Zat itu adalah ibarat tempat kurnia ketuhanan,
manakala Allah swt menghendaki terjadinya tajalli
atas hambanya dimana hambanya itu telah fana
daripada dirinya maka bertempatlah padanya
"KURNIA KETUHANAN".
Demikianlah kurnia adakalanya sebagai kurnia zat
dan ada kalanya sebagai kurnia sifat, manakala
terjadi kurnia zat, maka disitulah terjadi
"TUNGGAL YG KAMIL".
Jika telah fana diri hambanya, maka yg tertinggal
ialah yg baqa atau DZATULLAH, dalam pada ini
hamba telah berada dalam situasi
"MASIAWALLAH", yakni dalam wujud Allah
semata_mata, "TIADA WUJUD SECARA MUTLAK
KECUALI ALLAH".
Beberapa pelajaran "TAJALLI" tersebut bagi orang
yg sama sekali tidak mempelajari metode tasawuf
yg memungkinkan tajalli Allah, mungkin ia tidak
percaya bahkan mereka menganggapnya yg
demikian itu adalah PENYELEWENGAN DARI
AGAMA ISLAM, anggapan seperti itu dapat
dimengerti karna pihak_pihak yg selalu
mengemukakan: "AGAMA ITU ADALAH AKAL".
Disinilah pentingnya mengetahui perbedaan
"AKAL" dan "Q0LBU", perbedaanNya ialah bahwa
AKAL tidak bisa memperoleh pengetahuan yg
sebenarnya tentang tuhan, sedangkan "QALB"
bisa mengetahui hakekat dari segala yg ada.
Dan apabila tuhan telah menembusi Qalbu
hambanya dengan Nur cahayanya maka berlimpah
ruahlah kurnia, ketika itu HATI hambanya
bercahaya terang benderang, terangkatlah TABIR
RAHASIA dengan kurnia rahmat itu.
Tatkala itu jelas segala hakekat ketuhanan yg
selama itu TERHIJAB dan TER-RAHASIA...
Tatkala itu hamba mengetahuilah apa_apa yg
dikehendaki Allah.
(tuak ilahi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar