Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Sabtu, 11 Januari 2014
Shalawat Nariyah
Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan
wa sallim salaaman taaamman ‘ala
sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu
bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa
tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir
roghooibu wa husnul khowaatimu wa
yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa
‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin
wa nafasim bi’adadi kulli ma’lummin lak”
Artinya : Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang
sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan
yang penuh kepada junjungan kami Nabi
Muhammad, yang dengan sebab beliau semua
kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan
dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat
terpenuhi, dan semua yang didambakan serta
husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya
yang mulia hujanpun turun, dan semoga
terlimpahkan kepada keluarganya serta para
sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas
sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh
Engkau.
Penjelasan
Sholawat Tafrijiyyah (sholawat memohon
kelepasan dari kesusahan dan bencana) adalah
antara sholawat yang terkenal diamalkan oleh
para ulama kita. Sholawat ini juga dikenali
sebagai Sholawat at-Tafrijiyyah al-Qurthubiyyah
(dinisbahkan kepada Imam al-Qurthubi), dan ada
juga ulama yang menisbahkannya kepada Imam
‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam al-Husain.
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179)
dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab
ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang
disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah
karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan
apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang
tidak disukai mereka berkumpul dalam satu
majelis untuk membaca shalawat nariyah ini
sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang
dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu
rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang
mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan
komentarnya: Siapa membaca shalawat ini
sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan
sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus,
di samping mendapatkan pangkat kedudukan
dan tingkatan orang kaya.”
Sholawat an-Naariyah menjadi amalan apabila
ingin melaksanakan sesuatu hajat atau menolak
sesuatu bencana, mereka akan berkumpul dan
membaca sholawat ini 4444 kali lalu terkabul
hajat mereka dan tertolak segala malapetaka
secepat api yang menyambar atau membakar.
Ianya juga dikenali sebagai Miftahul Kanzil
Muhiith li naili muraadil ‘abiid (kunci
perbendaharaan yang meliputi untuk
menyampaikan harapan si hamba).
Sholawat ini mempunyai keistimewaannya kerana
selain sholawat ianya merupakan tawassul
kepada Allah dengan Junjungan Nabi s.a.w. di
mana kita menyebut nama dan dhamir Junjungan
s.a.w. sebanyak 8 kali.Menurut Imam al-Qurthubi
sesiapa yang melazimi akan sholawat ini setiap
hari 41 kali atau 100 kali atau lebih, nescaya
Allah melepaskan kedukaan, kebimbangan dan
kesusahannya, menyingkap penderitaan dan
segala bahaya, memudahkan segala urusannya,
menerangi sirnya, meninggikan kedudukannya,
memperbaikkan keadaannya, meluaskan
rezekinya, membuka baginya segala pintu
kebajikan, kata-katanya dituruti, diamankan dari
bencana setiap waktu dan dari kelaparan serta
kefakiran, dicintai oleh segala manusia,
dimakbulkan permintaannya. Akan tetapi untuk
mencapai segala ini, seseorang itu hendaklah
mengamalkan sholawat ini dengan mudaawamah
(berkekalan).
Imam as-Sanusi berkata bahawa sesiapa yang
melazimi membacanya 11 kali setiap hari, maka
seakan-akan rezekinya turun langsung dari langit
dan dikeluarkan oleh bumi.
Imam ad-Dainuri berkata bahawa sesiapa yang
membaca sholawat ini dan menjadikannya wirid
setiap selepas sholat 11 kali, nescaya tidak
berkeputusan rezekinya, tercapai martabat yang
tinggi dan kekuasaan yang mencukupi.
-Siapa yang mendawamkannya selepas sholat
Subuh setiap hari 41 kali, tercapai maksudnya.
-Siapa yang mendawamkannya 100 kali setiap
hari, terhasil kehendaknya dan memperoleh
kehormatan/kemuliaan melebihi kehendaknya.
-Siapa yang mendawamkannya setiap hari
menurut bilangan para rasul (313 kali) untuk
menyingkap segala rahasia, maka dia akan
menyaksikan segala apa yang dikehendakinya.
-Siapa yang mendawamkannya 1000 kali sehari,
maka baginya segala yang tidak dapat hendak
diterang dengan kata-kata, tidak pernah dilihat
mata, tidak pernah didengar dan tidak pernah
terbetik di hati manusia.
Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir
mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa
membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali
(dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal
kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi
100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30
di dunia… Dan hadits Rasulullah yang
mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku
karena dapat memecahkan masalah dan
menghilangkan kesedihan. Demikian seperti
tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib
juga dalam Khozinatul Asror.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh
mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia
akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait
dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut
dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga
matiku, lebih baik dari kalian. Kalian
membicarakan dan juga dibicarakan, amal -amal
kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu
amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau
buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits
riwayat al-Hafizh Ismail al Qadhi, dalam bab
Shalawat ‘ala an-Naby. Imam Haitami
menyebutkan dalam kitab Majma’ az-Zawaid, ia
menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan
ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah
doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak
seorang pun yang memberi salam kepadaku
kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku
sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu
Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-
Nawawi, dan sanadnya shahih)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar