Selasa, 26 November 2013

Wasiat nasehat Imam syafii.

asehat Imam Syafi’i .
• Seseorang yang mencoba melakukan apa-apa
yang dilarang Allah swt selain dosa syirik, masih
lebih daripada dia berfikir dengan pandangan ilmu
kalam.
• Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits,
seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat
Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita
keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka
mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan
fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya
hadits dapat dipahami.
• Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka
ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam
kehidupannya, bukannya yang bertengger di
kepala.
• Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang
berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya
sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak
mempunyai kawan.
• Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara
atau tempat yang yang disana tidak ada orang
yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu
untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak
ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi
kesehatanmu.
• Tidak ada satupun ilmu yang ingin aku pelajari
setelah aku memahami tentang masalah halal dan
haram, kecuali ilmu kedokteran, tapi mengapa kita
jauh terbelakang disbanding dengan orang-orang
nasrani?
• Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas
air dan bisa terbang di udara, maka janganlah
kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan
terheran-heran kepadanya sampai kamu
mengetahui secara persis atas apa yang di
kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur’an dan
as-sunnah.
• Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka
lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan,
pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang
kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di
antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan
matamu apa yang sudah kamu lakukan.
• Tawadhu’ adalah perkara yang sangat diidam-
idamkan. Orang yang paling tinggi kedudukannya
adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya
sendiri. Akan tetapi tawadhu’ dihadapan orang
yang tidak bisa menghargai orang lain merupakan
bentuk kezhaliman terhadap diri sendiri.
• Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal
yang tidak baik merupakan suatu keharusan,
sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya
dari ungkapan buruk.
• Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal
yang dapat menutupi aib.
• Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya
setiap orang dapat menghalau segala rintangan.
• Takabur ( sombong ) adalah akhlak tercela.
• Bid’ah itu terbagi menjadi dua macam : segala
sesuatu yang baru dan tidak sejalan dengan kitab,
sunnah, atsar, ijma’ itu merupakan bid’ah dhalalah
( bid’ah yang sesat ). Sementara jika sesuatu yang
baru itu tidak berseberangan dengan Al-Qur’an,
hadits, atsar dan ijma’, maka sesuatu yang baru
itu disebut bid’ah hasanah ( bid’ah yang baik ).
• Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi
seseorang, ia bangga manakala disebut sebagai
orang berilmu. Ia juga disebut bodoh manakala
meninggalkan bagian dari pengetahuannya, dan
jika kata bodoh itu ditujukan kepadanya, tentu ia
akan marah.
• Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan
di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi dosa di
kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang
ditakuti.
• Barangsiapa yang ingin menjadi seorang
pemimpin, niscaya kedudukan yang
didambakannya itu akan meninggalkannya, dan
jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan
ditinggalkan banyak ilmu.
• Yang paling nampak pada diri manusia adalah
kelemahannya, maka barangsiapa melihat
kelemahan dirinya sendiri, ia akan menggapai
keistiqamahan terhadap perintah Allah swt.
• Dunia adalah tempat yang licin nan
menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-
bangunannya akan runtuh, penghuninya akan
beralih ke kuburan, perpisahan dengannya adalah
sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-
waktu bisa berubah menjadi kemiskinan,
bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka
memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah
dengan hati yang lapang segala karunia-Nya.
Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia
sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat.
Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di dunia akan
sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka
perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu
banyak berangan-angan.
• Menganggap benar dengan hanya satu
pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan.
Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih
selamat daripada berkelebihan dan penyesalan.
Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap
keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah
dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan
jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah
sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi
sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih
dahulu sebelum melangkah maju ke depan.
• Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan hati,
bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki
yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.
• Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan
yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji,
senantiasa memberi nasihat dan menunuaikan
amanah.
• Keluarga manapun yang wanita-wanitanya tidak
pernah bertemu dengan laki-laki yang bukan
anggota keluarga, dan laki-lakinya tidak pernah
bertemu dengan wanita-wanita yang bukan dari
keluarganya, niscaya akan ada dari anak-anak
mereka yang bodoh.
• Keridhaan semua manusia adalah satu hal yang
mustahil untuk dicapai, dan tidak ada jalan untuk
terselamatkan dari lidah mereka, maka lakukanlah
apa yang bermanfaat untuk dirimu dan berpegang
teguhlah dengannya.
• Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak
mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang
bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang
lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang
punya kawan namun tak berakal.
• Barangsiapa yang dipancing untuk marah,
namun ia tidak marah, maka dia tak ubahnya
keledai, dan barangsiapa yang diminta
keridhaannya namun tidak ridha, maka dia adalah
syetan.
• Terimalah dariku tiga hal :
a. Jangan berbicara panjang lebar tentang sesuatu
yang tidak baik perihal Sahabat Rasulullah saw,
karena kelak Rasulullah saw nantinya yang akan
menjadi seterumu.
b. Janganlah kamu sibukkan dirimu dengan ilmu
kalam, sesungguhnya aku telah melakukan kajian
dengan ahli ilmu kalam dan mereka telah
melakukan ta’thil ( meniadakan sifat Allah swt ).
c. Dan jangan menyibukkan dirimu dalam nujum
( ramalan dengan bintang ).
• Kenyang itu akan membuat badan jadi berat,
mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan,
mengajak tidur dan melemahkan ibadah.
• Engkau harus berlaku Zuhud, sesungguhnya
zuhudnya orang yang zuhud itu lebih baik dari
perhiasan yang ada pada tubuh wanita yang
menawan.
• Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya
adalah keselamatan. Dasar Wara’ ( menjaga diri
dari sesuatu yang meragukan ) adalah Qona’ah
( menerima karunia Allah swt dengan dada yang
lapang ) dan buahnya adalah ketenangan batin.
Dasar Kesabaran adalah keteguhan hati dan
buahnya adalah kemenangan. Dasar suatu Aktifitas
adalah Taufiq ( pertolongan Allah swt ) dan
buahnya adalah kesuksesan. Dasar Tujuan akhir
dari segala Perkara adalah Shidiq ( benar ).
• Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang
lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu
terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak
baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.
• Jadikanlah diam sebagai sarana atas
pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan
berfikir.
• Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah
mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan
manusia yang paling banyak memiliki kelebihan
adalah mereka yang tidak melihat kelebihan
dirinya.
• Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau
benci tentang sahabatmu, maka jangan tergesa-
gesa untuk memusuhinya, memutus tali
persahabatan, dan kamu menjadi orang yang telah
menghilangkan suatu keyakinan dengan keraguan.
Tetapi temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku
mendengar kamu melakukan ini dan itu….?”
Tentunya dengan tanpa memberitahukan
kepadanya siapa yang memberi informasi
kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakana
kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik”,
cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi
kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu,
dan ia mengemukakan argumentasinya akan hal
itu, maka terimalah.
• Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu
kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur
tubuhnya, runtuhnya temperatur tubuh dan
lemahnya daya nalarnya.
• Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang
melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri.
Bentuk kezhaliman itu adalah :
o orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah hati ) di
depan orang yang tidak menghargainya.
o menumpahkan kasih sayangnya kepada orang
yang tidak ada nilai manfaat.
o mendapat pujian dari orang yang tidak
dikenalnya.
• Siapa yang menginginkan khusnul khotimah
dipenghujung umurnya, hendaknya ia
berprasangka baik kepada manusia.
• Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang
tidak baik, sebagaimana kalian membersihkan
mulut kalian dari kata-kata kotor, sesungguhnya
orang yang mendengar itu tidak jauh berbeda
dengan yang berucap. Sesungguhnya orang bodoh
itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam
dirinya, kemudian ia berkeinginan untuk
menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan
kalimat yang terlontarkan dari orang bodoh itu
dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang
mengembalikan itu akan merasa bahagia, begitu
juga dengan kehinaan bagi orang yang
melontarkannya.
• Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai
pada puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok
orang yang ahli berhitung. Adapun ilmu hadits, itu
akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya
pada saat tutup usia. Adapun ilmu fiqih
merupakan ilmu yang berlaku bagi semua
kalangan baik muda maupun yang tua, karena fiqih
merupakan pondasi dasar dari segala ilmu.
• Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri
adalah mereka yang dengan mudahnya
memberitahukan usianya kepada orang lain,
karena kalau usianya lebih muda, tentu mereka
akan menganggapnya rendah dan jika usianya
lebih tua, tentu mereka akan beranggapan bahwa
ia sudah pikun.
• Peranti terbentuknya harga diri itu ada empat :
kemuliaan akhlak, kedermawanan, sikap santun
dan ibadah ( yang istiqamah ).
• Tidak termasuk saudaramu orang yang senang
mencari muka di hadapanmu.
• Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa
adanya orang yang dicintai dan orang yang
dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka
hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang
yang taat kepada Allah swt.
• Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu,
maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar
cabangnya.
• Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk
hal yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada
orang yang mendekatinya, maka ia akan
menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh
darinya, iapun akan mendekati orang itu.
• Siapa yang memberi nasehat saudaranya di
tempat yang sunyi, maka ia telah melakukan
perbaikan pada dirinya, dan siapa yang memberi
nasehat saudaranya di tempat keramaian,
sesungguhnya ia membuka aib dan
menghianatinya.
• Seorang bijak menulis kepada seorang bijak
lainnya : “wahai saudaraku, engkau telah
dianugerahi ilmu, maka janganlah kamu kotori
ilmumu dengan gelapnya dosa, sehingga kamu
berada dalam kegelapan di saat para ahli ilmu
berjalan dengan suluh ilmunya.
• Barangsiapa menghendaki akhirat, maka
hendaknya ia ikhlas dalam mencari ilmu.
• Kepandaian itu ada dalam masalah agama,
bukan dalam masalah keturunan, kalau saja
kepandaian diukur dalam masalah keturunan,
maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti
Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau
yang lain.
• Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai
dengan kemalasan; dan kekayaan menjadikan
seseorang beruntung, namun keberuntungan itu
akan melekat dalam diri orang yang senantiasa
mencari ilmu dengan disertai semangat yang tinggi
dan prihatin sreta bersanding selalu dengan
Ulama.
• Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan
ketabahan.
• Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang
yang di rumahnya tidak terdapat makanan, karena
hal tersebut menandakan tidak berfungsinya akal
mereka.
• Bukanlah orang yang berakal itu manakala
dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan
perkara yang buruk, lantas ia memilih yang baik,
akan tetapi dikatakan orang berakal apabila
dihadapkan kepadanya dua hal yang buruk lantas
ia memilih yang paling ringan keburukannya di
antara keduanya.
• Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas
ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti
kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan
marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut
akan marah Allah swt, dialah si-arif.
• Andaikan semua manusia memikirkan kandungan
isi surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup
dengannnya.
• Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti
hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air,
aku tidak akan menemuinya.
• Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia
nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih,
maka akan berkembang kemampuannya.
Barangsiapa menulis hadits, maka akan kuat
hujjahnya. Barangsiapa mengkaji bahasa, maka
akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu
hitung, maka akan sehat pikirannya. Barangsiapa
tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya tidak akan
berguna baginya.
• Perdebatan dalam agama akan mengeraskan
hati dan menimbulkan rasa dendam.
• Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih
buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang
Allah swt perintahkan kepada mereka untuk
berlaku zuhud terhadapnya.
• Setiap orang yang berbicara dengan
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah
orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara
orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari
keduanya itu merupakan bualan saja.
• Pondasi dasar adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Jika tidak didapati dari keduanya, maka Qiyaslah
berlaku. Jika hadits itu shahih, itulah yang disebut
sunnah. Ijma’ itu lebih bisa dipertanggung
jawabkan daripada hadits ahad. Yang diambil dari
hadits itu adalah teksnya, namun jika hadits
tersebut mengandung banyak penafsiran, maka
carilah yang mendekati makna teksnya.
• Mencari ilmu lebih utama daripada shalat
sunnah. Mempelajari hadits itu lebih baik daripada
shalat tathawwu.
• Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu
agama. Yang dimaksud dengan ilmu agama disini
adalah ilmu fiqih, sementara ilmu kesehatan
adalah ilmu kedokteran.
• Orang yang pandai akan bertanya tentang apa
yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan
menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan
semakin mantap, dan dengan menanyakan apa
yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu.
Sementara orang bodoh itu meluapkan
kemarahannya karena ( sulitnya ) ia belajar, dan
tidak menyukai pelajaran.
• Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat
adalah permusuhan dengan sesamanya.
• Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki
jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya,
maka tidak ada kesempatan bagimu untuk
mengkaji dan mendalaminya.
• Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan, agar
engkau tidak kehilangan kedalaman arti
kandungannya.
• Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan
sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya
adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang
belum jelas ) dan berlaku bijak.
• Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya
terkumpul dua cinta, cinta dunia dan cinta kepada
penciptanya, maka ia telah berdusta.
• Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah
swt, ia akan selamat. Barangsiapa yang
bersemangat dengan agamanya, ia pun akan
selamat dari kerusakan, dan barangsiapa yang
berlaku zuhud dengan urusan dunianya, niscaya
kelak pahala Allah swt, akan nampak indah di
matanya.
• Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat,
maka imannya telah sempurna : orang yang
menyeru kepada kebaikan dan dia juga
melaksanakannya, melarang pada perbuatan buruk
dan dia tidak melakukannya serta menjaga aturan-
aturan yang telah Allah swt tetapkan.
• Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di
dunia, dan cintailah kehidupan akhirat dan
barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka
kecerdasannya akan semakin bertambah.
• Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah
zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan
terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah
swt.
• Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan
setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan
jalannya; maka hendaklah seorang hamba
mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.
• Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang
yang ikhlas.
• Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan
haram kecuali berlandaskan pada pengetahuan.
Dan ilmu itu adalah apa yang yang tertulis dalam
Al-Qur’an, hadits, ijma’ ataupun qiyas. Dari dasar
inilah kesemuanya akan terungkap maknanya.
• Keutamaan itu ada empat :
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah
pemikiran.
Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan
penopangnya adalah syahwat.
Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah
kemarahan.
Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan
jiwa.
• Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan
kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan
jiwanya.
• Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena
ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.
• Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah
hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli
Tauhid.
• Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan
saudaranya, maka kekurangannya akan diterima,
kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-
kesalahannya dimaafkan.
• Barangsiapa mengadu domba untuk
kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba
dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah
kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.
• Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia
berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu.
Begitu juga ketika kau membuatnya marah, dia
berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu.
• Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki,
kecuali dengan empat hal; beragama, amanah,
pemeliharaan dan penjagaan diri, serta
ketenangan dan ketabahan.
• Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang
kesombongan adalah kebiasaan orang tercela.
Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan
lapang dada menerima pemberian Allah swt akan
melahirkan ketenangan jiwa.
• Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan
ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan
ilmu.
• Aku akan merasa bahagia, jika semua orang
mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak
menyandarkannya padaku.
• Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku
ketahui dimengerti oleh semua orang, maka
dengannya aku mendapat pahala, meskipun
mereka tidak memujiku.
• Menuntut ilmu membutuhkan tiga hal : memiliki
keterampilan, umur ( waktu ) yang panjang dan
mempunyai kecerdasan.
• Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan
sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.
• Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat
binatang.
• Orang yang berakal adalah mereka yang dapat
menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela.
• Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan
dosa selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia
terkungkung oleh hawa nafsunya.
• Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh
kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa
menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang
qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang
dada ) maka akan hilang ketundukannya pada
dunia.
• Tiada kebahagiaan yang menyamai
persahabatan dengan saudara yang satu
keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai
perpisahan dengan mereka.
• Berapa banyak orang yang telah berbuat
kebajikan kepadamu yang membuatmu
terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang
yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia
memberi kebebasan kepadamu.
• Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi
kapasitasnya, maka Allah swt akan
mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya
dalam dirinya.
• Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka
Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.
• Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang
bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran
kepadanya.
• Yang menjadi pengganti Nabi Muhammad saw
itu ada lima : Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq,
Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Utsman bin
Affan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina
Umar bin Abdul Aziz.
• Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu
masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan
masalah tersebut.
• Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan,
perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona
mereka adalah jiwa yang agung.
• Jika kalian melihat kitab yang didalamnya ada
catatan tambahan dan perbaikan, maka lihatlah
kebenaran yang ada didalamnya.
• Mereka yang menguasai bahasa arab adalah jin
yang berupa manusia, mereka melihat apa yang
tidak dilihat orang lain.
• Sesungguhnya akal itu punya batas maximal,
sebagaimana mata juga mempunyai batas
pandang maximal.
• Orang yang selalu menjaga dirinya akan
senantiasa bersungguh-sungguh.
• Pertolongan adalah zakatnya muru’ah.
• Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan
mendesak.
• Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka
kebaikan ada di tangannya.
• Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka
harus disertai dengan ilmu; dan siapa
menghendaki akherat, juga harus dengan ilmu.

2 komentar: