Laman
- Beranda
- al ilmu
- al kisah
- Allah dan Jalan menuju Allah
- Cahaya
- Do'a Doa
- Futuhat Al Makiyyah
- Hadits Qudsy
- Kalam Kalam Hikmah
- Kata Hati
- Kebenaran Hakiki
- Kitab Tauhid
- Mahkota Aulia Illaita'ala
- Mutiara Kalam Habaib
- My notes
- Qitab Sirr Al Asrar
- Shalawat
- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani
- Syar'i
- Syarh Al Hikam
- Taddabur Ayat Ayat
- Tokoh dan Biografi
Sabtu, 11 Januari 2014
Shalawat Azhimiyah
Shalawat Azhimiyyah
Allaahumma innii as ‘aluka bi nuuri wajhillaahil
‘Azhiim. Wa qoomat bihii ‘awaalimullahil ‘azhiim.
Antusholliya ‘alaa mawlaanaa Muhammadin dzil
qodril ‘Azhiim. Wa ‘alaa aali Nabiyyillahil ‘azhiim.
Biqodri ‘azhomati dzaatillahil ‘azhiim. Fii kulli
lamhatiw wanafasin ‘adadama fii ‘ilmillahil
‘azhiim. Sholaatan daa ‘imatanm
bidawaamillaahil ‘azhiim. Ta’zhiimal lihaqqika
yaa mawlaanaa yaa Muhammad yaa dzal khuluqil
‘azhiim. Wasallim ‘alayhi wa ‘alaa aalihii mitsla
dzaalik. Wajma’ baynii wabaynahuu kamaa
jama’ta baynar ruuhi wanafs, zhoohirow
wabaathinaa, yaqhzhotaw wamanaamaa.
Waj’alhu yaa Robbi ruuhal lidzaatii min jamii’il
wujuuhi fid dunyaa qoblal aakhiroti yaa ‘Azhiim.
Artinya : Yaa Allah sesunggguhnya aku memohon
kepadaMu dengan cahaya Wajah Allah Yang
Agung. Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah
Yang Agung. Dan dengannya berdirilah alam-
alam (ciptaan) Allah Yang Agung. Agar shalawat
tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad
SAW, yang memiliki derajat yang Agung. Dan
atas keluarga nabi Allah Yang Agung. Dengan
ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung.
Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang
termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung.
Shalawat yang sentosa dengan Kekekalan Allah
Yang Agung. (sebagai) pengagungan terhadap
Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang
memiliki akhlak (perangai) yang Agung. Dan
salam atas beliau SAW serta keluarganya,
semisal yang demikian itu . dan satukanlah aku
dengan Beliau sebagaimana engkau satukan ruh
dengan nafas, secara zhahir dan batin, dalam
keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi). Dan
jadikanlah beliau yaa Tuhanku, sebagai ruhani
jiwaku, di setiap arah, didunia ini sebelum
(datangnya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki
Keagungan.
Catatan :
Sayyid Habib Al-Haddar Muhammad Al-Haddar
mengatakan : " Barang siapa membaca shalawat
Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu
nabi SAW ".
Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki berkata : "
Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali
sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna
untuk mimpi bertemu Nabi SAW". (habib HUsin
Muhammad Syadad bin Umar, Do'a-do'a
bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah)
Habib Ahmad bin Hasan Ra. berkata: " Aku
memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul
bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah
ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu
dengannya, ia berkata kepadaku : 'ketika jasadku
diletakkan di kubur, datang makhluk yang
menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung
(Azhimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah
rasa takut dari hatiku".
Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan
dengan shalawat ini . Al-Arif billah Habib Abu
Bakar bin Abdullah 'Atthas memperoleh shalawat
ini dari sayyid Ahmad bin Idris secara langsung .
beliau lalu menulis shalawat ini dan
menyimpannya dalam tas pakaian. sewaktu
berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir batin dan
kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu
Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan
apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar.
habib abu Bakar berkata kepadanya, " Tas ku ini
hanya berisi pakaian dan shalawat". habib Abu
Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si
Darwisy.
Sayid Ahmad Syarif as-Sanusi Ra. meriwayatkan
bahwa Sayid Muhammad bin Ali as-Sanusi Ra.
suatu ketika menerangkan keutamaan membaca
Shalawat ‘Azhimiyyah, bahwa sesungguhnya
membaca Shalawat ‘Azhimiyyah sekali
menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala-ilul
Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan
mengapa demikian? Karena keutamaan Shalawat
‘Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para
Guru-guru Ra. (yang meriwayatkannya).
Kisah:
Pengarang Dalaiul Khairat: Al Imam Abu Abdillah
Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar
bin Sulaiman Al Jazuli Rahimahullah, nasabnya
Jazulah, sebuah qabilah dari daerah Barbar di
Susil Aqsha. Belajar ilmu di Fez (Maroko), dan di
sanalah beliau mengarang Dalail.
Adapun asal mulanya beliau menyusun kitab
Dalail, suatu hari beliau akan mengambil air
wudhu untuk sholat. Tetapi beliau tidak
mendapatkan alat buat mengambi air dalam
sumur. Keadaan itu terus berlangsung sampai ia
melihat seorang anak perempuan kecil yang
memandanginya dari tempat yang cukup tinggi,
lalu anak kecil itu bertanya kepada beliau:
“Siapakah Anda?” Beliau kemudian menjelaskan
hal ihwal beliau, maka anak itu berkata: “Tuan ini
ahli membaca sholawat kepada Rasulullah SAW,
dan Tuan ini termasuk orang yang dihormati,
mengapa Tuan bingung tidak mendapatkan air?”
Kemudian ia pun meludah ke dalam air sumur
itu, seketika itu pula airnya naik dan akhirnya
memudahkan untuk berwudhu.
Setelah merampungkan wudhunya Syaikh al
Jazuli bertanya: “Dengan apa engkau
memperoleh karomah (kemuliaan) ini?”
Jawabnya: “Karena saya memperbanyak
membaca sholawat kepada Nabi SAW, yang
mana jika seseorang berjalan di daratan yang
tiada makanan & air, bergantunglah binatang-
binatang buas kepadanya”. Lalu beliau
bersumpah untuk mengarang sebuah kitab
sholawat Nabi SAW, pelindungku, yang melebihi
ilmu Aqliyah dan Naqliyah.
Sebelum beliau mengajarkan ilmunya dan
tarbiyah kepada muridnya beliau melakukan
riyadhah / khawat / uzlah selama 14 tahun
setelah mendapat talqin (ijazah) Thariqat
Syadziliyah. Setelah beliau keluar ke masyarakat,
beliau menjadi masyhur di berbagai tempat dan
negeri, murid beliau mencapai 12.000 orang
lebih.
Beliau berkata: “Allah telah berfirman kepadaku:
“Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku
menganugerahkan karomah dan derajat luhur
kepadamu ini, karena kamu senang
memperbanyak Sholawat kepada NabiKu”.
Pada tanggal 16 Rabiul Awal 870 H beliau wafat,
ddisemayamkan di desa Sus al Aqsha. Setelah
77 tahun dari wafatnya, jenazahnya dipindahkan
ke Marakesy, maka didapati jenazahnya itu utuh
sebagaimana waktu dipendam pertama kali.
Makamnya banyak diziarahi orang, dikarenakan
baunya yang semerbak. Hal ini dikarenakan
beliau menyukai membanyakkan sholawat
kepada Nabi SAW selama hidupnya. (Asraarur
Rabbaniyyah wal Fuyudhatir Rahmaniyyah ‘aas
Sholawatid Dardiriyyah, Sy. Ahmad as Showi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar