Minggu, 01 Mei 2016

Keutamaan Tassawuf

FADHILAH KEUTAMAAN ILMU TASAWUF

Sayyidi Syaikh Abdul Wahhab as Sya’rani Rhm bercerita: “Aku melihat Nabi SAW di dalam tidurku, maka aku berkata: ‘Ya Rasulullah! Bahwasanya hamba sekarang ini seperti kanak-kanak yang baru belajar Ilmu Tasawuf”. Maka sabda Nabi SAW: “Baca (perhatikan) olehmu akan perkataan kaum Ahlus shufi itu, maka bahwasanya orang yang mubtadi (pemula) yang baru belajar Ilmu Tasawuf itu, yaitu Wali Allah. Adapun orang yang berilmu Tasawuf ini, maka yaitu seperti bintang yang tiada dapat dihinggakan akan dia (ketinggiannya)”.
Imam al Ghazali menukil dalam kitab Ihya’nya daripada perkataan sebagian ‘Arifin:
مَنْ لَـمْ يَكُـنْ لَّه نَصِيْبٌ مِنْ عِلْـمِ الْـقَوْمِ يَـخَافُ عَلَيْهِ سُوْءُ الْـخَاتِـمَةِ وَأَدَّنِيْ نَصِيْبٌ مِنْهُ التَّصَوُّف مِنْهُ التَّصْدِيْقُ وَالتَّسْلِيْمُ لأَهْلِه
“Barang siapa yang tiada mengetahui bagian-bagian dari Ilmu kaum Shufi dikhawatirkan mati dalam keadaan Su-ul Khatimah dan sekurang-kurangnya bagian itu adalah membenarkan (Tashdiq) dan berserah diri terhadap ahlinya (Taslim)”.
Syaikh Junaid al Baghdadi Rhm berkata:
التَّصْدِيْقُ بِعِلْمِنَا هذَا وِلاَيَةُ الصُّغْرى
“Orang yang membenarkan Ilmu kami ini (yakni Ilmu Tasawuf ini adalah termasuk daripada Wali Allah yang kecil”.
Syaikh Abu Yazid al Busthami Qs. Berkata:
إِذَا رَأَيْتَ أَحَدًا يـُحْسِنُ الظَّنّ بِكَلَامِ أَهْلِ هذَا الطَّرِيْقِ فَقُلْ لَه يَدْعُوْلَكَ فَإِنَّه مُـجَابُ الدَّعْوَةِ
“Jika engkau melihat seseorang berhusnuz-zhan dengan perkataan Ahli Thariqah ini (Shufi), maka katakanlah agar engkau dido’akan, karena sesungguhnya ia menjadi mustajab do’anya”.
Ruwaim Rhm berkata:
مَنْ آمَنَ بِكَلَامِنَا هذَا وَلَوْ مِنْ وَّرَآءِ سَبْعِيْنَ حِـجَابًا فَهُوَ مِنْ أًهْلِه
“Barang siapa mempercayai perkataan kami ini (Ahli Shufi) ini meskipun ia berada di belakang 70 hijab (dinding), maka sesungguhnya ia termasuk daripada Ahlinya”.
Syaikh Zakaria Khandalawi dalam kitab Fadhilah Tabligh-nya mengemukakan beberapa keterangan hadits:
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Luqman al Hakim berkata kepada anaknya: '‘Wahai anakku, hendaknya engkau menyertai para Ulama dan dengarkan ucapan-ucapan ahli, karena sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan”.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Siapakah sahabat yang paling baik bagi kami?” Jawabnya: “Seseorang yang apabila kamu melihatnya,
kamu akan teringat kepada Allah. Apabila kamu mendengar pembicaraannya, pengetahuanmu mengenai Islam akan bertambah. Dan apabila kamu melihat kelakuannya, kamu akan teringat hari kiamat”.
Dalam hadits lain disebutkan bahwa hamba Allah yang terbaik adalah orang yang apabila kamu melihatnya, kamu akan teringat kepada Allah, Allah SWT berfirman:
يَآ أَيّـُهَا الَّذِيْنَ أمَنُوا اتَّـقُوا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu bersama Shiddiqin (orang-orang yang benar)”. (At Taubah: 119)
Para ahli tafsir telah menafsirkan bahwa orang-orang Shiddiqin dalam ayat ini maksudnya adalah para Ulama Ahli Shufi dan para kekasih Allah (Awliya). Karena barang siapa berdekatan dengan mereka dan berkhidmah kepada mereka, akan mendapatkan tarbiyah dan kekuatan iman.
Dan masih banyak lagi keutamaan orang-orang yang menjalani Ilmu Tasawuf itu, yang tak dapat diuraikan di sini, dan mencukupilah kiranya apabila kita lihat uraian imam al Ghazali dalam kitab-kitabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar