Senin, 28 Oktober 2013

Al-Habib Abdullah Alaydrus AL Akbar bin AbuBakar Assakran(SHOHIBUR RATIB ALAYDRUS )

Via: Syafaah dan Barakah

Beliau adalah seorang Sayyid dan Syarif (julukan
khusus untuk keturunan Nabi Muhammad SAW)
Imam para Wali dan orang-orang sholeh (Al-
Qutub) beliau dijuluki
Abu Muhammad dan bergelar Alydrus
Alaydrus artinya ketua orang-orang Tasawuf.
Beliau dilahirkan di Kota Tarim pada tanggal 10
Zulhijjah tahun 811 H.
Shohibur Ratib ini belajar Al-Qur’an dari seorang
guru besar Syeh Muhammad bin Umar Ba’alawi,
dan belajar ilmu Fiqih dari guru-guru ahli Fiqih
Syeh Saad bin Ubaidillah bin Abi Ubay Abdullah
Bahrawah, Syeh Abdullah Bagasyin, Syeh
Abdullah bin Muhammad bin Umar dan lain-lain.
Beliau mempelajari dan memperdalam kitab
Tanbih dan Minhaj, beliau sangat senang
membaca kita tersebut.
Beliau mempelajari Tasawuf dan seorang guru Al
Imam Syeh Umar Muhdor dan membekali dirinya
sebagai seorang syufi (ahli Tasawuf), beliau sangat
gemar membaca kitab-kitab karangan Imam
Ghozali terutama kitab Ihya Ulumuddin sehingga
hampir hafal dan pindah ke batinnya.
Beliau banyak memuji sang pengarangnya, kami
diperingatkan beliau segala sesuatu mengenai
terjemahan kita Ihya Ulumuddin tersebut.
Shohibur Ratib mempunyai kata-kata hikmah yang
sangat tinggi mengenai Tauhid diantaranya beliau
mengucapkan “ SEANDAINYA SAYA DISURUH
UNTUK MENGARANG DENGAN HANYA HURUF
ALIF SERATUS JILID PASTI AKAN SAYA
LAKUKAN”.
Diantara karangan Beliau adalah Kitab Alkibritul
Ahmar dan syarahnya dalam bentuk syair untuk
Paman Beliau Al-Habib Syeh Umar Muhdor.
Antara lain kata-kata beliau “BAGI SAYA SAMA
SAJA PUJIAN DAN MAKIAN, LAPAR DAN
KENYANG, PAKAIAN MEWAH DAN PAKAIAN
RENDAH, LIMA RATUS DINAR ATAUPUN DUA
DINAR. SEJAK KECIL HATIKU TIDAK PERNAH
CONDONG SELAIN KEPADA ALLAH SWT DAN
BAGAIMANA HATIKU BISA TENANG APABILA
BADAN SAYA BERBALIK KE KANAN SAYA
MELIHAT SURGA DAN APABILA BERBALIK KE
KIRI SAYA MELIHAT NERAKA”.
Beliau sangat takut kepada ALLAH SWT , dan
sangat tawadhu (merendahkan diri). Beliau tidak
pernah merasa dirinya lebih baik, dari siapapun
makhluk ALLAH bahkan binatang sekalipun.
Beliau senantiasa bersujud ditanah karena
merendahkan dirinya di hadapan ALLAH SWT. Dan
beliau selalu membawa sendiri keperluannya dari
pasar dan tidak mengizinkan orang lain
membawanya dan senantiasa beliau duduk
ditempat yang rendah dan senantiasa berjalan kaki
ketempat-tempat yang jauh dan kerap kali
meminum air hujan. Demikianlah beliau
memerangi hawa nafsu keduniaan sejah usia 6
(enam) tahun. Al-Habib Abdullah Alaydrus Akbar
berpuasa selama dua tahun dengan buka puasa
tidak melebihi dari dua butir korma kecuali
dimalam-malam tertentu dimana ibunya datang
membawa sedikit makanan untuk Beliau
memakannya semata-mata untuk menyenangkan
hati ibunya.
Gurunya Habib Syeh Umar Muhdor berkata “ Aku
mengawinkan putriku Aisyah dengan keponakanku
HabibAbdullah Alaydrus Akbar disebabkan Aku
mendapatkan isyarat dari sesepuhku
(pendahuluku)”
Al-Habib Muhammad bin Hasan Almu’alim
Ba’alawi berkata “ AL-HABIN ABDULLAH
ALAYDRUS AKBAR MENDAPATKAN SESUATU
(MAQOM/ WILAYAH) YANG TIDAK DIDAPATI
OLEH ORANG LAIN. BAIK SEBELUM MAUPUN
SESUDAHNYA”.
Al-Habib Abdullah Alaydrus Akbar telah mendapat
pujian dari orang besar, para wali dan para guru,
antara lain : kakeknya sendiri Al Imam
Abdurrahman bin Muhammad Assegaf, ayahnya
Al-Habib Abubakar Assakran, Syeh Saad bin Ali Al
Majhaj, dan juga Syeh Abdullah bin Tohir Al
Douanidan, pemuka sufi wanita Al Zubaidiah, Syeh
Ahmad bin Muhammad Al-Jabaruti, Syeh Umar bin
Said Bajabir. Syeh Husain Al Ghorib, Syeh
Ma’aruf bin Muhammad Ba’Abbad, Syeh
Muhammad Baharmuz, Syeh Abdurrahman Al
Khotib pengarang kitab Al Jauhar, tidak
menyebutkan seorangpun (dalam kitabnya) dari
yang hidup selain Beliau Al-Habib Imam Abdullah
Alaydrus Akbar (Shohibur Ratib).
Beberapa pengarang kitab yang bermutu memuji
dan meriwayatkan Beliau diantaranya Al Yafii
dalam Kitab Uqbal Barahim Al Musyaraqah,
muridnya Al Imam Al Habib Unmar Bin
Abdurrahman Ba Alawi dalam kitabnya Al Hamrah
dan Syech Abdillah Bin Abdurrahman Bawazier,
daalm kitab Al Tuhfa, mereka mengytraknab
Mankib (Riwayat Singkat), kewalian dan kramat-
kramat yang sebagaian terjadi sebelum dan
sesudah Beliau dilahirkan.
Sebagaian para wali mimpi berteme Nabi
Muhammad SAW, yang memuji Al Habib Al-Imama
Abdullah Alaydrus AQkbar dengan sabdanya “INI
ANAKKU, INI AHLI WARISKU, INI DARAHKU
DAGINGKU, ORANG-ORANG BESAR AKN
MEMPELAJARI ILMU THAREQAT DARINYA”.
Diantara yang mengambil dan belajar thareqat dari
Habib Abdullah Alydrus Akabar antara lian
saudaranya vsendiri Habib Ali Bin Abi Bakr
Syakran, Habib Umar Ba’alawi, (pengarang kitab
Alhamrah) dan pengarang kitab Faturrohim Al
Rahman, Syech Abdullah Bin Abdul Rahaman
Bawazier Al Alamah, Syech Abdullah Bin Ahmad
Baksir Al Makki, dan ringkasnya kebaikan dan
akhlak Beliau tidak terlukiskan, sedangkan ilmu
dan karomahnya laksana lautan.
Al Habib Imam Abdullah Alaydrus Bin Abi Bakar
Alaydrus (Shohibur Raatib) wafat pada hari Ahad
sebelum waktu Zhuhur tanggal 12 Romahdon 865
H. dalam perjalanan dakwahnya dikota Syichir
tepatnya didaerag Abul. Dimakamkan dikota Tarim
dan dinagun Kubah diatas pusaranya, Beliau wafat
dalam usia 54 tahun.
Belai meninggalkan delapn anak, empat putera
dan empat puteri. Putranya : Abubakar Al Adni,
Alwi, Syech, Husain.
Putrinya : Roqgayah, Khodijah, Umul Kultsum,
Bahiya.
Ibu Beliau adalh yang bernama Mariam dari
seorang yang Zuhud / Shaleh bernmama Syech
Ahmad Bin Muhammad Barusyaid.
Al Habib Muhammad Bin Hasan Al Mualim
bberkata “ SAYA MENDENGAR BISIKAN YANG
MENGATAKAN “ BILA KAMU INGIN MELIHAT
SEORANG AHLI SORGA, MAKA LIHATLAH
MUHAMMAD BARUSSYAID”!! (DIRIWAYATKAN
OLEH AL IMAM Al – HABIB MUHAMMAD BIN ALI
MAULA AIDIED)”.
Sewaktu Al Habib Imam Abdurrahman Bin
Muhammad Assegaf wafat usia Al Habib Abdullah
Alaydrus Akbar 8,5 tahun. Dan pada waktu
Ayahnya Belai wafat (Abu Bakar Syakran) dan
umur Beliau berusia 11 tahun setelah Ayahnya
wafat Beliau tinggal dan dididik oleh Pamannya
Syech Al Habib Umar Muhdar yang kemudian
menikahkannya dengan puterinya Aisyah, pada
saat Al Habib Umar Muhdar Bin Abdulrahman
Assegaf wafat Al Habib Abdullah Alaydrus Akbar
kurang lebih berumur 23 tahun.
Dan ucapan Shohibur Raatib kepada murid-
muridnya :
BARANG SIAPA YANG MASUK DALM
PENDENGARAN YANG SIA-SIA, MKA IA TELAH
BERADA DALM KERUGIAN YANG BESAR.
NASEHAT-NASEHAT BELIAU YANG TERTUANG
DALAM KITAB ALKIBRATUL AHMAR:
Peraslah jasadmu dengan mujahadah (memerangi
hawa nafsu dunia) sehingga keluar minyak
kemurnian.
Barangsiapa yang menginginkan keridhoan ALLAH
hendaklah mendekatkan diri kepada ALLAH SWT,
karena keajaiban dan kelembutan dari ALLAH SWT
pada saat di akhir malam.
Siapapun dengan kesungguhan hati mendekatkan
diri pada ALLAH maka terbukalah khazanah
ALLAH
Diantara waktu yang bernilai tinggi merupakan
pembuka perbendaharaan Ilahi diantara Zuhur dan
Ashar, Maghrib dan Isya dan tengah malam
terkakhir sampai ba’da Sholat Shubuh.
Sumber segala kebaikan dan pangkal segala
kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui
ingat mati, kubur dan bangkai
Keridhoan ALLAH dan RosulNya terletak pada
muthalaah (mempelajari dan memperdalam) Al-
Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab agama Islam.
Meninggalkan dan menjauhi ghibah
(menggunjingkan orang) adalah raja atas dirinnya,
menjauhi namimah (mengadu domba) adalah ratu
dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah
wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis
zikir adalah keterbukaan hatinya
Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara
(tidak bicara yang jelek) didalam bertafakur
tentang Ilahi dan ciptaaNya terkandung banyak
rahasia
Jangang kau abaikan sedekah setiap hari
sekalipun sekecil atom, perbanyaklah membaca
Al-Qur’an setiap siang dan malam hari.
Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah
mendapatkan taufik dalam hidupnya banyak ilmu
dan amal serta baik perangai tingkah lakunya.
Orang yang berakal ialah orang yang diam (tidak
bicara sembarangan)
Orang yang takut kepada ALLAH ialah orang yang
banyak sedih (merasa banyak bersalah)
Orang yang roja’ (mengharap ridho ALLAH) ialah
orang yang melakukan ibadah
Orang mulia ialah orang yang bersungguh-sungguh
dalam kebaikan dalam ridha ALLAH SWT yang
didambakan dalam hidupnya
Orang yang bertaubat ialah yang banyak menyesali
perbuatannya, menjauhi pendengarannya yang
tidak bermanfaat dan mendekatkan diri kepada
ALLAH terutama di masa sekarang.
NARA SUMBER
KITAB AINIYAH
Al-Habib Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad
SYARAH KITAB AINIYAH
Al-Habib Imam Ahmad Zein Al-Habsyi
DIKUTIP KEMBALI OLEH
Habib Mustafa Abdullah Alaydrus
Posted by MAJELIS DZIKIR ASMAUL HUSNA
RHOTIB SYAMSI SYUMUS KUDUS
Posting ulang oleh : Yuliansyah Riffa'i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar