. Amin..
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺪْﺭِﻱِّ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﺳَﻤِﻊَ ﺭَﺟُﻼً ﻳَﻘْﺮَﺃُ : "ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ " ﻭَﻳُﺮَﺩِّﺩُﻫَﺎ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺟَﺎﺀَ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﻟَﻪُ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﺄَﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳَﺘَﻘَﺎﻟُّﻬَﺎ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻧَﻔْﺴِﻲْ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﺘَﻌْﺪِﻝُ ﺛُﻠُﺚَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥِ
‏( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Dari Abi Sa'id Al Khudriy ra : "Sungguh Seseorang mendengar sahabatnya
membaca Qul Huwallahu Ahad (Surat Al Ikhlas), dan mengulang-ulangnya di
malam hari, maka ketika pagi harinya ia datang kepada Nabi saw dan
menceritakan itu, maka Rasulullah SAW bersabda : "Demi Diriku yang berada
dalam Genggaman Allah swt (sumpah) sungguh Surat Al Ikhlas menyamai
sepertiga Alqur'an." (Shahih Bukhari)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
ﺣَﻤْﺪًﺍ ﻟِﺮَﺏٍّ ﺧَﺼَّﻨَﺎ ﺑِﻤُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺃَﻧْﻘَﺬَﻧَﺎ ﻣِﻦْ ﻇُﻠْﻤَﺔِ ﺍﻟْﺠَﻬْﻞِ ﻭَﺍﻟﺪَّﻳَﺎﺟِﺮِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻫَﺪَﺍﻧﺎَ ﺑِﻌَﺒْﺪِﻩِ
ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﺎﺭِ ﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎﻧَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑِﺎْﻹِﺫْﻥِ ﻭَﻗَﺪْ ﻧﺎَﺩَﺍﻧَﺎ ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻳﺎَ ﻣَﻦْ ﺩَﻟَّﻨَﺎ ﻭَﺣَﺪَﺍﻧَﺎ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺳَﻠّﻢَّ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺟَﻤَﻌَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻤَﺠْﻤَﻊِ ﺍْﻟﻜَﺮِﻳْﻢِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُﻟﻠﻪ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺟَﻤَﻌَﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﻫَﺬِﻩِ
ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﺳَﺒَﺔِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻤَﺔِ
Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Suci melimpahkan keluhuran sepanjang
waktu dan zaman, melimpahkan kebahagiaan dan membagikan kepada hamba-
hamba-Nya yang taat dan yang tidak taat, anugerah kenikmatan bagi hamba-Nya
yang tidak taat merupakan bukti cinta dan kasih sayang Allah yang diperkenalkan
bagi hamba yang taat, betapa baiknya Sang Maha Pemberi yang tetap memberi
pada hamba-Nya yang tidak taat, sebagai isyarat ilahiyyah pada setiap siang dan
malam kita yang melihat kenikmatan berlimpah juga Allah berikan pada hamba
yang tidak taat, maka janganlah cemburu pada pemberian-Nya karena pemberian
itu fana namun ingatlah pada cinta dan kelembutan-Nya walaupun kepada yang
tidak taat pada-Nya.
Namun Sang Maha Raja alam semesta menawarkan pengampunan, kasih sayang
dan anugerah yang abadi, cahaya terindah sepanjang waktu dan zaman, yang
menerangi dan memperindah kehidupan di dunia dan di akhirah kelak, terbitnya
cahaya keindahan Ilahi untuk menuntun hamba kepada keindahan yang hakiki,
menuntun hamba pada keindahan dunia dan akhirah, terang benderang
sanubarinya dengan cahaya keindahan Allah, bergetar hatinya dengan cahaya
kewibawaan Allah dan hari-harinya penuh dengan keindahan dunia dan akhirah.
Ketahuilah cahaya ciptaan Allah itulah yang menjadi cahaya keindahan dunia dan
akhirah. Dan menjadi cahaya keindahan dunia dan akhirah bagi yang mengikutinya
pula, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
ﻗُﻞِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚِ ﺗُﺆْﺗِﻲ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚَ ﻣَﻦْ ﺗَﺸَﺎﺀُ ﻭَﺗَﻨْﺰِﻉُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚَ ﻣِﻤَّﻦْ ﺗَﺸَﺎﺀُ ﻭَﺗُﻌِﺰُّ ﻣَﻦْ ﺗَﺸَﺎﺀُ ﻭَﺗُﺬِﻝُّ ﻣَﻦْ
ﺗَﺸَﺎﺀُ ﺑِﻴَﺪِﻙَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮُ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ
‏( ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ 26: )
"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( QS. Ali Imran: 26 )
Allah Maha mampu menjadikan orang yang berbicara menjadi tidak bisa berbicara,
dan orang yang bisa berjalan Allah mampu menjadikannya tidak bisa beridiri
apalagi berjalan, dan Allah Maha mampu mencabut penglihatan orang yang bisa
melihat hingga ia tidak bisa lagi melihat. Allah juga Maha Mampu mencabut
keimanan seorang hamba sehingga tidak pernah melihat keluhuran sebagai
sesuatu yang luhur, dan Allah mampu pula mencabut musibah dari hamba yang
dikehendakinya, Allah Maha Mampu mencabut segenap dosa dari hamba-hamba-
Nya, Allah Maha Mampu mencabut kemurkaan pada hamba-Nya dan
menggantikan dengan cinta-Nya, dan kesemua itu kembali pada satu nama
" Ya Allah ".
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Yang hadir di majelis dan yang mendengarkan atau menyaksikan di streaming
website Majelis Rasulullah di barat dan timur, di malam hari yang luhur ini kita
diseru pula dalam keluhuran dan memang sesungguhnya setiap kehidupan kita
adalah seruan keluhuran Allah, siang dan malam adalah panggilan Allah untuk kita
mendekat kepada-Nya, setiap nafas kita adalah panggilan Allah agar kita
mendekat, dan semua apapun dari perbedaan bentuk, sifat, dan warna yang kita
lihat, kita dengar dan kita rasakan hakikatnya adalah panggilan kelembutan Allah
kepada kita untuk mendekat kepada pencipta ini semua, Yang mencipta kita dari
tiada kemudian mewafatkan kita dan membangkitkan kita untuk berjumpa dengan-
Nya, sebagaimana firman-Nya:
ﻭَﺳَﺎﺭِﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٍ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺟَﻨَّﺔٍ ﻋَﺮْﺿُﻬَﺎ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕُ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﺃُﻋِﺪَّﺕْ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
‏( ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ : 133 )
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa" ( QS. Ali Imran:133 )
Siapa yang menyampaikan hal ini? Yang menyampaikannya adalah yang kita
selalu berbuat salah dan dosa kepada-Nya, Dialah Yang berfirman :
" bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa".
Dijanjikan bagi hamba-Nya yang bertakwa, semoga tidak satu pun dari kita yang
disini kecuali dikumpulkan oleh Allah dalam golongan hamba yang bertakwa, wafat
dalam puncak ketakwaan dan berkumpul di dunia dan akhirah bersama Ahlu takwa,
amin allahumma amin.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗُﻮَﻓَّﻮْﻥَ ﺃُﺟُﻮﺭَﻛُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻓَﻤَﻦْ ﺯُﺣْﺰِﺡَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﺃُﺩْﺧِﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ
‏( ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ 185: )
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS. Ali Imran: 185)
Kalimat ini cukup untuk mengingatkan kita dan menyadarkan kita dari segala
kebutaan, kebingungan, kerisauan dalam segala permasalahan di dunia. Dan juga
ayat ini sudah cukup untuk membuat kita jauh dari kufur nikmat, maka ayat ini
menjadi obat bagi orang yang dilimpahi kenikmatan atau orang yang sedang dalam
kesusahan. Semua yang hidup pasti akan merasakan kematian, aku dan kalian
pasti merasakannya karena itu adalah janji Allah subhanahu wata'ala. Kelak Allah
akan memberikan balasan atas amal baik dan buruk, barangsiapa yang
disingkirkan dan dijauhkan oleh Allah dari api neraka dan dimasukkan ke surga
sungguh dia adalah orang yang beruntung, dan tiadalah kehidupan dunia kecuali
hanyalah permainan saja. Yang mulia di dunia belum tentu mulia di akhirah, yang
hina di dunia belum tentu hina di akhirah.
Kehidupan dunia hanyalah sementara sedangkan kehidupan akhirat abadi.
Hadirin hadirat, jika engkau dalam kesedihan, ingatlah bahwa kesedihanmu itu
tidaklah abadi. Dan jika engkau dalam kenikmatan sadarlah bahwa kenikmatanmu
itu tidaklah kekal. Yang Maha Kekal menanti tuntunan dan amal-amal yang kekal,
yang dibawa oleh sang pembawa tunutunan dari Sang Maha Kekal, yang diutus
oleh Yang Maha kekal untuk membawa kenikmatan yang kekal, sayyidina
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau diriwayatkan
di dalam Shahih Al Bukhari :
ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﺳِﻢٌ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻳُﻌْﻄِﻲْ
" Sungguh aku yang membagi-bagikan dan Allah Yang Maha Memberi "
Ingatlah bahwa pembagian kenikmatan telah Allah pasrahkan kuncinya kepada
sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bagi yang mendambakan
kenikmatan dunia dan akhirah, Allah telah menyampaikan kepada sang nabi seraya
berkata : ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﺳِﻢٌ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻳُﻌْﻄِﻲْ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ( Aku yang membagikan dan Allah Yang Maha
memberi). Dengan mengikuti tuntunan beliau shallallahu 'alaihi wasallam, dengan
mencintainya dan berbakti kepadanya, maka itulah kunci kebahagiaan dan
kenikmatan dunia dan akhirah, demikian janji sayyidina Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw berkata bahwa segala sesuatu yang dibanggakan di
dunia ini kesemunaya berasal dari hal yang hina. Pakaian termahal adalah sutera,
padahal sutera hanyalah berasal dari liur ulat yang menjijikkan, minuman yang
paling menyehatkan adalah susu, padahal itu hanyalah keluar dari hewan ternak,
serta minuman yang paling manis adalah madu padahal ia hanyalah buatan
serangga, dan perhiasan yang palin mahal adalah berlian padahal ia terbuat dari
batu bara dari gunung berapi beribu-ribu tahun. Sungguh sesuatu yang berharga di
muka bumi ini berasal dari kehinaan. Namun segala sesuatu yang tidak berharga di
dunia bisa menjadi berharga jika mengikuti tuntunan dari yang paling berharga
yaitu Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebagaimana debu adalah sesuatu yang tidak berharga namun debu itu bisa
menjadi saksi ketika kita melangkah menuju jalan Allah subhanahu wata'ala,
sehingga membuat kaki yang melintasinya tidak akan terbakar oleh api neraka.
Hadirin hadirat, debu itu diinjak dan ditendang namun ia bisa membuat kaki kita
aman dari api neraka karena mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam. Begitu juga makanan dan minuman, yang setelah dimakan dan
diminum ia akan terbuang, namun makanan dan minuman itu akan menjadi kekal
dan abadi jika mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits luhur ini, bahwa Allah subhanahu wata'ala
menyampaikan surat mulia kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan hal
ini selalu paling asyik diperbuat oleh orang-orang yang sangat cinta kepada Allah
sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa seorang sahabat Rasulullah setiap
malamnya membaca surah Al Ikhlas dan mengulang-ulangnya:
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ، ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ، ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ
‏( ﺍﻹﺧﻼﺹ 4-1: )
" Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." ( QS. Al Ikhlas: 1-4)
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ
‏( ﺍﻹﺧﻼﺹ : 1 )
" Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Tunggal" (QS. Al Ikhlas:1)
Allah Maha Tunggal, Maha Tunggal menciptakanku, Maha Tunggal meminjamiku
setiap nafas, Maha Tunggal mewafatkanku, Maha Tunggal mengetahui jumlah
nafasku, Maha Tunggal mengetahui setiap keadaan makhluknya, Maha Tunggal
menciptakan matahari, bulan, daratan dan lautan, Maha Tunggal dari semua
makhluknya, Maha Tunggal menguasai segala kewibawaan, Maha Tunggal
menguasai segala keluhuran, Maha Tunggal menguasai cahaya kebenaran, dan
Maha Tunggal melimpahkan cahaya kebahagiaan. Firman Allah subhanahu
wata'ala:
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ
‏( ﺍﻹﺧﻼﺹ : 2 )
Berbeda dalam pendapat para ahli tafsir, dijelaskan di dalam tafsir Al Imam At
Thabari, tafsir Al Imam Ibn Abbas dan tafir lainnya bahwa makna kalimat ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ
diantaranya adalah : Yang paling sempurna kelembutan-Nya melebihi segala
kelembutan, Yang paling sempurna kasih sayang-Nya melebihi segala kasih
sayang, Yang paling sempurna anugerah-Nya melebihi segala anugerah. Dan dalam
riwayat lainnya makna kalimat ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ adalah Yang berpijar dengan cahaya, dan
dalam riwayat lainnya maknanya adalah Yang tidak membutuhkan makan dan
minum. Dan firman Allah subhanahu wata'ala :
ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ
‏( ﺍﻹﺧﻼﺹ 4-3: )
"Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia" ( QS. Al Ikhlas:3-4)
Oleh sebab itu ketika sayyidina Bilal ketika disiksa ia mengelurkan rinduannya
kepada sang Maha Tunggal dengan kalimat ﺃَﺣَﺪٌ , ﺃَﺣَﺪٌ . Diriwayatkan dalam riwayat
yang tsiqah (kuat) bahwa sayyidina Bilal tidak merasakan sakit saat ia disiksa,
bahkan ia dalam kesejukan tanpa merasakan kepedihan atas siksaan yang
diperbuat oleh kuffar quraisy karena ia dalam kelezatan menyebut nama Allah
subhnahu wata'ala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan pula dalam Shahih Al Bukhari bahwa Al Imam Masjid Quba' setelah
membaca Al Fatihah selalu membaca surat Al Ikhlas kemudian dilanjutkan dengan
surat yang lainnya, maka ia diprotes oleh makmumnya karena hal ini, maka sang
imam berkata:
"jika engkau masih menginginkan aku untuk menjadi imam, maka aku akan terus
melakukan hal ini, jika tidak carilah imam yang lain", maka si makmum
mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata :
"wahai Rasulullah, tidak pernah engkau mengajarkan kepada kami untuk selalu
membaca surat Al Ikhlas setelah Al Fatihah, namun imam itu melakukannya".
Zaman sekarang hal seperti ini disebut sebagai bid'ah, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepada sang imam:
"Mengapa engkau melakukan hal itu wahai imam masjid Quba, padahal aku tidak
pernah mengajarkannya?", maka sang imam menjawab dengan singkat : ﺇِﻧِّﻲْ ﺃُﺣِﺒُّﻬَﺎ
(sungguh aku mencintai surat Al Ikhlas), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab :
"cintamu pada surat Al Ikhlas membutamu masuk kedalam surga Allah". Karena
mencintai kalimatt ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ , Dialah (Allah) Yang Maha Tunggal, maka jadikanlah
Dia tunggal di dalam jiwa kita di saat kita berdzikir kepada Allah, di saat kita
shalat, di saat kita berdoa dan bermunajat, hilangkan semua nama dari hati kita
kecuali nama ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ﻫُﻮَ . Jadikan nama itu menguasai jiwa dan sanubarimu
melebihi segalanya, maka akan engkau lihat Allah menundukkan seluruh
makhluknya kepadamu karena jiwamu telah tunduk kepada rahasia keluhuran ﻫُﻮَ
ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Janganlah sampai kita terjebak dengan kejadian-kejadian yang yang tidak kita
sukai, karena Allah subhanahu wata'ala telah memberi peringatan dengan firman-
Nya:
ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻟَﺎ
ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
‏(ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 216: )
"Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu,
dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)
Barangkali kita melihat suatu hal adalah baik untuk kita, padahal itu adalah bara
api, seperti anak kecil yang ingin mendekati bara api itu yang dikiranya mainan
belaka. Begitu pula anak kecil menjerit ketika melihat ibunya begitu jahat menusuk
dan menyakitinya, padahal itu adalah obat yang disuntikkan kepadanya sebagai
bentuk kasih sayang sang ibu. Oleh sebab itu di saat kita dalam kesusahan maka
berhati-hatilah karena mungkin dibalik semua itu ada hikmah Ilahi yang lebih luhur
jika kita syukuri kenikmatan yang ada walaupun sebagian kenikmatan hilang.
Sebagaimana Allah sangat tidak tega kepada hamba-Nya terutama mereka yang
mencintai sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Orang yang
mencintai dan rindu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia dalam
keamanan dan keselamatan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan oleh hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi 'Iyadh di dalam
kitabnya "As Syifa" bahwa ketika sayyidina Anas bin Malik RA menziarahi seorang
wanita yang telah wafat seorang putranya, dia adalah seorang wanita tua renta
yang buta, dia hijrah dari Makkah Al Mukarramah ke Madinah Al Munawwarah
bersama putranya, dan ia tidak mempunyai keluarga yang lain, karena keluarga
yang lain berada di Makkah. Untuk makan saja dia harus disuapi oleh anaknya,
dan segala kebutuhannya diurus oleh anaknya, kemudian anaknya wafat. Dan
ketika para sahabat menjenguknya, diantaranya sayyidina Anas bin Malik, maka
berkatalah wanita buta dan tua renta itu :
" Benarkah anakku telah wafat?", sayyidina Anas bin Malik berkata: "Betul, namun
engkau tenanglah karena anakmu sudah dimandikan dan dikafani, dan sebentar
lagi akan dishalati kemudian dimakamkan", maka wanita itu menangis mengangkat
tanganya dan berkata :
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺖَ ﺗَﻌْﻠَﻢُ ﺃَﻧِّﻲْ ﻫَﺎﺟَﺮْﺕُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﻓَﻼَ ﺗُﺤَﻤِّﻠْﻨِﻲْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻤُﺼِﻴْﺒَﺔَ
" Wahai Allah jika Engkau mengetahui bahwa aku hijrah kepada-Mu dan nabi-Mu,
maka janganlah Engkau bebankan musibah ini kepadaku".
Dan belum selesai wanita itu berdoa maka anaknya bangun dan tidak lama
kemudian anaknya kembali menyuapi ibunya. Demikian rahasia cinta kepada
sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikian indahnya ketakwaan dan indahnya Allah subhanahu wata'ala.
Diriwayatkan di dalam kitab 'Izhah Asraar Al Muqarrabin oleh As Sayyid Al Arif
billah Al Imam Muhammad bin Abdullah bin Syech Al Aidarus Ba'alawy, bahwa
ketika salah seorang rahib (ulama) di masa bani Israil telah menulis 860 kitab, dan
karangannya sudah tersebar dimana-mana, dan ia pun gembira dengan amal
baiknya, maka Allah wahyukan kepada nabi di zaman itu untuk menyampaikan
pada rahib itu bahwa Allah belum ridha dengan apa yang telah dia lakukan, maka
rahib itu terkejut ketika mendengar yang telah disampaikan oleh nabinya bahwa
Allah belum ridha dengan amalannya. Maka ia pun melempar buku karangannya itu
kemudian ia menyendiri saja di dalam goa untuk beribadah selama bertahun-tahun,
lalu Allah kembali menyampaikan wahyu kepada nabi di zaman itu untuk
menyampaikan kepada rahib bahwa Allah belum ridha dengan perbuatannya, maka
ketika disampaikan kepada rahib itu ia berkata :
"Lalu aku harus berbuat apa lagi, aku menulis ratusan kitab Allah belum meridhai,
aku menyendiri untuk beribadah kepada-Nya Allah belum meridhaiku".
Maka dalam keadaan risau dan bingung ia berjalan saja hingga sampailah ia di
pasar ia membantu orang tua yang keberatan membawa beban, ia menciumi
kepala anak yatim dan menyantuninya, maka Allah sampiakan wahyu kepada nabi
di masa itu : "Katakan kepada hamba-Ku bahwa Aku telah ridha kepadanya". Apa
yang menjadikan Allah ridha kepadanya? yaitu terjun ke masyarakat untuk
membantu yang lemah dan susah, membantu para fuqara' dan anak-anak yatim,
hal itu lah yang paling masyhur dari tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, bukti dari rahasia keridhaan Ilahi yang terluhur. Demikian budi
pekerti orang yang paling luhur dan paling diridhai Allah, sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, sekedar memberi kabar tadi
pagi saya berkunjung ke Singapura, yang mana guru mulia kita Al Musnid Al Arif
billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh dari Kuala Lumpur
menuju Singapura, dan saya hanya bertemu di airport saja kemudian saya kembali
ke Jakarta. Dalam perjumpaan itu kebetulan saya diberi kesempatan oleh para
jamaah di Singapura untuk berbicara 4 mata dengan guru mulia untuk
membicarakan tentang perkembangan Majelis Rasulullah. Saya samapaikan bahwa
Alhmadulillah jamaah semakin banyak dan semakin rindu berjumpa dengan beliau,
dan beliau mengatakan insyaallah dalam waktu dekat saya akan berkunjung,
insyaallah di bulan Muharram, mudah-mudahan acara kita sukses, amin.
Lalu beliau juga menanyakan bagaimana kabar yang lainnya, maka saya
sampaikan bahwa kita telah mengadakan pertemuan dengan kurang lebih 100
anggota milis di dunia maya untuk terus menyebarkan dan meneruskan dakwah di
dunia maya. Maka beliau kaget dan gembira dan beliau berkata bahwa itu adalah
hal yang sangat mulia dan luhur karena dunia maya penuh dengan kegelapan dan
sangat sedikit para dai yang mau terjun ke dalamnya, dan sampaikan salam saya
pada jamaah bahwa saya gembira dengan perkumpulan itu. Ada kejadian yang
diceritakan oleh putra beliau, sebelum beliau tiba di bandara putra beliau sempat
duduk dengan saya sebentar. Ketika beliau mengunjungi Denmark, wilayah yang
konon sangat benci kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan
menghina nabi Muhammad.
Dan cara beliau bukanlah dengan kekerasan, beliau datangi tempat itu untuk
dikenalkan siapa nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itu. Namun justru
tempat yang kita kenal sebgai tempat yang paling benci kepada nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam dan banyak menghina nabi itu, tetapi saat guru mulia
baru saja mendarat di bandara Denmark, disana sudah ada 300 orang muslimin
yang menyambut beliau dengan pembacaan maulid nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam. Maka beliau berkata kepada putrnya :
"Engkau lihat, di barat dan timur mengatakan bahwa tempat ini adalah wilayah
yang paling banyak menghina nabi, namun aku belum pernah datang ke satu
negara pun ketika turun di bandara disambut dengan bacaan maulid kecuali di
Denmark ini".
Beliau berkata kepada putranya bahwa Allah Maha mampu memberikan hidayah
kepada orang yang terjauh sekalipun jika Allah ingin memberikan hidayah. Oleh
sebab itu budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah hal yang
sangat berharga. Beliau juga pernah berkunjung ke Jerman dan menyampaikan
tausiah kepada suatu organisasi disana, dan didengar oleh salah seorang murid
pendeta, dan dia sampaikan kepada pendeta bahwa guru mulia berbicara tentang
kerukunan umat beragama, maka ditantanglah oleh ketua pendeta di kota itu untuk
datang ke gereja menjelaskan Islam, maka beliau mendatangi gereja itu dan mohon
izin untuk shalat sunnah di gereja itu, padahal sebagian besar pendapat seluruh
madzhab mengharamkan shalat di gereja, sebagian mengatakan makruh dan
sebgaian lagi mengatakan boleh jika gereja itu diharapakan akan berubah menjadi
masjid. Kemudian beliau menyampaikan tausiah di depan para non muslim, setelah
beliau selesai menyampaikan tausiah, kepala pendeta itu ditanya bagaimana
pendapatnya tentang Islam, maka ia menjawab :
"Aku membenci Islam, tetapi aku cinta orang ini", maka guru mulia berkata: "Jika
engkau cinta padaku, sebentar lagi engkau akan cinta kepada Islam". Lalu ketika
beliau ditanya mengapa shalat sunnah di gereja, beliau berkata: "Karena aku tau
tempat itu akan akan berubah menjadi masjid dalam waktu yang dekat".
Demikian agungnya tuntunan nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat, kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala semoga Allah
subhanahu wata'ala melimpahkan rahmat dan anugerah kepada kita, semoga Allah
melimpahkan ketenangan, kesejukan, kekhusyuan, kemakmuran dunia dan akhirah
untuk kita. Kita bermunajat dan mengingat setiap nafas kita yang telah lewat
dalam dosa, kemana kita akan mengadukannya kalau bukan kepada samudera
pengampunan Allah, kemana kita akan memohon penghapusannya kalau bukan dari
Sang Maha Pemaaf, kemana kita akan mengadukan nafas kita yang masih tersisa
di hari esok kalau bukan kepada Yang Maha melimpahkan segala keluhuran dan
Maha menjauhkan dari segala musibah…
ﻓَﻘُﻮْﻟُﻮْﺍ ﺟَﻤِﻴْﻌًﺎ
Ucapkanlah bersama-sama
ﻳَﺎ ﺍﻟﻠﻪ ...ﻳَﺎ ﺍﻟﻠﻪ ... ﻳﺎَ ﺍﻟﻠﻪ .. ﻳﺎَﺭَﺣْﻤَﻦ ﻳَﺎﺭَﺣِﻴْﻢ ... ﻻَﺇﻟﻪَ ﺇﻟَّﺎﺍﻟﻠﻪ ... ﻻَ ﺇﻟﻪَ ﺇﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍْﻟﻌَﻈِﻴْﻢُ ﺍﻟْﺤَﻠِﻴْﻢُ ... ﻝﺍَ
ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺭَﺏُّ ﺍْﻟﻌَﺮْﺵِ ﺍْﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ ... ﻝﺍَ ﺇِﻟﻪَ ﺇﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟﺴَّﻤﻮَﺍﺕِ ﻭَﺭَﺏُّ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﺭَﺏُّ ﺍْﻟﻌَﺮْﺵِ
ﺍْﻟﻜَﺮِﻳْﻢِ ... ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ،ﻛَﻠِﻤَﺔٌ ﺣَﻖٌّ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻧَﺤْﻴَﺎ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻧَﻤُﻮﺕُ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ
ﻧُﺒْﻌَﺚُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻦَ ﺍْﻷﻣِﻨِﻴْﻦَ
Selanjutnya kita mohonkan doa bacaan maulid oleh fadhilah As Sayyid Al Walid Al
Arif billah Al Habib Atthas bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan sebelum doa
kita meminta ijazah dari Al Habib Atthas, apa saja yang ingin beliau ijazahkan
kepada kita dari doa-doa atau dzikir, kita menginginkan sanad yang bersambung
dari guru-guru beliau sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau
mengijazahkan dari sanad yang beliau terima dari ayah beliau As Syahid Al Habib
Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan juga Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad
Assegaf, Al Habib Umar bin Ahmad bin Sumaith, Al Habib Masyhur Al Haddad. Al
Habib Ali bin Syihabuddin dan juga para guru beliau yang lainnya, sanad yang
bersambung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berupa takwa kepada
Allah, dan ijazah untuk berdzikir, serta belajar dan mengajarkan apa-apa yang kita
terima kita ajarkan kepada orang lain dan mengamalkannya hingga lebih mudah
kita memahami, lebih mudah kita mengajarkan dan lebih mudah kita mengamalkan
dengan ikatan batin kita dengan para guru kita sampai kepada nabi kita
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka katakan "Qabilna al ijaazah".

Allah Maha Pengampun

Alkisah, Pada zaman Nabi Musa , ada seorang
lelaki yang mana setiap kali dia bertaubat,
setiap kali itulah dia bermaksiat. Hal ini
berlangsung sehingga 20 tahun. Lantas Allah
mewahyukan kepada NaBi Musa as " Katakan
kepada hambaKu si pulan bahawa aku murka
padanya. "
Lalu sampailah risalah berkenaan kepada lelaki
itu. Bersedihlah dia dan pergi ke gurun sahara
sambil berkata :
"Tuhanku, telah habiskah rahmatMu atau
Engkau kedekut kepada hamba2Mu?
Adakah dosa yang besarnya melebihi
ampunanMu? Padahal kemurahan adalah
termasuk sifat2 Mu yang qadim.
Sedangkan kecelakaan adalah termasuk
sifat2ku yang lahir kemudian. Apakah sifatku
telah mengalahkan sifatMu?
Jika Engkau menutup tirai rahmatMu daripada
hamba2Mu , kepada siapa lagi mereka
berharap?
Jika Engkau usir mereka, kepada siapa lagi
mereka datang?
Tuhanku, jika telah habis rahmatMu, Pasti aku
mendapat seksa. Sampaikanlah kepada semua
hambaMu bahawa aku menebus mereka
dengan diriku"
Allah berfirman ' Wahai Musa, pergilah
kepadanya dan katakan , walaupun dosa2mu
sepenuh bumi, nescaya aku mengampuninya
setelah engkau mengenalKu, kesempurnaan
kekuasaan , ampunan dan rahmatku'
[Kitab Mukasyafah qulub = Imam Ghazali

MBAH KHOLIL BERGURU DI BATU NISAN


Di antara karomah Mbah Kholil Bangkalan,
antara lain dikisahkan bahwa pada saat Mbah
Kholil masih muda, dia mendengar keberadaan
seorang Kyai yg terkenal alim di daerah
Wilungan Pasuruan, bernama Kyai Abu Dzarin.
Selain terkenal dgn kealimannya, Kyai Abu
Dzarin jg tenar karomahnya sehingga banyak
santri yg ingin menimba ilmu kpdnya.
Ketika Mbah Kholil mendengar kealiman Kyai
yg mumpuni di daerah Pasuruan tersebut,
terbetiklah dlm hatinya keinginan utk berguru
kpdnya. Walau hrs berjalan kaki, dia tak
mengurungkan keinginannya menemui sang
Kyai utk maksud yg mulia itu. Segala persiapan
dan perbekalan pun disiapkan guna
menempuh perjalanan Madura - Pasuruan, dgn
harapan, dia dpt menuju ke Pesantren Kyai
Abu Dzarin utk menuntut ilmu langsung dari
Kyai yg dikaguminya tersebut.
Akan tetapi,alangkah sedihnya si Kholil muda.
Sebab, begitu menginjakkan kaki di Pesantren
Kyai Abu Dzarin, dia mendengar berita yg
menghentakkan dada, yakni bahwa Kyai Abu
Dzarin telah wafat beberapa hari seblm Kholil
muda sampai di Wilungan.
Hati Mbah Kholil dirundung duka, keinginannya
utk menuntut ilmu langsung kpd Kyai yg
mumpuni tersbt tdk dpt kesampaian lantaran
sang Kyai telah wafat. Maka, dgn perasaan
penuh penyesalan, Mbah Kholil menuju makam
Kyai Abu Dzarin.
"Kyai, aku ingin sekali menuntut ilmu kpd Kyai,
namun ternyata Kyai telah berpulang ke
rahmatullah," bisik Mbah Kholil dlm
keremangan suasana, di depan makam Kyai
Abu Dzarin. Butiran air mata menetes di
pipinya. Kesedihan menghujam.
Mbah Kholil lalu mengambil mushaf Al-Qur'an.
Membaca Al-Qur'an di depan makam sang
Kyai. Mbah Kholil melakukan itu secara terus
menerus hingga 41 hari.
Alkisah, pada hari ke-41, sekonyong-konyong
datanglah Kyai Abu Dzarin dlm mimpi Mbah
Kholil.
"Kholil, keinginanmu utk menuntut ilmusungguh
terpuji. Telah aku ajarkan kpdmu beberapa
ilmu. Maka, peliharalah," ujar Kyai Abu Dzarin
kpd Mbah Kholil dlm mimpi.
Dan ternyata, setelah Mbah Kholil bangun dari
tidur, dgn serta-merta Mbah Kholil telah hafal
di luar kepala Kitab Imrithi, Kitab Asymuni dan
Kitab Alfiyah. Wallaahu A'lam Bisshowwab.

Selasa, 27 Mei 2014

Kisah Lengkap ISRA' MI'RAJ


Kisah Lengkap Isro' Mi'roj Nabi
Muhammad Saw
Oleh Habib Mumu BSA
Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al
Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj
Khoiril Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits
As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany
RA.
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW
berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al
Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara
paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu
beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-
tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil
menghampiri beliau lalu membawa beliau ke
arah sumur zamzam, setibanya di sana
kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah
untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam
terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian
turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada
beliau yang mulya sampai di bawah perut
beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-
zam agar aku bersihkan hatinya dan aku
lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan
berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah
diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling
suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk
menambah kebersihan diatas kebersihan,
kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih
memantapkan dan menguatkan hati beliau,
karena akan melakukan suatu perjalanan maha
dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai
kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau
yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian
didatangkan satu nampan emas dipenuhi
hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke
dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu
dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan
kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup
kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah
binatang Buroq lengkap dengan pelana dan
kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih
besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia
letakkan telapak kakinya sejauh pandangan
matanya, panjang kedua telinganya, jika turun
dia mengangkat kedua kaki depannya,
diciptakan dengan dua sayap pada sisi
pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad
merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya
pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai
buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah
tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang
lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”,
mendengar ini buroq merasa malu sehingga
sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang,
naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan
sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki
buroq ini.
Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah
kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri,
menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang
sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail
memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah
SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan
Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan
mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi
pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata:
“Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau
sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana
Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril
berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama
lain dari Madinah) dan kesana anda akan
berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali
melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia
melangkahkan kakinya sejauh pandangan
matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah
dan turunlah anda serta sholatlah di tempat
ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq,
Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di
Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa
bernaung dibawahnya dan beristirahat saat
dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad
turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam,
tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan
Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu.
Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang
tampak kepada beliau istana-istana Syam,
beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril
memberitahukan kepada beliau dengan
berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm
(Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan
Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba
beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang
mengejar beliau dengan semburan api, setiap
Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian
Jibril berkata:“Tidakk
ah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat,
jika anda baca maka akan memadamkan
apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia
binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa
tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka
melanjutkan perjalanan sampai akhirnya
bertemu dengan suatu kaum yang menanam
benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar
dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen
kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya,
melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya:
“Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril
menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi
sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah,
kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700
kali.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau
mencium bau wangi semerbak, beliau
bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah
ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita
yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”,
jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan
Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya
tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia
mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”,
mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah
kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”,
Masyithoh menjawab: “Ya”.Kemudian dia
mengancam akan memberitahukan hal ini
kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada
Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah
kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh
menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah
Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh,
kemudian Firaun mengutus seseorang untuk
menarik kembali dia dan suaminya yang tetap
beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak
maka mereka berdua dan kedua anaknya akan
disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati
Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata:
“Jika kamu hendak membinasakan kami,
silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh
kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar disediakan
kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak
dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul
mendidih, dia memerintahkan agar mereka
semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu
mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan
anaknya yang masih menyusu berada dalam
dekapannya, kemudian anak itu berkata:
“Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh
engkau berada pada jalan yang benar”,
kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga
bertemu dengan sekelompok kaum yang
menghantamkan batu besar ke kepala mereka
sendiri sampai hancur, setiap kali hancur,
kepala yang remuk itu kembali lagi seperti
semula dan begitu seterusnya. Jibril
menjelaskan bahwa mereka adalah manusia
yang merasa berat untuk melaksanakan
kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok
kaum, di hadapan mereka ada daging yang
baik yang sudah masak, sementara di sisi lain
ada daging yang mentah lagi busuk, tapi
ternyata mereka lebih memilih untk menyantap
daging yang mentah lagi busuk, ketika
Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril
menjawab: “Mereka adalah manusia yang
sudah mempunyai isteri yang halal untuknya,
tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan
wanita yang jelek (hina), dan begitupula
mereka adalah para wanita yang mempunyai
suami yang halal baginya tapi justru dia
mengajak laki-laki lain untuk berzina
dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba
seseorang memanggil beliau dari arah
kanan:“Wahai Muhammad, aku meminta
kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi
Rasulullah tidak memperdulikannya.
Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah
panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab
panggilan itu maka umat beliau akan menjadi
Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan
serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain
adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak
menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau
seorang wanita dengan segala perhiasan di
tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata:
“Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi
Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril
berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia,
seandainya anda menjawab panggilannya
maka umatmu akan lebih memilih dunia
daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau
SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu
banyak keajaiban dan hikmah yang beliau
temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya
beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al
Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu
mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid,
yakni tempat dimana biasanya Para Nabi
mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid
bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua
rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba
masjid sudah penuh dengan sekelompok
manusia, ternyata mereka adalah para Nabi
yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian
dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas
mereka berdiri bershof-shof menunggu
siapakah yang akan mengimami mereka,
kemudian Jibril AS memegang tangan
Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk
maju, kemudian mereka semua sholat dua
rakaat dengan Rasulullah sebagai imam.
Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan
Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu
Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan
susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu
lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh
anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam,
jika anda memilih khamar niscaya umat anda
akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti
syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al
Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul
Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril
AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik
menembus berlapisnya langit ciptaan Allah
yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau
SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara
dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan
umat ini mendapat perintah sholat lima waktu.
Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang
luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT
memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk
memberikan dan menentukan perintah ibadah
yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini
sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab
ibadah lainnya diperintah hanya dengan
turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak
dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba
yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad
SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah
ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu
langit dunia (langit pertama), ternyata disana
berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat
ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan
tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat
meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin
70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-
masing malaikat ini membawahi 70 ribu
malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama
dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang
bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah
diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah
malaikat yang bermukim disana menyambut
dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan
menyertai anda wahai saudara dan pemimpin,
andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin
serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi
Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana
pertama kali Allah menciptakannya.
Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam
menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh
dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua
kelompok, jika melihat ke arah kanannya,
beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika
memandang kelompok di sebelah kirinya,
beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril
AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa
kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah
anak cucunya yang bakal menjadi penghuni
surga sedang yang di kirinya adalah calon
penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutkan
perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba
pandangan beliau tertuju pada kelompok
manusia yang dihidangkan daging panggang
dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih
memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya.
Ternyata mereka adalah manusia yang suka
berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka
dan mendatangi yang haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak
di hadapan beliau suatu kaum dengan perut
membesar seperti rumah yang penuh dengan
ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat
dari luar, sehingga mereka sendiri tidak
mampu membawa perutnya yang besar itu.
Mereka adalah manusia yang suka memakan
riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum,
daging mereka dipotong-potong
lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan
kepada mereka:
“makanlah daging ini sebagaimana kamu
memakan daging saudaramu di dunia, yakni
menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti
sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti
pertanyaan di langit pertama. Akhirnya
disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS
seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini
beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi
Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa
baju dan gaya rambutnya. Masing-masing
duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia
berpostur sedang, putih kemerah-merahan
warna kulitnya, rambutnya lepas terurai
seakan-akan baru keluar dari hammam, karena
kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya
dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats
Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab
salam beliau disertai sambutan: “Selamat
datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi
yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke
langit ketiga, setelah disambut baik oleh para
malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf
bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan
dibalas dengan salam yang sama seperti
salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah
diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat
lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya
manusia yang diciptakan Allah, dia telah
mengungguli ketampanan manusia lain ibarat
cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya
seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa
Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat
jawaban salam dan doa yang sama seperti
Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun
bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan
seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan
panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak
umatnya sedang khusyu’ mendengarkan
petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau
berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka
masing-masing, ada seorang nabi dengan umat
tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat
di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang
tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat
yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata
mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya.
Kemudian beliau diperintah agar mengangkat
kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau
tertegun dan kagum karena pandangan beliau
tertuju pada sekelompok umat yang sangat
banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi,
lalu ada suara:“Itulah umatmu, dan selain
mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk
surga tanpa hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau
berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi
dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-
merahan
kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan
dijawab oleh beliau disertai dengan doa.
Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia
mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya
manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah
saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau
menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut.
Beliau menjawab: “Aku menangis karena
seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku,
tapi umatnya lebih banyak masuk surga
daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit
ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim
AS sedang duduk di atas kursi dari emas di
sisi pintu surga sambil menyandarkan
punggungnya pada Baitul Makmur, di
sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab
dengan salam dan doa serta sambutan yang
baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah
umatmu untuk banyak menanam tanaman
surga, sungguh tanah surga sangat baik dan
sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah
tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab:
“(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil
‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan
salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada
mereka bahwa surga sungguh sangat indah
tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi
adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa
ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke
Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar
sehingga seorang penunggang kuda yang cepat
tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan
di bawahnya sekalipun memakan waktu 70
tahun. Dari bawahnya memancar sungai air
yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya,
sungai susu yang putih bersih serta sungai
madu yang jernih. Penuh dengan hiasan
permata zamrud dan sebagainya sehingga
tidak seorang pun mampu melukiskan
keindahannya.
Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya
berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga
khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau
memasuki surga dan melihat disana berbagai
macam kenikmatan yang belum pernah
dipandang mata, didengar telinga dan terlintas
dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka
yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang
tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak
kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat
surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya
beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau
diliputi oleh awan dengan beraneka warna,
pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan
Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril
tahu hanya beliaulah yang mampu untuk
melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah
SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh
Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun
diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak
seorangpun makhluk mampu mencapainya,
beliau melihatNya dengan mata beliau yang
mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di
hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”Labbaik
wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah
menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan
dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau
berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang
besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan
agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia
dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at
Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat
mengobati orang yang buta dan belang serta
menghidupkan orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah
menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari
sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah
bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan
kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari
semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit
ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah
Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu
dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak
akan mampu untuk melakukannya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar
diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5
sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali
kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh
umatmu tidak akan mampu melakukannya,
maka mintalah sekali lagi keringanan kepada
Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan
demikianlah terus aku kembali kepada Musa
dan kepada Allah sampai akhirnya Allah
berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah
kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu
sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10,
maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa,
namun tetap dia berkata:“Kembalilah kepada
Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah
berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku
malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka
beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq
kembali ke kota Makkah al Mukarromah,
sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat
yang agung ini kepada umatnya, maka
sebagian besar diantara mereka mendustakan
bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang
sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan
dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna
Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As
Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka
yang tadinya beriman, kembali murtad keluar
dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah
membenarkan dan percaya serta pasrah
terhadap semua yang dibawa dan diberitakan
Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak
mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam
Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi
yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash
Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang
dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu
‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj
Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan
ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan
Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya
Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad
bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru
dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al
Aydrus.
001. (Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah
yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu
Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam)
lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf.
Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di
malam hari; disebutkan untuk memberikan
pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu
dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya
diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk
mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari
Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni
Baitulmakdis; dinamakan Masjidil aksa
mengingat tempatnya yang jauh dari
Masjidilharam (yang telah Kami berkahi
sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan
dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu
sebagian daripada keajaiban-keajaiban
kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)
artinya yang mengetahui semua perkataan dan
pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan
nikmat-Nya kepadanya dengan
memperjalankannya di suatu malam; di dalam
perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul
dengan para nabi; naik ke langit; melihat
keajaiban-keajaiban alam malakut dan
bermunajat langsung dengan Allah swt.
Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw.
menceritakannya melalui sabdanya, "Aku diberi
buraq; adalah seekor hewan yang berbulu
putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi
lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang
kaki depannya dapat mencapai batas
pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan
ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis.
Kemudian aku tambatkan ia pada tempat
penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi.
Selanjutnya aku memasuki Masjidilaksa dan
melakukan salat dua rakaat di dalamnya.
Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa
datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya
membawa dua buah cawan; yang satu
berisikan khamar sedangkan yang lain
berisikan susu. Aku memilih cawan yang
berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata,
'Engkau telah memilih fitrah (yakni agama
Islam).' Nabi saw. melanjutkan kisahnya,
kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke
langit dunia (langit pertama), lalu malaikat Jibril
mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi
kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya,
'Siapakah yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia
telah diutus untuk menemui-Nya.' Kemudian
pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-
tiba di situ aku bertemu dengan Nabi Adam.
Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia
mendoakan kebaikan untukku. Kemudian
malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang
kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit
yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya,
'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah
orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menghadap kepada-Nya?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-
Nya.' Maka pintu langit yang kedua dibukakan
bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua
orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi
Isa.
Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan
keduanya mendoakan kebaikan buatku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke
langit yang ketiga, maka malaikat Jibril
mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu
ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan
lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang
bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya,
'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus
untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu
langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu
dengan Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah
dianugerahi separuh daripada semua keelokan.
Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia
mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian
malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang
keempat, maka malaikat Jibril mengetuk pintu
langit. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah
kamu?' Malaikat Jibril menjawab. 'Jibril.'
Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang
yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia
telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu
langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-
tiba aku bertemu dengan Nabi Idris, ia
menyambut kedatanganku dan mendoakan
kebaikan bagiku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku ke langit
yang kelima, lalu malaikat Jibril mengetuk pintu
langit yang kelima, maka ditanyakan
kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Jibril.' Dan ditanyakan lagi
kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu
itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.'
Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah
diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-
Nya.' Lalu dibukakanlah pintu langit yang
kelima bagi kami; tiba-tiba aku bertemu
dengan Nabi Harun, ia menyambut
kedatanganku dan mendoakan kebaikan
bagiku. Selanjutnya malaikat Jibril membawaku
naik ke langit yang keenam, lalu ia mengetuk
pintunva, ditanyakan kepadanya, 'Siapakah
kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.'
Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang
yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril
menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi
kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk
menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia
telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka
dibukakanlah pintu langit yang keenam buat
kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi
Musa, lalu Nabi Musa menyambut
kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan
bagiku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke
langit yang ketujuh, lalu ia mengetuk pintunya.
Ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan
lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang
bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab,
'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya,
'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?'
Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus
untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu
langit yang ketujuh bagi kami; tiba-tiba aku
bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia
bersandar pada Baitulmakmur.
Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya
dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, yang
selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke
Sidratul Muntaha, kedapatan daun-daunnya
bagaikan telinga-telinga
gajah dan buah-buahan bagaikan tempayan-
tempayan yang besar. Ketika semuanya
tertutup oleh nur Allah, semuanya menjadi
berubah. Maka kala itu tidak ada seorang
makhluk Allah pun yang dapat menggambarkan
keindahannya.
Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka
Allah mewahyukan kepadaku secara langsung,
dan Dia telah (mewajibkan) kepadaku lima
puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu
lalu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi
Musa (langit yang keenam). Maka Nabi Musa
bertanya kepadaku, 'Apakah yang diwajibkan
oleh Rabbmu atas umatmu?' Aku menjawab,
'Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.'
Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada
Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya
karena sesungguhnya umatmu niscava tidak
akan kuat melaksanakannya; aku telah
mencoba Bani Israel dan telah menguji
mereka.' Rasulullah saw. melanjutkan
kisahnya, maka aku kembali kepada Rabbku,
lalu aku memohon, 'Wahai Rabbku,
ringankanlah buat umatku.' Maka Allah
meringankan lima waktu kepadaku.
Lalu aku kembali menemui Nabi Musa. Dan
Nabi Musa bertanya, 'Apakah yang telah kamu
lakukan?' Aku menjawab, 'Allah telah
meringankan lima waktu kepadaku.' Maka Nabi
Musa bertanya, 'Sesungguhnya umatmu
niscaya tidak akan kuat melakukan hal
tersebut, maka kembalilah lagi kepada
Rabbmu dan mintalah keringanan buat umatmu
kepada-Nya.' Rasulullah melanjutkan kisahnya,
maka aku masih tetap mondar-mandir antara
Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan
kepadaku lima waktu demi lima waktu. Hingga
akhirnya Allah berfirman, 'Hai Muhammad,
salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam;
pada setiap salat (tafsir jalalain).

Piis ktb