Sabtu, 05 Oktober 2013

Dzikir, Imam Al Ghozali

Bissmillahirrahmanirrahiim
---------------------------
Imam Al Ghozali berkata :
Pertama-tama saya berupaya menempuh jalan
tasawuf dengan banyak wirid, dzikir, puasa, dan
sholat. Kemudian ketika Tuhan melihat ketulusan
niat-niat saya, Dia memerintahkan agar
mengunjungi salah seorang wali Nya, beliau
berkata kepada saya ( Al Ghozali ), ” Jauhkan
dirimu / hatimu , dari segala keterikatan, kecuali
keterikatan kepada Allah. Dan menyendirilah
seraya mengucapkan dengan kekuatan
konsentrasimu, Allah…..Allah…..Allah…..”
Imam Al Ghozali juga mengatakan : Apabila
pikiran anda keruh dengan yang selain Allah
berarti Anda perlu menafikannya dengan Laa
ilaaha illallah. Namun sekali Anda telah terhindar
dari segala hal dalam perenungan kepada Dia
(Allah), Anda akan tentram di dalam ketentraman.
Kemudian Imam Al Ghozali berkata : “Apabila
anda berhenti mengingat yang tak pernah ada dan
sibuk mengingat Dia yang senantiasa Ada. Kau
mengucap Allah dan bebas dari segala hal yang
lain”.
Imam Al Ghozali juga mengatakan, ” Buka pintu
hatimu dengan kunci kalimat Laa ilaaha illallah dan
buka pintu rohmu dengan ucapan Allah dan
pikatlah burung rahasiamu dengan ucapan
Huwallah……..”
Seseorang yang sudah tegak taqwanya dan
menegakkan taqwa orang lain yang sangat khas
terhadap dirinya ialah dia tidak mempunyai
rencana apapun dan terus menerus tertumpu pada
ilham yang membisikkan kepada rohnya apa yang
harus dilakukan. Jadi walaupun dia seorang yang
ternama, yang suka menyisih dan menyendiri,
serta tak tertarik bergaul dengan mereka yang
bukan fakir maupun dengan yang fakir. Tetapi
kalau mereka datang dengan keperluan-keperluan
tertentu mereka dilayani dengan hanya ketentuan
melalui bisikan rohnya (ilham lewat roh). Dan
ketentuan-ketentuan inilah bukan kecenderungan
maunya, karena di dalam pengertian lain seorang
fakir dan yang bukan fakir, dapat menjadi
pembimbing bagi dirinya sendiri maupun dengan
yang lainnya. Setelah satu tahapan tertentu dia
dalam pencapaiannya, dia akan membimbing yang
lain atas bimbingan dari Pembimbingnya.
Bilamana berbicara kelihatannya dia pelupa,
seakan-akan tertumpu bantuan dari luar pada saat
yang sama dia menguasai hati orang itu dan
membawanya ketujuan dari apa yang dibicarakan.
Dia bicara kepada orang menurut daya tangkap
dan kecenderungan tertentu itu, kelihatannya
seolah-olah orang yang diajak bicara adalah orang
yang satu-satunya paling dia perhatikan.
Pembicaraannya itu ditujukan kepada semua orang
yang datang untuk mendengar yang diucapkannya.
Karena jika sedang melayani mereka, dengan
hanya melalui bisikan ilham lewat rohnya semata.
Kepercayaan pada ilham merupakan salah satu
ciri hakiki kaum Sufi pada puncak kematangannya.
Kepercayaan ini tak kurang dari sebuah tingkatan
rohani utama yang merupakan tujuan utama para
Sufi.

2 komentar:

  1. tulisannya malah jadi lebih kurang bisa terbaca dengan nyaman ketimbang bag labelnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon editkan mba..
      Kmren itu saya asal asalan ..ngeditnya pake hp..jadi mngkin kurang jelas..
      Saya blum buka pakai lepy/komputer jdi blum tahu tampilanya sprti apa..
      Editkan yg kiranya baik dan mudah di baca.
      Setelah jadi tdak akan saya edit edit lagi .
      InsyaAllah..

      Hapus