Sabtu, 17 Mei 2014

Menghindarkan Bayi dari Perbuatan Zina

Menjadi orang tua bagi anak-anak sangat gampang. Ia
boleh menunggu saja anak-anak keluar dari rahim istrinya atau memungut anak
dari pangkuan panti asuhan dan rumah bersalin. Sedangkan menjadi orang tua
yang berperan, susah-susah gampang. Dibilang gampang, kadang terkendala di
tengah jalan. Dibilang susah, tetapi berjalan begitu saja.
Yang paling gampang, melantunkan lafal adzan di kuping kanan dan iqamah di
telinga kiri bayi yang menjadi tugas orang tua pertama kali setelah anak lahir.
Selain karena demikian perlakuan Rasulullah SAW terhadap Hasan dan Husein,
tetapi juga lafal dua kalimat syahadat yang masuk ke lubang telinga bayi cukup
melindunginya dari setan ibu-ibu yang suka ‘mengasuh’ bayi-bayi manusia. Ini
jelas disabdakan Rasulullah SAW.
Setelah itu, para orang tua juga selayaknya mengantisipasi masa depan bayi
sejak dini. Mereka dianjurkan membaca surah Al-Qadar di telinga kanan si bayi.
Amalan ini berkhasiat menjauhkan si anak dari dosa besar zina sepanjang
usianya kelak. Anggaplah sebagai pembuktian kasih sayang orang tua demi
kepentingan masa depan bayi. Syekh Muhammad bin Ibrahim Al-Baijuri dalam
Hasyiyatus Syekh bin Ibrahim Al-Baijuri ala Syarhil Allamah ibni Qasim Al-
Ghazzi menerangkan.
ﻭ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺪﻳﺮﺑﻲ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺃ ﻓﻰ ﺃﺫﻥ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﺳﻮﺭﺓ ﺇﻧﺎ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎﻩ ﻷﻥ
ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺑﻪ ﺫﻟﻚ ﻟﻢ ﻳﻘﺪﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺯﻧﺎ ﻃﻮﻝ ﻋﻤﺮﻩ. ﻗﺎﻝ ﻫﻜﺬﺍ ﺃﺧﺬﻧﺎﻩ ﻋﻦ ﻣﺸﺎﻳﺨﻨﺎ
“Dikutip dari Syekh Dairobi bahwa dianjurkan membaca surah Al-Qadar di
lubang telinga kanan bayi. Karena, bayi mana saja yang diperlakukan demikian
niscaya dilindungi Allah dari dosa zina seusia hidupnya. Kata Syekh Dairobi,
‘Demikianlah amalan yang kami terima dari para guru kami’.”
Adapun susahnya memainkan peran orang tua yang baik seperti dikeluhkan
banyak orang tua, saking banyaknya tidak perlu dikatakan di sini. Salah
satunya boleh disebut; yakni menanamkan nilai-nilai agama kepada si anak
agar tidak terjerumus dalam segala bentuk dosa kecil atau besar, termasuk
zina. Tetapi secara umum, orang tua perlu kesabaran lebih untuk terus
mendampingi dan mendidik anak. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar