AsSayyid Ahmad bin Tsabit al-
Maghriby adalah salah satu ahli
Tharekat dan gemar melakukan
suluk yang pada akhirnya beliau
memutuskan sebagai pengamal
shalawat Nabi setelah merasakan
kegembiraan luar biasa dan dan
cahaya Rasul yang dilimpahkan
Allah kedalam relung hatinya
disebabkan cintanya pada
Rasulullah saw. Didalam kitab al-
Tafakkur wa al-I'tibar fi fadhli al-
Shalat ala an-Nabiyy al-Mukhtar
(180 halaman) Sayyid Ahmad bin
Tsabit menceritakan perjalanan
ruhani nya, pada satu malam aku
bermimpi menyaksikan dua orang
laki-laki bertengkar hingga saling
cekik. Kemudian salah satunya
berkata: "ayo kita menghadap
Rasulullah untuk mencari
keputusan". Mereka pun berjalan
dan aku membuntutinya dari
belakang. Sampailah kami di sebuah
tempat yang agak tinggi, lalu salah
satunya berkata: "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya orang ini menuduhku
membakar rumahnya". Maka Rasul
saw bersabda: "Apakah kamu ingin
melihat dirimu dibakar api neraka?"
Lalu aku terbangun tanpa sempat
berkata sepatah pun dalam
mimpiku itu.
Aku kemudian berdoa pada Allah
agar Ia memperlihatkan padaku
kelanjutannya. Maka aku tertidur,
tiba-tiba aku sudah berada di
sebuah tanah lapang. Sayup-sayup
terdengar suara: "Wahai orang-
orang yang ingin melihat Rasulullah,
ayolah ikut kami". Tiba-tiba ada
rombongan orang yang mengikuti
kami, mereka berpakaian serba
putih, maka aku berkata kepada
salah satu dari mereka: "Hai kamu,
aku minta padamu dengan nama
Allah Yang Maha Agung dan dengan
kemuliaan NabiNya yang mulia,
agar kamu beritahukan kepadaku
dimanakah Rasulullah saw? " Ia
menjawab bahwa Rasulullah berada
di tempat seseorang. Maka aku
berdo'a kepada Allah dengan
kemuliaan shalawat kepada
NabiNya agar Allah menyampaikan
diriku di hadapan Rasulullah
sebelum sampainya rombongan itu,
agar aku dapat berduaan dengan
beliau dan mengutarakan
keperluanku. Tiba-tiba aku
terangkat oleh sesuatu bagaikan
kilat membawaku kehadapan
Beliau, kudapati Beliau sedang
menghadap kiblat sementara
cahayanya memancar dari
wajahnya. Aku pun mengucapkan
salam."Ashshalatu wassalamu alaika
ya Rasulallah (salam sejahtra
kepadamu wahai Rasulullah)"
Lalu Beliau menjawab : "Selamat
datang bagimu".
Wajahku terlihat bimbang di dalam
biliknya itu, lalu aku berkata "Wahai
Rasulullah, aku ingin engkau
berwasiat padaku dengan satu
nasihat yang Allah berikan manfaat
bagiku".
Maka beliau berkata : "Tambahkan
shalawatmu padaku".
Kemudian aku berkata: "Wahai
Rasulullah, berilah jaminan padaku
agar aku menjadi wali Allah".
"Sungguh aku menjaminmu mati
dlm husnul khatimah". Jawab Nabi
saw.
Aku berkata lagi :"Berilah jaminan
agar aku menjadi wali Allah wahai
Rasulullah".
Beliau bersabda :"Aku menjamin
dirimu pasti mati dalam husnul
khatimah".
Aku berkata lagi :"Wahai Rasulullah
berilah garansi padaku agar
menjadi salah satu wali Allah".
Maka Beliau bersabda : "Tidakkah
kau tahu bahwa sesungguhnya
seluruh wali Allah memohon kepada
Allah agar mati husnul khatimah,
dan aku benar-benar menjamin
dirimu akan mati dalam husnul
khatimah".
Kemudian aku berkata :"saya terima
wahai Rasulullah dari dirimu". Lalu
muncullah dalam benakku agar
Allah memperlihatkan padaku Nabi
Khidir as, namun Rasulullah berkata
sebelum aku meminta.
"Perbanyaklah membaca shalawat
kepadaku dan berkunjung kesebuah
makam, maka apa yang kamu
niatkan akan kami tunaikan
bagimu". Muncullah di hatiku rasa
malu kepada Rasulullah karena aku
berjumpa dan melihat pemimpin
penduduk langit dan bumi ini
sementara aku belum cukup dengan
dirinya. Maka aku berkata: "Wahai
Raasulullah tidak satupun Nabi dan
Rasul ataupun satu dari wali Allah
dan juga Nabi Khidir as. Melainkan
mereka terlahir dari cahayamu, dan
dari samudramu mereka menimba,
dan tatkala aku melihatmu maka
seolah-olah aku melihat mereka
semua. Alhamdulillah segala puji
syukur bagi Allah".
Kemudian datanglah rombongan
yang dibelakangku mereka semua
mengucapkan serentak dengan
meriah : "Ashshalatu wassalamu
alaika ya Rasulallah (salam
sejahtera bagimu wahai Rasul Allah)
". Merekapun masuk ke dalam
ruangan, sementara aku tetap
duduk disamping Rasul saw. Maka
beliau menyambutnya dengan
gembira, kecuali terhadap satu
orang yang beliau usir dengan
sabdanya : "Hai pergi jauhlah
dariku, wahai tampang neraka". Aku
melihatnya, yang ternyata orang itu
posturnya tidak seperti rombongan
itu, sepertinya ia syetan. Ketika
perbincangan Beliau dengan
rombongan tersebut telah selesai,
maka beliau berkata: "Silahkan
kembali semoga Allah memberkati
kalian (barakallahu fikum),
tinggalkan aku bersama kekasihku
ini". Sambil beliau menunjuk diriku.
. Maka aku bersyukur kepada Allah
atas hal itu. Kemudian "Berilah
kepadaku nasihat yang berguna
bagiku di sisi Allah".
Beliau menjawab: "Tambahkan
shalawatmu kepadaku serta
bersikap zuhudlah di dalam dunia
dan hindarilah permainan atau
senda gurau".Lalu aku terbangun
dari tidur sembari berkata dalam
diriku "Aduh permainan apakah
gerangan yang harus kutinggalkan?".
Kuhabiskan waktuku untuk
memikirkan hal itu tapi permainan
tersebut tidak tampak bagiku, maka
kuserahkan semua pada Allah
seraya berkata dalam diriku, "Jika
senda gurau ini menimpaku, maka
kuucapkan tiada upaya menolak
keburukan tiada daya
mendatangkan kebaikan melainkan
atas izin Allah dan tidak ada yang
terpelihara dari urusan Allah
melainkan orang yang dikasihi Allah
".
Semoga Allah membuka celah bagi
kita agar kita istiqamah lahir bathin
dalam menyanjung hati Kekasih
Allah tersebut, semoga pula Allah
memberikan Ridho_Nya kepada
segala sholawat kita kepada Nabi
Muhammad saw. Aamiin
Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Minggu, 03 Januari 2016
PENCINTA ROSULULLAH SAW
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar