Kamis, 19 Mei 2016

Adab kepada Syaikh

SHAYKH NAZIM
ADAB KEPADA SHEIKH KITA
Sabtu 1 Agustus 2009

Bismillahir Rahmanir Rahiim

1. Seorang murid harus yakin bahwa dia akan mencapai tujuannya melalui bimbingan Sheikhnya. Apabila si murid memalingkan perhatiannya ketempat lain (kepada Sheikh lain sedangkan dia tetap mengaku murid dari Sheikhnya yang awal), dia akan kehilangan (deprived)keanggunan (grace) dan keuntungan dari Sheikhnya yang awal.
2. Seorang murid harus selalu patuh kepada Sheikhnya dan mrnyumbangkan (render) keseluruhan pengabdiannya (service) yang ikhlas kepada Sheikh. Ketidak ada-an cinta dari Sheikhnya, tidak akan menghasilkan keuntungan. Tanda2 dari rasa cinta kita kepada Sheikh dapat dilihat dari ke-segera-an memenuhi perintah Sheikh.
3. Lantunkan Dzikir dan wasifa2 yang diperintahkan Sheikh, dan cegahlah untuk menyampaikan wasifa2 yang lain.
4. Dihadapan Murshid, para murid perlu menumpahkan seluruh perhatiannya kepada beliau. Perhatian ini harus sampai pada tingkatan, dimana murid tidak melakukan,- bahkan Shalat -, (dihadapan beliau), tanpa seizin beliau.
5. Jangan asyik bicara dengan orang lain, seharusnya kita tidak memperhatikan orang lain selama dihadapan beliau.
6. Jangan melonjorkan kakimu (ketika duduk) kearah dimana Mawlana duduk, meskipun beliau tidak persis dihadapanmu.
7. Jangan pernah menyampaikan keberatan kepada Murshid. Apabila si murid tidak mampu memahami tindakan Murshid, dia tidak boleh mempunyai rasa waswas (misgiving). Yang harus murid lakukan adalah mengulang episode dari Hadrat Musa (alayhis salaam) dan Hadrat Khidr (alayhis salaam), dengan mempertimbangkan bahwa suatu kebijaksanaan selalu mendasari sesuatu tindakan.
8. Jangan menginginkan agar Mursid memamerkan karamatnya (miracles).
9. Apabila sedang dalam keraguan, segera bicarakan dengan Murshid. Seandainya keraguan tetap ada setelah dibicarakan, anggaplah itu merupakan suatu cacat pemahamanmu. Kalau murshid tidak menanggapi apa yang murid sampaikan, murid perlu mempertimbangkan bahwa dia belum bisa mencapai tingkatan pemahaman. Maka murid harus diam. Dia harus menunggu kesempatan lain.
10. Laporkan kepada Murshid tentang mimpi2mu serta pemahanmu tentang mimpi2 yang kamu alami.
11. Murid tidak boleh, - tanpa sesuatu kebutuhan serta tanpa izin, menjauhkan dirinya dari Murshid.
12. Murid tidak boleh mengeraskan suaranya diatas sura Murshid dan juga jangan bicara dengan suara keras kepada Murshid.
13. Ketika dibutuhkan, murid supaya bicara kepada Murshid secara jelas (bukan keras) dan singkat dan menunggu dengan penuh perhatian jawaban Murshid.
14. Ceritakan kepada teman2 hanya sebatas apa yang dibicarakan Murshid, dan hanya pada bagian yang bisa dimengerti mereka. Jangan ceritakan kepada orang2 lain apa yang dikatakan Murshid, dimana mereka tidak bisa memahami (comprehend).
15. Murid jangan menyangkal kata2 Murshid, meskipun kelihatannya murid itu benar. Seorang murid harus memegang teguh kaidah bahwa kesalahan dari Sheikh (Murshid) adalah lebih tinggi dari kebenaran murid.
16. Murid harus memberitahu Murshid secara teratur mengenai kondisinyaa, apakah baik atau buruk. Karena Murshid adalah Dokter Spiritual kita dan memberikan resep,- obat -, setelah menerima laporan keadaan si murid. Murid tidak boleh diam saja, tidak melaporkan, hanya mengandalkan kapada kashf (spiritual inspiration) dari Murshid untuk memulihkan kondisi si murid. Murid harus secara teratur melapor kepada Murshid mengenai kondisi dirinya.
17. Murid dilarang terlibat dalam sesuatu wazeefah (thikr or form of recitation), selama murid duduk satu ruangan dengan Murshid.
18. Batini faiz (berkah spiritual, spiritual blessing) apapun yang bertambah (accrue), si murid harus menganggapnya sebagai akibat dari perantaraan Murshid, meskipun sedang ber-mimpi atau sedang muraqabbah (meditasi). Sepertinya berkah2 seperti itu datang dari berbagai jurusan ( selain dari Sheikh).  Apabila penampilan spiritual menampakkan diri, berkah batini faiz yang mengumpul kediri murid melali perantara dai Orang Suci lain, seorang murid harus menganggapnya sebagai perwujudan (manifestation) dari Murshid nya sendiri yang mengatas namakannya dari Orang Suci lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar