Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Senin, 21 Desember 2015
SEJARAH TA 'WIZ NAQSHABANDI SYAIKH ABDULLAH AD DAGESTANI YANG LANGSUNG DIBERIKAN OLEH NABI
Diceritakan oleh Qutb Mutasyarif Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Al-Kabbani Ar-rabbani
Dulu, ketika saya masih muda, Grandsyekh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani biasa memberikan orang—tidak semua orang, tetapi orang-orang yang sungguh mempunyai mata jahat pada diri mereka atau mereka telah diserang oleh jin jahat atau setan dari golongan jin dan ins (manusia), dan mereka yang mempunyai masalah, beliau biasa memberikan mereka sebuah ta’wiz dengan tulisan melingkar dan orang-orang mengambilnya dan mendapatkan banyak manfaat.
Grandsyekh mengatakan kepada kami di dalam sebuah suhbat, bahwa beliau diperintahkan untuk tidur, untuk beristirahat, dan karena beliau tinggal di Jabal (pegunungan) Qasyoun di Syam, Damaskus, di puncak gunung, dan di sana tidak ada rumah kecuali rumah beliau. Beliau berkata bahwa di pegunungan itu terdapat banyak jin yang tugasnya adalah melindungi Syam asy-syariif, dan beberapa jin jahat suka datang untuk menyerang jin mukmin. Beliau diperintahkan untuk beristirahat, berbaring dengan memegang sebuah pena pada tangannya. Dalam keadaan antara sadar dan tidur, beliau melihat Nabi Muhammad saw memberinya sebuah bacaan ta’wiz kepadanya dan beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya.
Beliau menuliskannya dalam bentuk melingkar sehingga bacaan-bacaan itu mengelilingi satu sama lain hingga mencapai tengah. Di dalam visi spiritualnya Nabi Muhammad saw mengatakan kepada beliau (syaikh Abdullah) bahwa Ta’wiz (rajah) ini akan melindungi orang yang memakai/memegangnya). Karena ia mengandung Asmaul Husna dan Nama-Nama yang indah dari Sahabat Nabi lainnya serta nama-nama beberapa orang suci lainnya, di mana Allah telah memberi izin bagi orang-orang ini untuk menangani orang yang terkena ilmu hitam, atau suatu kejahatan, dan tulisannya adalah sebagai berikut:
tawiz Grandsyekh `Abdullah al-Fa'iz ad-Daghestani
laa ilaaha ill ‘Llah Muhammad rasulullah shall-allahu `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa shahbihi wa sallam, ya Rahman ya Rahim ya Musta`an, ya Allah; ya Muhammad sall-allahu ta`ala `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa sahbihi wa sallam, ya Aba Bakr, ya `Umar, ya `Utsman, ya `Ali (r), ya Hasan, ya Husayn, ya Yahya, ya Halim, wa laa hawla wa laa quwatta illa billah il-`aliyyi’l-`azhim, Syahamatu ’l-Fardani, Yusuf ash-Shiddiq, `Abdur-Rauf al-Yamani, Imamu ‘l-`Arifin Amanu’l-Haqq, Lisanul-mutakallimin `Awn’Llah as-Sakhawi, `Araf at-Tayyar, al-Ma`ruf bi-Mulhan, Burhanu’l-Kurama Ghawtsi’l-Anam, ya Shahib az-Zaman, ya Shahib al-`Unsur, ya Khidr.
Beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya dan beliau diperintahkan untuk menuliskannya dan kemudian memberikannya kepada orang-orang untuk menghancurkan pengaruh syayatin (maradatul-jinn, jin kafir yang disebut maradat) untuk melindungi orang dari serangannya dan melindungi sang pemakai dari mata jahat (hasad) dan berbagai kesulitan.
Lebih jauh lagi, orang yang menuliskan ta’wiz ini harus menuliskannya dengan tinta zafaran (saffron) dan menggunakan pena logam (stylus). Pena itu harus dicelupkan di dalam tinta saffron dan itu harus dituliskan oleh seorang anak, baik laki-laki atau perempuan yang belum mencapai akil balig agar lebih efektif. Hal itu karena sesuatu yang murni harus dilakukan oleh seseorang yang murni pula. Sesuatu yang murni tidak dapat dituliskan oleh seseorang yang tidak murni karena itu tidak akan mempunyai efek tertentu.
Jadi Grandsyekh Abdullah Ad-Dhagestani biasanya memerintahkan seseorang untuk menuliskannya dan saya tidak menyembunyikannya dari kalian, bahwa ia adalah Hajah Naziha (istri syaikh Nazim), semoga Allah memberinya syifa dan umur yang panjang. Ia adalah orang yang menuliskan semua ta’wiz ini (juga dikenal sebagai ruqya atau hijab) dari Grandsyekh Abdullah. Hajah Naziha biasanya mengambil wudu terlebih dahulu, lalu menuliskannya, dan ia menuliskannya sejak usia 7 tahun hingga mencapai akil balig. Kemudian Grandsyekh akan membagikannya kepada orang-orang yang memerlukannya.
Kini, karena banyak sekali orang yang datang dengan masalah-masalah ilmu hitam, dan masalah besar lainnya, mereka menggunakan printer untuk memperbanyak ta’wiz, dan alhamdulillah dengan rahasia yang berada di dalamnya, ta’wiz itu tetap efektif walaupun itu bukan tulisan tangan. Orang-orang yang memerlukannya, dapat memintanya dan kami akan mengirimkannya kepada mereka.
Saya juga cukup merasa positif, jika mereka berada di Pakistan, Inggris, Amerika Serikat, Indonesia, Afrika Selatan, Kanada, atau di daerah lain, mereka dapat menghubungi Naqsybandi Center terdekat dan mendapatkan ta’wiz itu.
Namun demikian, jika mereka masih memerlukan bacaan lainnya, tergantung pada kondisi masing-masing, dan pada masalah yang mereka hadapi, mereka dapat mengirimkan permintaannya kepada kami dan kami akan memberikan apa yang harus mereka baca.
Itu adalah satu aspek, dan khusus bagi orang ini yang bertanya, Mawlana Syekh Nazim menginformasikan kepada saya sekarang agar Anda membaca 3 Surat al-Ikhlash, Surat al-Falaq, Surat an-Nas. Ketika sampai pada bagian wa min syarri’n-nafatsati fil-`uqad, tiupkan pada diri Anda sendiri dan insya-Allah diakhiri dengan membaca satu Surat al-Fatiha dan Anda akan selamat dari ilmu hitam yang menimpa Anda dan Wa’Allahu `alam bish-shawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar