CONDONG KEPADA MAKHLUQ
Ada sejumlah rintangan (dalam suluk), yang terbesar di antaranya adalah bergantung pada makhluk dan merasa condong kepada mereka.”– Syaikh Abdul Khaliq al-Syabrawi
Bagaimana orang yang bergaul dan melakukan satu sama lain, yaitu berbincang, bersenda gurau, tertawa, dan sebagainya, dapat berharap tiba di tempat yang dituju?
Jika engkau mengharapkan derajat mulia, tinggalkan makhluk dan PUSATKAN PERHATIAN kepada ALLAH.
Jika engkau tidak sejalan dengan apa yang baru saja dijelaskan, maka waktumu akan sia-sia dan engkau tidak akan mencapai apa yang engkau inginkan.
Bersungguh-sungguhlah dan tekunlah. Jangan isi dirimu dengan hal-hal yang sepele dan ucapan yang tak berfaedah.
(* Sumber : The Degrees of the Self/ Maratib al-Nafs, Syaikh Abdul Khaliq al-Syabrawi);
Perkataan Syaikh Al-Akbar Ibnu Arabi di bawah ini baik untuk dijadikan pegangan :
“Terpenting, dari apa yang engkau butuhkan adalah akhlak mulia, karakter dan perilaku yang tepat benar; kau harus mengidentifikasi bagian dirimu yang buruk dan menghilangkan keburukan itu. Hubunganmu dengan siapapun harus berdasarkan akhlak mulia – yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tipe kebutuhan tiap orang.
Barangsiapa yang menolak satu poin dari akhlak mulia, itu berarti dia masih memiliki karakter buruk. Setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Level tiap orang berbeda. Karakter dan perilaku baik juga memiliki level yang berbeda. Perilaku bukanlah sebuah bentuk. Bukan juga dijalankan dalam cara yang sama pada setiap keadaan kepada setiap orang. Berperilakulah sesuai situasi dan kondisi, dan sesuai tipe kebutuhan orang dalam hubunganmu dengan seseorang atau kelompok. Perilaku baik itu adalah jika perilaku itu membawa kepada jalan keselamatan, kebenaran, kenyamanan, kedamaian, ketenangan, memberikan perlindungan, tiada menyakitkan lahir bathin dan tiada menimbulkan kesengsaraan bagi orang lain, bagi diri pribadi, dan sebisa mungkin bagi banyak orang, dimana dilakukan semata mengharapkan keridhoan Allah.
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat shaleh maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang zalim. “ (QS.42:40)
Tunjukkan cinta, kasih sayang, kepekaan/ empati/ simpati, kemurahan hati, dan perlindungan kepada orang-orang yang berada dalam tanggunganmu. Jika engkau mengharapkan cinta kasih sayang Allah dan perlindungan-Nya, ingatlah bahwa sepenuhnya engkau bergantung kepada-Nya Al-Ahad, Tuhan dan Pemilik jagat raya dan seisinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar