Habib Munzir Almusawa :
Satu hal lagi yang perlu saya bahas, adalah
masalah mandi di siang hari bulan Ramadhan,
sikat gigi, dan berusaha meringankan
puasanya, bagaimana hukumnya? Hukumnya
makruh, tapi kalau seandainya perbuatan itu
kalau tidak dilakukan bisa membuat puasanya
batal maka menjadi Wajib, misalnya lemah
kalau saya tidak mandi saya bisa pingsan
maka batal puasanya, jadi harus qadha’ maka
saya harus mandi, (maka) mandi sewajarnya
mau sepuluh kali setiap hari (pun tidak apa
apa demi menjaga puasanya), atau kalau saya
tidak mandi akhirnya lemah nanti, saya
bekerja, saya sekolah, saya mempunyai
kesibukan rumah tangga misalnya, maka
tentunya yang seperti itu boleh-boleh saja tidak
menjadi makruh. Yang menjadi makruh adalah
mampu melewati puasa tapi diringan-ringan
kan, supaya lebih ringan lagi mandi padahal
dia tidak mempunyai kesibukan apa-apa,
karena apa? Yang dimakruhkan itu adalah
meringankan puasa padahal mampu.
Karena Rasul SAW berkata: Paksakan dirimu
sampai batas kemampuan jangan lebih dari
batas kemampuan, kalau lebih dari batas
kemampuan malah menjadi makruh. Jadi kalau
mau mandi, mandi saja kalau mau berkeramas,
keramas saja.. mau banyak-banyak mandi di
siang hari silahkan saja, asalkan hal-hal
tersebut tidak dimaksudkan meringankan
puasanya, kalau dimaksudkan meringankan
puasanya maka itu makruh, yang lebih buruk
adalah orang yang memaksakan diri, tidak
usah deh keramas di siang hari Ramadhan biar
saja keadaan seperti apapun , tidak usah sikat
gigi, tidak usah mandi karena makruh, akhirnya
sehari dua hari, tiga hari kesal dengan
Ramadhan. Ia mau mencari hal yang sunnah,
akhirnya dalam hatinya berkata kapan sih
Ramadhan selesai capek saya!!, tiap hari tidak
sikat gigi, (baiknya sikat gigi sebelum imsak),
tidak mandi, perasaan ini bisa membatalkan
pahala puasa mu. Ini jauh lebih buruk daripada
kita melakukan hal-hal yang makruh, lakukan
itu kalau seandainya sudah terganggu puasamu
dan khusu’mu , maka jangan sampai hati kita
benci dengan Ramadhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar