Jumat, 15 November 2013

Puisi-puisi "Kasih"••Jalaluddin Rumi••

Puisi-puisi "Kasih"••Jalaluddin Rumi••
1
Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang
Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku
bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan
sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita
dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa
dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang
gelisah.
2
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di
dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi.
Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak
seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun
ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan
Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.
3
Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara
langsung laksana sinar matahari yang menerangi
bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari
berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya
melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab
bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai
perwujudan dari kasih-Nya.
4
Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah
pada wajah sahabatmu tercinta.
5
Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu
sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu.
Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan
mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku
telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.
6
Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai
Yang Maha Indah, maka kau pun akan
menyembah dirimu sendiri.
7
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu,
cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang
senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau
dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup
menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan
dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga
hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan
dibawa ke dalam surga dan hidup kekal
selamanya. Namun, jika kau belum menjadi
seorang pecinta, maka pada hari pembalasan
seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
8
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan
sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan
menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan.
Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata
kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas
namaku.”
9
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para
malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke
langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai
malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku?
Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
10
Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan
perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah
tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini
dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci.
Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal
ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang
Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada
beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-
Nya.
11
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak
bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir
batu.
12
“Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata
suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah
cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh
dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung
dan terombang-ambing di samudera-Mu.”
13
Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu
bersama-Mu.
14
Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk
mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus
merangkak dan merayap di antara kaki para
pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari
perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang
dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau
langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya
dapat bersemi di dalam hati para pecinta.
15
Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di
dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan
berubah, namun intisarinya tetaplah sama.
16
Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi.
Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap
sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi,
tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga
di langit tertinggi.
17
Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima
segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi
bagian dari Sufi.
18
Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan
pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua
bayang-bayang lenyap. Aku berlari mendahului
bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku
berlari. Namun, cahaya matahari itu berlari
mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun
terjatuh dan bersujud pasrah ditelan samudera
kilau-Nya yang mempesona.
19
Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon,
pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa
warna.
20
Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya
karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak
sebagai keberadaan.
21
Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya
membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya
membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis
yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil
takut.
22
Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa
yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui
bahwa selama ini segala yang berharga telah
menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan
harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah
mahal di mata Tuhan.
23
Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku
adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku
hidup seperti seorang gipsi pengembara, aku tak
pernah menetap di tempat yang sama, namun
setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari
ditemani bintang-bintang di bawah langit yang
sama.
24
Kematianku adalah perkawinanku dengan
keabadian.
25
Meski aku terbakar habis, namun aku tetap
tertawa, karena abuku masih tetap hidup! Aku
telah mati ribuan kali: namun abuku selalu menari
dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru.
26
Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku,
dan menemukan bunga mawar ini.
27
Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia
adalah mata dan matahari surga. Dia adalah
teman seperjalanan dan penyembuh semua
mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang
melahirkan jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan
kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian
pada kemurnian. Dia adalah tikar sembahyang
bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di
tubuhku berlompatan sambil menangis dan
berkata: “Terpujilah Tuhan.”
28
Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan,
aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah
Kau. Tak seorang pun dapat memahami hal ini,
sampai ia mampu melampaui pikirannya.
29
Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski
hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia
akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha
Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini,
akan nampak pada cermin persepsimu.
30
Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap.
Setiap perkataan yang manis akan memudar.
Namun, janganlah kau berputus asa, karena
mereka semua datang dari sumber yang sama,
dari Keabadian. Masukilah Keabadian itu, maka
kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan
berkembang, memberi hidup baru dan
kegembiraan baru bagimu.
31
Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang
paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat
Tuhan itu akan jatuh dan menyebar, sehingga
misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di
seluruh dunia.
32
Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau
pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar
mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan
bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir
permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. Dan kau
akan berkelip seperti emas, jika kau menari
mengelilingi-Nya.
33
Kau hanya memerlukan aroma anggur, karena
makrifat akan menyala dengan sendirinya dari
kesunyian hatimu setelah mencium aroma anggur
itu, seperti juga nyala api akan tersilap dan
berkobar dari aroma anggur! Bayangkan jika kau
adalah anggur itu sendiri.
34
Sufi adalah seorang lelaki atau seorang
perempuan yang telah patah hati terhadap dunia.
35
Kekasih, beri aku kesempatan untuk selalu
mengetahui bagaimana cara menyambut-Mu, dan
sulutkanlah obor di tangan-Mu agar membakar
habis rumah ke-ego-an di dalam diriku.
36
Sembunyikan rahasia-Ku di dalam harta karun
jiwamu. Sembunyikan perasaan ekstase itu di
dalam dirimu. Jika kau menemukan Aku, maka
sembunyikan Aku di dalam hatimu. Sadarilah
kemabukan ini sebagai Kebenaran Mutlak!
37
Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata:
“Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu
berkah yang tak terhingga.” Setiap daun dari suatu
pohon membawa suatu firman dari dunia yang tak
terlihat. Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke
tanah sebagai suatu berkah dari-Nya. Segala
sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam
harmoni, bernyanyi tanpa lidah, dan mendengar
tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang
tak terhingga dari-Nya.
38
Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan
anggur itu merendam pori-poriku, hingga
Keindahan dari Yang Maha Agung akan terungkap
bagiku. Inilah arti berkah bagiku!
39
Jika kau mendefinisikan dan membatasi “Aku”
dengan berbagai konsepmu, maka kau akan
kelaparan dengan dirimu sendiri. Lalu “Aku” pun
akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat dari
kata-kata, dan kotak itu adalah peti mayatmu
sendiri.
40
Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi,
ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka
aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara
milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-
Keilahian”.
41
Jatidiri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah
Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman.
Dan mahluk adalah bayang-bayang-Nya.
42
Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih
besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu
akan terungkap tanpa kata-kata.
43
Ketika kami mati, jangan cari pusara kami di bumi.
Tetapi, temukan di dalam hati para pecinta.
44
Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta
pun datang menghampiri, berjalan dengan anggun,
serta membawa secangkir anggur di tangannya.
Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun
datang menghampiri – Ia adalah Zat yang tak
dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya bisa
disebut sebagai “Itu”.
45
Setiap orang yang tinggal jauh dari sumber-Nya,
dari Jatidirinya, maka ia akan selalu rindu untuk
kembali ke masa ketika ia masih dipersatukan
dengan-Nya.
46
Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis.
Dan orang yang diberkahi oleh Tuhan adalah orang
yang hatinya telah terbakar habis.
47
Awan-awan berada dalam keheningan meski
penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi
kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu.
Jiwaku adalah ombak di dalam samudera
kemuliaan-Mu. Dan di dalam keheningan: alam
semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar
samudera kemuliaan-Mu.
48
Manusia ibarat suatu pesanggrahan. Setiap pagi
selalu saja ada tamu baru yang datang:
kegembiraan, kesedihan, ataupun keburukan; lalu
kesadaran sesaat datang sebagai suatu
pengunjung yang tak diduga. Sambut dan hibur
mereka semua, sekalipun mereka semua hanya
membawa dukacita. Sambut dan hibur mereka
semua, sekalipun mereka semua dengan kasar
menyapu dan mengosongkan isi rumahmu.
Perlakukan setiap tamu dengan hormat, sebab
mereka semua mungkin adalah para utusan Tuhan
yang akan mengisi rumahmu dengan beberapa
kesenangan baru. Jika kau bertemu dengan pikiran
yang gelap, atau kedengkian, atau beberapa
prasangka yang memalukan, maka tertawalah
bersama mereka dan undanglah mereka masuk ke
dalam rumahmu. Berterimakasihlah untuk setiap
tamu yang datang ke rumahmu, sebab mereka
telah dikirim oleh-Nya sebagai pemandumu.
49
Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah
ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan
mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun
naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun
naik menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik
menjadi manusia – mahluk yang mewarisi
pengetahuan melalui akal dan iman. Lihatlah,
tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi
bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu
sempurna? Lalu, mengapa kau takut dengan
kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk
manusia ini, maka tak diragukan lagi kau akan
menjadi malaikat dan membumbung melampaui
lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah
berhenti di sana, bahkan badan surgawimu itu
akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga
itu dan melompatlah ke dalam “Samudera
Kesadaran Yang Maha Luas”. Biarkan dirimu –
yang bagaikan setetes air itu – menjelma menjadi
seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa
hanya setetes air itulah yang telah menjelma
menjadi samudera, sebab samudera juga telah
menjelma menjadi setetes air.
50
Sssttt! Diamlah! Dengarkan suara dalam dirimu.
Ingatlah firman pertama-Nya: “Kita melampaui
setiap kata.”
Biodata Singkat Jalaluddin Rumi
Rumi – nama lengkapnya, Maulana Jalaluddin
Rumi Muhammad bin Hasin al-Khattabi al-Bakhri –
lahir di Balkh (Afghanistan sekarang) pada tanggal
30 September 1207. Para Orientalis di Barat
mengakui Rumi sebagai penyair yang terbesar dari
semua penyair mistik yang pernah ada dalam
peradaban Islam. Dan para sufi di Timur Tengah
mengakui bahwa karya-karyanya dianggap sebagai
Al-Qur’an kedua karena kedalaman maknanya.
Jalaluddin Rumi adalah pendiri “Tarekat Mevlevi”
di Turki. Sebelum Perang Dunia II, pengikut
Tarekat Mevlevi berjumlah 100.000 yang tersebar
di seluruh Balkan, Afrika, dan Asia. Tidak ada
penyair di dalam sejarah – tidak juga Shakespeare
Atau Dante – yang secara nyata mempunyai
dampak pada peradaban seperti yang dilakukan
oleh Rumi. Dan tak ada puisi yang mampu
membangkitkan ekstase mistik dan kebahagiaan
kepada pembacanya seperti puisi-puisi yang
ditulis oleh Rumi.
Rumi adalah satu pribadi di antara sedikit pribadi
di bumi yang memiliki kesadaran universal – selain
Ramakrishna, Aurobindo, dan Kabir – yang
dihasilkan oleh agama, dan telah mewarnai
kehidupan serta peradaban manusia dengan
kemuliaan cinta. Maka, pada saat ini, ketika kita
membutuhkan suatu inspirasi untuk mencintai
dunia yang tengah terancam kehancuran, ketika
kita sudah melupakan identitas Keilahian,
kebahagiaan, serta tanggung jawab kemanusiaan
kita, Rumi hadir sebagai seorang pemandu dan
seorang saksi atas kemuliaan Tuhan serta
keagungan jiwa manusia. Rumi hadir membawa
esensi agama yaitu cinta yang universal. Bagi
Rumi, cinta melebihi semua dogma agama, cinta
hadir untuk memeluk keseluruhan ciptaan, cinta
adalah hakekat agama yang mempersatukan
seluruh umat manusia dalam cahaya Keilahian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar