Selasa, 26 November 2013

Kisah Suami Yang Sabar Terhadap Akhlak BurukIstrinya

SABAR DALAM MENGHADAPI PERILAKU ISTRI
Menurut Imam Muhammad Baqir ra suami harus
memiliki sikap yg sabar dalam menghadapi
perilaku istri yg tidak berkenan didalam hati.
Jangan keburukan dilawan dengan keburukan
sebab hal itu akan meretakkan rumah tangga.
Imam Muhammad Baqir ra berkata, “siapa yg
bersabar atas istrinya walaupun dengan satu
kalimat, maka ia akan dibebaskan dari api neraka
dan dimasukkan ke dalam surga”
Putranya, Imam Ja’far Shadiq ra mengatakan,
“Ayahku memiliki seorang istri yg selalu menyakiti
hatinya tapi dibalas oleh Imam Muhammad Baqir
ra dengan pemberian maaf” (Teladan Abadi
Muhammad Baqir, 2008)





Ada seorang sholeh, ia mempunyai saudara
(kawan) yang sholeh pula. Setiap tahun ia
berkunjung kepadanya. Suatu hari ia
mengunjunginya lagi, sampai ke rumah yang dituju
pintunya masih tertutup. Ia ketuk pintu rumah itu.
Dari dalam terdengar suara wanita: “SIAPA ITU?”
Orang yang salih menjawab: “AKU, SAUDARA
SUAMIMU. AKU DATANG UNTUK
MENGUNJUNGINYA, HANYA KARENA ALLAH
SEMATA. ”
“DIA SEDANG KELUAR MENCARI KAYU BAKAR,
BALAS ISTRI SAHABATNYA. MUDAH-MUDAHAN
IA TIDAK KEMBALI. ”
Lanjutnya sambil terus bergumam memaki-maki
suaminya. Ketika mereka sedang terlibat
perbincangan, tiba-tiba orang yang salih itu datang
sambil menuntun seekor harimau yang sedang
membawa seikat kayu bakar. Begitu melihat
saudaranya datang mengunjunginya, ia
menghambur kepadanya seraya bersalam. Kayu
bakar itu lalu diturunkan dari punggung harimau
tersebut. Katanya kemudian:
“SEKARANG PERGILAH KAMU, MUDAH-
MUDAHAN ALLAH MEMBERKAHIMU. ”
Orang yang salih itu (yakni yang empunya rumah)
lalu mempersilakan saudaranya masuk. Sementara
isterinya masih bergunam memaki-maki dirinya.
Namun sebegitu jauh ia hanya berdiam, tanpa
menunjukkan reaksi kebencian. Setelah terlibat
perbincangan beberapa saat lamanya, hidangan
keluar disuguhkan. Dilanjutkan berbincang-bincang
hingga beberapa saat. Setelah itu saudaranya
berpamitan dengan menyimpan kekaguman yang
sangat berkesan. Ia sangat kagum sebab
saudaranya sanggup menekan kesabarannya
menghadap isteri yang begitu cerewet dan
berlidah panjang.
Tahun berikutnya ia berkunjung lagi. Sampai di
depan pintu ia mencoba mengetuknya. Isterinya
keluar dan menyapa: “TUAN SIAPA?”
“AKU ADALAH SAUDARA SUAMIMU, BALASNYA.
KEDATANGANKU INI SEMATA UNTUK
MENGUNJUNGINYA. ”
“OH, SELAMAT DATANG, TUAN, ” kata isteri
saudaranya seraya mempersilahkan masuk penuh
keramahan. Tidak begitu lama saudara salih yang
ditunggunya tiba juga sambil memanggul seikat
kayu bakar. Mereka segera terlibat perbincangan
sambil menikmati hidangan yang disuguhkan.
Setelah semuanya dirasa cukup, dan ketika ia
hendak kembali, ia sempatkan bertanya tentang
beberapa hal.
Bagaimana dahulu ia dapat menundukkan seekor
harimau dan mau diperintah membawakan kayu
bakar. Sedang sekarang ini ia hanya datang
sendirian sambil memanggul kayu bakar. “KENAPA
BISA BEGITU?” tanya saudaranya.
Saudaranya menjawab: ”KETAHUILAH
SAUDARAKU, ISTERIKU YANG DAHULU
BERLIDAH PANJANG ITU SUDAH MENINGGAL,
SEDAPAT MUNGKIN AKU BERUSAHA BERSABAR
ATAS PERANGAI BURUKNYA. SEHINGGA ALLAH
MEMBERI KEMUDAHAN DIRIKU UNTUK
MENUNDUKKAN SEEKOR HARIMAU,
SEBAGAIMANA PERNAH KAU LIHAT SENDIRI
SAMBIL MEMBAWA KAYU BAKAR ITU.
SEMUANYA TERJADI LANTARAN KESABARANKU
PADANYA. LALU AKU MENIKAH LAGI DENGAN
PEREMPUAN YANG SHALIHAH INI. AKU SANGAT
GEMBIRA MENDAPATKANNYA. MAKA HARIMAU
ITUPUN DIJADIKAN JAUH DARIKU, KARENA ITU
AKU MEMANGGUL SENDIRI KAYU BAKAR ITU,
LANTARAN KEGEMBIRAANKU TERHADAP
ISTERIKU YANG SHALIIHAH INI.”
(Kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujain)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar