Senin, 24 Februari 2014

Nikmatnya Berthariqah

SHIDDIQIYYAH
Nikmatnya Berthoriqoh
Banyak orang yang telah mengikuti thoriqoh,
tapi masih sedikit yang mengerti tujuan
utamanya masuk ke thoriqoh itu. Dan dari
sedikit orang yang tahu tujuan pokok itu, lebih
sedikit lagi orang yang bisa mencapainya.
Temasuk masih sedikit pula orang-orang yang
benar-benar bisa merasakan nikmatnya
berthoriqoh sekaligus merasakan segarnya
Maa-an Ghodaqo. Lalu apa sebenarnya tujuan
utama masuk dalam thoriqoh itu dan
bagaimana agar bisa merasakan nikmatnya
Maa-an Ghodaqo ?
Keutamaan berthoriqoh.
Sebelumnya mari kita perhatikan seberapa
besar keutamaan masuk kedalam suatu
thoriqoh agar kita mengerti bagaimana
posisinya orang yang sudah berthoriqoh. Bagi
dunia tasawuf, masuk thoriqoh atau mengikuti
salah satu thoriqoh adalah sesuatu yang utama,
diantara keutamaannya :
a. Dengan masuk thoriqoh berarti kita
berpotensi untuk mendapatkan Maa’an
Ghodaqo.
Sebagaimana diterangkan dalam surat Al jin
ayat 16 : “Dan bahwasanya jikalau mereka
tetap berjalan lurus di atas thoriqoh, benar-
benar Kami akan memberi minum kepada
mereka air yang segar (Maa’an Ghodaqo).”
Bagaimana maksud dari ayat ini ? Dalam kitab
Hasyiyatush Showi (Syarah Tafsir Jalalain) Juz
IV halaman 216, ayat tersebut ditafsirkan
sebagai berikut : ”Dan seandainya hamba Alloh
itu istiqomah dalam menjalankan Thoriqah
dengan sepenuh hati, yakni mendawamkan
(melanggengkan) wirid, dzikir, muroqobah,
musyahadah, serta melakukan hal-hal yang
terpuji dan meninggalkan hal-hal yang tercela
seraya mengharap Ridho Alloh, pasti Alloh
akan memenuhi hati mereka dengan asror wa
ma’arif Illahiyyah (rahasia pengetahuan
ketuhanan) serta rasa cinta yang mendalam
kepadaNya.
b. Dengan masuk ke thoriqoh berarti telah
berupaya untuk mendekatkan diri kepada
Alloh.
Karena didalam hadist nabi telah
diperintahkan : “Adakanlah! (jadikanlah!) dirimu
itu beserta Alloh, jika engkau (belum bisa)
menjadikan dirimu beserta Alloh, maka
adakanlah (jadikanlah) beserta dengan orang-
orang yang beserta Alloh, maka sesungguhnya,
(orang itulah) yang menghubungkan engkau
kepada Alloh (yaitu rohaninya). (Hadis Riwayat
Abu Daud).
Bagi dunia tasawuf, mursyid (pimpinan suatu
thoriqoh) itu adalah orang yang sudah dekat
dengan Alloh (beserta Alloh). Dengan
demikian, bila kita masuk dalam suatu thoriqoh
yang dipimpin oleh seorang mursyid, berarti
sama halnya telah mengusahakan diri kita
beserta dengan orang yang beserta Alloh.
Bagaimana tandanya orang yang sudah bisa
beserta Alloh serta bisa membimbing kita
kepada Alloh ? Diantaranya adalah yang bisa
membangkitkan kita untuk berjalan menuju
kepada Alloh, dan menunjukkan wacana jalan
menuju kepada Alloh. Karenanya, Ibnu
Atho’illah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam
mengatakan, “Janganlah berguru pada
seseorang yang yang tidak membangkitkan
dirimu untuk menuju kepada Alloh dan tidak
pula menunjukkan wacananya kepadamu, jalan
menuju Alloh”. Dan juga ada beberapa ciri
lainnya, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Syeikh Abul Hasan Syadzili, bahwa syarat
seorang mursyid yang layak, minimal ada lima,
yaitu :
1. Memiliki sentuhan rasa ruhani yang jelas dan
tegas.
2. Memiliki pengetahuan yang benar.
3. Memiliki cita (himmah) yang luhur.
4. Memiliki perilaku ruhani yang diridloi oleh
Alloh.
5. Memiliki mata hati yang tajam untuk
menunjukkan jalan Ilahi.
(Al-Mafaakhirul ‘Aliyah, karya Ahmad bin
Muhammad bin ‘Ayyad)
c. Dengan berthoriqoh (berguru ke seorang
yang mursyid), berarti juga akan mendapat
syafaat dari mursyidnya.
Sebagaimana diterangkan dalam hadist nabi :
“Dari Abu Sa’id, sesungguhnya Rosululloh
SAW bersabda, “Sesungguhnya sebagian dari
umatku ada yang memberi syafaat kepada
golongan besar dari manusia, sebagian dari
mereka ada yang memberi syafaat kepada satu
suku, sebagian dari mereka ada yang memberi
syafaat kepada satu orang, sehingga mereka
masuk surga semuanya.” (H.R. Tarmizi).
Bagi tradisi tasawuf, seorang mursyid diyakini
juga bisa memberi syafaat bagi pengikutnya.
d. Dengan berthoriqoh (berguru ke seorang
yang mursyid), berarti akan senantiasa
mendapat bimbingan untuk membersihkan hati,
untuk menuju kepada Alloh. Karena memang
itulah keahlian seorang mursyid, memberi
petunjuk, membimbing muridnya agar bisa
sampai pada Alloh.===>>> http://alkautsar.co/
?p=586

Tidak ada komentar:

Posting Komentar