Rabu, 12 Februari 2014

Doa ketika Adzan

"DALIL DAN AMALAN MENGUSAP MATA SAAT
ADZAN
Sayyidi Asy-Syaikh M. Nadzim Al-Haqqani
Berkata:
Ketika muadzin membaca lafadz syahadat Rasul
“Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”
biasanya ada sebagian orang yang mencium
jempolnya terus diusapkan ke mata. Berikut
adalah tulisan Ustadz Ma'ruf Khozin tentang
penjelasan para ulama mengenai hal itu.
Masalah ini tidak berkaitan dengan hukum sunnah
atau yang lain bila dilakukan dalam adzan, namun
sebuah doa yang dilakukan beberapa ulama
khususnya yang bermadzhab Malikiyah. Syaikh
Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin
Abdurrahman al-Maghrabi berkata:
ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺨَﻀِﺮِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ
ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺑِﺤَﺒِﻴﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ
ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻘَﺒِّﻞُ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻪِ ، ﻭَﻳَﺠْﻌَﻠُﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻟَﻢْ
ﻳَﻌْﻢَ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮْﻣَﺪْ ﺃَﺑَﺪًﺍ ) ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺧﻠﻴﻞ – ﺝ
3 / ﺹ 355 )
Diriwayatkan dari Nabi Khidhir As. bahwa ia
berkata: “Barangsiapa yang mendengar bacaan
muadzin “Asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah”, lalu ia berdoa “Marhaban bihabibiy
waqurrati ainiy Muhammadibni Abdillah Saw.”,
lalu mengecup dua jari jempolnya dan diletakkan
(diusapkan) ke kedua matanya, maka ia tidak akan
mengalami buta dan sakit mata
selamanya.” (Mawahib al-Jalil Syarh Mukhtashar
asy-Syaikh Khalil juz 3 halaman 355).
Bahkan dalam referensi ulama Malikiyah tidak
sekedar dijelaskan ‘tata caranya’, namun juga
faedahnya:
( ﻓَﺎﺋِﺪَﺓٌ ( ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺋِﻞِ ﺍﻟْﻤَﻠْﻘُﻮﻃَﺔِ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﻟْﻔَﻘِﻴﻪُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳﻖُ ﺍﻟﺼَّﺪُﻭﻕُ
ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﺍﻟْﺄَﺯْﻛَﻰ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢُ ﺍﻟْﺄَﻭْﻓَﻰ ﺍﻟْﻤُﺠْﺘَﻬِﺪُ ﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻭِﺭُ ﺑِﺎﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ ﺍﻟْﻤُﺘَﺠَﺮِّﺩُ
ﺍﻟْﺄَﺭْﺿَﻰ ﺻَﺪْﺭُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺑْﻦُ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢِ ﺑَﻬَﺎﺀِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺑْﻦِ ﻋَﻠِﻲٍّ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻲِّ
ﺣَﻔِﻈَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻘِﻴﺖُ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢَ ﺍﻟْﻤُﺘَﻔَﻨِّﻦَ ﺍﻟْﻤُﻔَﺴِّﺮَ ﺍﻟْﻤُﺤَﺪِّﺙَ
ﺍﻟْﻤَﺸْﻬُﻮﺭَ ﺍﻟْﻔَﻀَﺎﺋِﻞُ ﻧُﻮﺭَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺍﻟْﺨُﺮَﺍﺳَﺎﻧِﻲَّ ﺑِﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﺷِﻴﺮَﺍﺯَ ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻓِﻲ
ﻭَﻗْﺖِ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺒَّﻞَ
ﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﻧُﻮﺭُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻲْ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻭَﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَﻣَﺴَﺢَ ﺑِﺎﻟﻈُّﻔْﺮَﻳْﻦِ ﺃَﺟْﻔَﺎﻥَ
ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻋِﻨْﺪَ ﻛُﻞِّ ﺗَﺸَﻬُّﺪٍ ﻣَﺮَّﺓً ﺑَﺪَﺃَ ﺑِﺎﻟْﻤُﻮﻕِ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﺄَﻧْﻒِ ، ﻭَﺧَﺘَﻢَ ﺑِﺎﻟﻠَّﺤَﺎﻅِ ﻣِﻦْ
ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟﺼُّﺪْﻍِ ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺴَﺄَﻟَﺘْﻪُ ﻋَﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻓْﻌَﻠُﻪُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ
ﺭِﻭَﺍﻳَﺔِ ﺣَﺪِﻳﺚٍ ، ﺛُﻢَّ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﻓَﻤَﺮِﺿَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻱَ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻡِ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﻟِﻢَ ﺗَﺮَﻛْﺖَ ﻣَﺴْﺢَ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻚَ ﻋِﻨْﺪَ ﺫِﻛْﺮِﻱ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ
ﺇﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺃَﻥْ ﺗَﺒْﺮَﺃَ ﻋَﻴْﻨَﺎﻙَ ﻓَﻌُﺪْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺢِ ﺃَﻭْ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻈْﺖَ ﻭَﻣَﺴَﺤْﺖَ
ﻓَﺒَﺮِﺋَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻱَ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻌَﺎﻭِﺩْﻧِﻲ ﻣَﺮَﺿُﻬُﻤَﺎ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﺂﻥَ . ) ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ
ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺧﻠﻴﻞ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﺑﻲ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ - ﺝ 3 / ﺹ 354 ﻭﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﻌﺪﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ
ﺍﻟﺮﺑﺎﻧﻲ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﻠﻲ ﺍﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻲ - ﺝ 2 / ﺹ 281 )
“(Faedah) disebutkan dalam kitab al-Masail al-
Malquthah, bahwa telah bercerita kepada kami ahli
fiqh yang sangat terpercaya, yang hsaleh, bersih,
berilmu sempurna, seorang mujtahid, bertetangga
dengan Masjid al-Haram, menyendiri, Shadruddin
bin Sayyidina Shaleh Bahauddin Utsman bin Ali al-
Fasi, hafidzahullah, ia berkata: “Saya bertemu
dengan seorang syaikh yang ahli di bidang banyak
ilmu, ahli tafsir, ahli hadits, yang populer
keutamaannya, Nuruddin al-Khurasan di Kota
Syiraz. Saya berada di dekatnya saat adzan.
Ketika ia mendengar ucapan muadzin “Asyhadu
anna Muhammadan Rasulullah”, maka Syaikh
Nuruddin mengecup kedua jari jempolnya, kanan
dan kiri, lalu mengusapkan dengan kedua kuku ke
kelopak matanya setiap bacaan syahadat, dimulai
dari ujung mata yang lurus dengan hidung lalu
mengenyamping ke arah pelipis.
Saya (Shadruddin) bertanya kepadanya tentang hal
itu, maka ia menjawab: “Dulu saya melakukannya
tanpa riwayat hadits, lalu saya meninggalkannya.
Maka kedua mata saya sakit dan saya mimpi
bertemu Rasulullah Saw. dan bersabda kepadaku:
“Kenapa kamu tinggalkan mengusap kedua
matamu ketika menyebutku dalam adzan. Jika
kamu ingin kedua matamu sembuh maka ulangilah
mengusap matamu.”
Lalu saya terbangun dan mengusap kedua mataku.
Dan sampai sekarang tidak pernah sakit mata
lagi.” (Mawahib al-Jalil juz 3 halaman 354 dan
Hasyiyah al-Adawi juz 2 halaman 281).
Kendati sudah masyhur dilakukan sebagian ulama,
namun ulama Malikiyah menegaskan hal tersebut
bukan bersumber dari hadits:
ﻭَﺍﺷْﺘَﻬَﺮَ ﻋِﻨْﺪَ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻭِﺭْﺩٌ ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠّﻪِ
ﻳُﻘَﺒِّﻠُﻮْﻥَ ﺇِﺑْﻬَﺎﻣَﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻤُﺮُّﻭْﻥُ ﺑِﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻋْﻴُﻨِﻬِﻢْ ﻗَﺎﺋِﻠِﻴْﻦَ: ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎً ﺑِﺤَﺒِﻴْﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ
ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠّﻪِ، ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻟَﻢْ ﻳَﺮِﺩْ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳْﺚٍ ) ﺇﺭْﺷَﺎﺩُ ﺍﻟﺴَّﺎﻟِﻚ : ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ
ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ - ﺝ 1 / ﺹ 27 )
“Telah masyhur di sebagian ulama sebuah wirid,
kecuali saat ucapan muadzin “Asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah”, lalu mereka mengecup
dua jari jempolnya dan diusapkan ke kedua
matanya, kemudian mereka berdoa “Marhaban
bihabibiy waqurrati ‘ainiy Muhammadibni Abdillah
Saw”. Hal ini tidak bersumber dari
hadits.” (Syaikh Syihabuddin al-Baghdadi dalam
Irsyad as-Salik juz 1 halaman 27).
Sementara dalam madzhab Syafi’iyah penjelasan
tersebut terdapat dalam kitab I’anat ath-Thalibin
juz 1 halaman 281 yang mengutip dari Hasyiyah
Abi Jamrah karya asy-Syaikh asy-Syinwani. Saya
sendiri (Ustadz Ma’ruf Khozin) mendapat ijazah ini
dari Syaikh Abdul Malik bin KH. Fathul Bari al-
Makki, yang hadir saat itu adalah Alm. KH.
Zainullah bin KH. Bukhari, abah saya Alm. H.
Khozin Yahya dan saya sendiri, sekitar tahun
1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar