Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur’an dan
Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah
pada Al Qur’an dan Sunah. Katakan pada dirimu :
Sesungguhnya Allah swt menjamin keselamatan
saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari
kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun
Musyahadah sebelum mencari kebenarannya
dalam Al Qur’an dan Sunah terlebih dahulu.
• Kembalilah dari menentang Allah swt, maka
engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai
dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi
Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka
engkau menuju kesejatian.
• Jika engkau menginginkan bagian dari anugerah
para wali, berpalinglah dari manusia kecuali dia
menunjukkanmu kepada Allah swt dengan cara
yang benar dan tidak bertentangan dengan Al
Qur’an dan Sunah.
• Seandainya kalian mengajukan permohonan
kepada Allah swt, sampaikan lewat Imam Abu
Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya
Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu;
sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan
cahaya kepada kalian.
• Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap
sangat membutuhkan kepada Allah swt melalui
kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain
Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia
batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh
nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan
rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu
untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti
perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa
tergolong orang-orang saleh.
• Manakala zikir terasa berat di lisanmu,
sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah
bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu
atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan
bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya
menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas
beragama.
• Orang yang berakal adalah orang yang dapat
memahami apa yang diinginkan Allah swt darinya.
Dan yang diinginkan Allah swt dari hambanya-Nya
dalam memperoleh nikmat, bencana,
melaksanakan ketaatan atau terjerumus dalam
kemaksiatan ada empat hal :
1. Jika engkau memperoleh nikmat, maka Allah
swt mengharuskanmu untuk bersyukur.
2. Jika kau ditimpa bencana, Allah swt
memerintahmu ( mensyariatkan ) untuk bersabar.
3. Jika Allah swt memberimu taufik untuk taat,
Allah swt memerintahkanmu ( mensyariatkanmu )
untuk syuhudul minnah dan meyakini bahwa Allah
swt lah yang memberikan taufik.
4. Dan jika kau bermaksiat, maka Allah swt
mensyariatkanmu untuk bertobat dan berinabah
kepada-Nya.
Barangsiapa memahami tujuan empat hal
perlakuan Allah swt ini, maka ia
Dekat dengan hal-hal yang dicintai Allah swt dan
dia adalah hamba sejati,
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺘﻠﻲ ﻓﺼﺒﺮ ﻭﺍﻋﻄﻲ ﻓﺸﻜﺮ ﻭﻇﻠﻢ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮ ﻭﻇﻠﻢ ﻓﻐﻔﺮ
Barangsiapa diuji dengan bencana kemudian
bersabar, diberi nikmat ke-
mudian bersyukur, berbuat zalim kemudian
meminta maaf dan dizalimi
kemudian memaafkan……
Rasulullah saw diam, Para Sahabat bertanya,
"Apa yang ia peroleh, wahai
Rasulullah saw?"
Rasulullah saw bersabda :
ﺍﻭﻟﺌﻚ ﻟﻬﻢ ﺍﻷﻣﻦ ﻭﻫﻢ ﻣﻬﺘﺪﻭﻥ
"Mereka itulah orang-orang yang memperoleh
keselamatan dan merekalah
orang-orang yang mendapat petunjuk."( QS.Al-
An'am,6 :82 )
WASIAT INDAH IMAM ASY SYAZALI
Al-Qutub ar-Rabbani al-'Arif al-Wali al-Imam al-
Muhaqqiq Sayyid Abul Hasan Ali asy-Syazuli al-
Hasani (593H-656H) radhiyallahu 'anhu, pengasas
Tariqat Syazuliyyah berkata:
1) Tasawuf itu ialah melatih jiwa di atas dasar
perhambaan serta mengembalikannya (supaya
tunduk) kepada hukum-hakam Ketuhanan.
2) Jika anda melihat seseorang meninggi diri
dengan ilmunya, maka jangan merasa aman
dengan kejahilannya.
3) Jika anda melihat seseorang mendakwa selain
daripada apa yang diucapkan oleh Nabi sallallahu
'alaihi wa alihi wasallam, maka orang itu ialah
pembuat bida'ah.
4) Jika seorang sufi itu tidak melazimi sembahyang
lima waktu secara berjemaah, maka jangan
pedulikan dia.
5) Ada satu perkara yang boleh menghapuskan
amalan. Kebanyakan orang tidak menyedari
perkara ini. Perkara itu ialah marah terhadap
ketentuan Allah Ta'ala. Allah 'Azza wa Jalla
berfirman, mafhumnya:
Itu adalah disebabkan mereka benci terhadap apa
yang telah diturunkan oleh Allah, lantas Dia
menghapuskan amalan mereka. [Surah
Muhammad: 9]
6) Ilmu itu tidak bermanfaat jika disertai empat
perkara (iaitu):
- Cintakan dunia,
- Lupakan akhirat,
- Takutkan kefakiran,
- Takutkan manusia.
7) Jangan berterusan melakukan maksiat kerana
orang yang melanggar batas-batas (yang telah
ditetapkan oleh) Allah Ta'ala ialah orang yang
zalim. Orang yang zalim tidak berhak menjadi
pemimpin.
8) Siapa yang meninggalkan maksiat, bersabar
dengan ujian Allah Ta'ala serta yakin dengan janji-
janji Allah, maka dia adalah pemimpin yang
sebenar walaupun pengikutnya sedikit.
9) Jangan anda bersahabat kecuali dengan orang
yang memiliki empat sifat (iaitu):
- Pemurah ketika miskin,
- Memaafkan kezaliman orang lain (terhadap
dirinya),
- Bersabar di atas bencana,
- Redha terhadap ketentuan Allah Ta'ala (baik atau
buruk).
10) Jika anda ingin memperolehi khusyuk (dalam
ibadah), maka tinggalkan pandangan yang
berlebihan. Jika anda ingin mendapat hikmah,
maka tinggalkan ucapan secara berlebih-lebihan.
11) Jika anda ingin mengecapi kemanisan ibadah,
maka tinggalkan makan secara berlebih-lebihan.
Anda mestilah berpuasa, berqiyamullail dan
bertahajud. Jika anda ingin dipandang hebat,
maka tinggalkan gurauan dan ketawa (secara
berlebihan) kerana kedua-duanya menjatuhkan
kehebatan anda (pada pandangan manusia). Jika
anda ingin disayangi (oleh orang ramai), maka
tinggalkan keinginan (yang melampau) terhadap
dunia.
12) Jika anda ingin memperbaiki keburukan diri
sendiri, jangan mencari-cari keburukan orang lain
kerana perbuatan ini adalah sebahagian daripada
cabang nifaq sebagaimana berbaik sangka
(terhadap orang lain itu) adalah sebahagian
daripada cabang iman.
Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Qobiltu
BalasHapusQobiltu
BalasHapus