Seperti ketika seorang murid Sayyidina Abdul Qadir Jailani QS meninggal, dia dikunjungi 2 malaikat dan bertanya, “Siapa Tuhanmu?” Murid itu menjawab, ”Abdul Qadir Jailani QS.”Siapa Nabimu? Dijawab, “Abdul Qadir Jailani QS.” Apakah agamamu? Dijawab, “Abdul Qadir Jailani QS.” ‘Tempatmu di neraka! Ke mana lagi tempat yang cocok bila seluruh pertanyaan dijawab dengan Abdul Qadir Jailani QS.’
Seketika itu Sayyidina Abdul Qadir Jailani QS muncul dan mengatakan, “Siapa yang memberi kalian izin membawanya ke neraka? Dia telah menyebut namaku, paling tidak tanyalah dulu padaku! Aku tidak jauh, dia adalah muridku, jika mau menanyainya, tanyalah aku. Jangan memberi dia siksa kubur tanpa memberi kesempatan meminta dukungan. Hal ini sama dengan menghina aku, aku wakil Nabi Muhammad SAW!”
Kedua malaikat itu takut pada Syekh Abdul Qadir Jailani QS. Mereka tidak ingin kena pukulan lagi seperti yang pernah dilakukan oleh Sayyidina Umar RA pada mereka. Ketika Sayyidina Umar RA, Khalifah kedua wafat, dua malaikat maut mendatangi beliau. “Siapa Tuhanmu?” Sayyidina Umar RA mempunyai watak yang keras, dan beliau diam saja ketika pertanyaan itu diajukan. “Apa agamamu?” Beliau tetap diam. “Apa kitabmu?” Tetap tidak ada jawaban. Akhirnya mereka harus membawa beliau menuju neraka.
Sayyidina Umar RA berkata, ”Aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan, mendekatlah ke sini.” Mereka mendekat dan mengulang pertanyaan tadi. “Aku masih belum mendengar,… lebih dekat lagi!” Maka Malaikat Munkar AS mendekat dan bertanya lagi, ”Siapa Tuhanmu?” Sayyidina Umar RA segera mengepalkan tangan dan meninjunya tepat di mata Malaikat Munkar AS. Para awliya mengatakan bahwa Malaikat Munkar AS hanya memiliki satu mata saja, itu akibat dipukul oleh Sayyidina Umar RA.
Sayyidina Umar RA berkata, ”Aku baru saja tiba dengan jarak 10 yard, 2 menit dari makamku. Bagaimana mungkin aku lupa siapa Tuhanku dengan waktu sesingkat itu.Sedangkan kalian yang dikirim Allah SWT dari jarak ribuan dan ribuan tahun jauhnya mengaku tidak melupakan siapa Tuhan kalian? Terimalah pukulan keduaku ini!” Segera Malaikat Munkar AS lari menjauh dan Malaikat Nakir AS lari menyusulnya.
Maka kini kedua malaikat itu takut pada Syekh Abdul Qadir Jailani QS. Mereka kembali kepada Allah SWT, dan Allah SWT berfirman, “Dia adalah salah satu awliya-Ku.Tinggalkanlah dia.”
Allah SWT lalu memperpanjang hidup murid itu selama 37 tahun lagi. Mengapa? Karena cinta murid itu pada Syekhnya amat besar dan tidak mampu melihat apa pun kecuali Syekhnya. Itulah murid yang benar, mampu menjaga amanat.
Jika saya bertanya pada kalian sekarang, “Siapa Tuhanmu? Siapa nabimu? Apa kitabmu?”Maka kalian pasti takut untuk menjawab ‘Syekhku!’ Karena itu syirik, kufur, tidak bisa diterima. Meskipun hal itu tidak bisa diterima, dan bahkan kita sadar bahwa kita harus menyembah Allah SWT, dan ketika kita mengatakan, “Allahu Akbar,” kita sedang menyembahnya, namun jika kalian berada dalam Maqam Cinta, maka cinta itu akan mengambil alih pikiran kalian. Pada saat itu kalian tidak bertanggung jawab atas apa yang kalian katakan dan tidak berdosa.
Saat ini kalian pada tingkatan menggunakan akal. Namun pada saat berada di maqam itu, di mana kalian tidak dapat menggunakan akal pikiran, maka kalian bisa mengatakannya dan hal itu tidak dicatat sebagai sebuah dosa. Seperti orang yang tidak waras, jika dia membunuh seseorang, maka kita tidak bisa mengajaknya bicara karena dia tidak menggunakan pikirannya. Tidak bisa ditindak secara hukum karena dia seperti seorang anak kecil, walaupun tindakannya berdasarkan niat sekalipun. Dia tidak bertanggung jawab, dia tidak menggunakan akal pikirannya.
Jika kalian mencapai Maqam Cinta sebagaimana yang telah dicapai para awliya, maka syirik tidak ada artinya. Inilah yang gagal dimengerti oleh para ulama terhadap keberadaan para wali. Ini adalah kesalahan yang dibuat para ulama dulu dan masih berlanjut sampai sekarang. Mereka mengatakan, “Syekh itu musyrik dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa diterima.” Karena Syekh itu tidak sedang berada di maqam yang biasa. Dia sedang berada di Maqam Cinta.
Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Senin, 11 Januari 2016
Maqam Cinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar