Rajab, Tingkatan Para Wali
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Rajab adalah bulannya Allah swt, Sya'ban
bulan Nabi Muhammad saw dan Ramadan
adalah bulan umatku, demikian dikatakan Nabi
saw. Bulan Rajab adalah salah satu bulan
haram, dimana Allah swt melarang hambaNya
berperang, berkelahi, atau membunuh apapun.
Rajab adalah bulan dimana Allah swt
memanggil Nabi saw kehadiratNya. Oleh
karena bulan Rajab adalah demikian penting,
dimana Allah menurunkan RahmatNya pada
kita semua. Allah adalah Al-Rahman, Allah
Yang Maha Pengasih. Al-Rahman adalah juga
bermakna bahwa segala sesuatu di alam
semesta tercipta dari NamaNya Al-Rahman .
Ketahuilah dari sifat al-Rahman tersebut, Allah
menciptakan semua makhluk , surga dan
dunia, untuk seluruh manusia. Kuciptakan
semua ini untuk hambaNYA dan seluruh
ciptaannya dibawah kontrol manusia. Dari sifat
ar Rahman Allah memanggil Nabi saw
kehadiratNya dan menghisasi dengan namaNya
yang Indah dan mengirimkan kembali
Rasulullah saw ke dunia untuk membimbing
umatnya. Inilah tanda bahwa Allah swt
mencintai kita semua. Ketika Nabi saw
melaksanakan perjalanan ke Allah swt, ia telah
meliputi beliau dengan namaNya. Hanya Allah
yang mengetahui berapa lama Nabi saw
berada di hadiratNya. Ketika Isra Miraj tersebut
kita mengetahui bahwa Nabi saw hanya
berjarak dua tangan dihadapan Allah swt, dan
ketika Allah mengirimkan kembali Nabi saw
kedunia Allah menghiasinya dengan Nama al-
Rauf, Yang Maha Pengasih. Sebagaimana
sabda Nabi saw, “aku adalah Qasim aku
adalah Mahi, ini adalah atribut-atribut beliau
sebagaimana Allah memberikan atribut
tersebut kepada kekasihNya. Olah karenanya
Nabi saw memiliki sifat menyayangi dan
memaafkan. Nama al Qasim hanya untuk Nabi
saw, tak seorangpun boleh memakai nama
tersebut.
Al Qasim sebagaimana atribut Allah yang
diberikan kepada Nabi saw, dan hanya Nabi
yang memiliki otoritas untuk memakai nama itu,
dimana dengan nama itu Rasulullah saw
menjalankan otoritasnya untuk membagi
rahmahNya kepada alam semesta. Seperti kita
saat ini menjalankan aktifitas adalah semata-
mata berasal dari rahmah Allah yang dibagikan
oleh Nabi saw.
Al Mahi, Yang Maha Menghapus, Allah
memberikan dari sifat tersebut kepada
Rasulullah saw untuk menghapuskan dosa-
dosa kita melalui syafaat yang diberikan Allah
kepada Nabi saw. Beliau mengambil dosa kita,
seperti Allah juga juga merubah kita dari sakit
menjadi sembuh. Saya adalah Taa Haa,” Kami
tidak menurunkan Qur’an kepadamu agar
menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi
orang yang takut kepadaKu” . “Taahaa maa
anzalnaa alaikal Qur’ana li tasiqaa”. Ya
Muhammad apa arti dibalik nama Taa dan haa.
Hanya Allah dan Muhammad saw yang
mengetahuinya, kalau Nabi saw tahu maka
awliya juga diberikan Nabi pengetahuan
tentangnya. Kami telah menurunkan Al –
Qur’an bukan untuk
menjadi beban atau memberikan kesulitan
kepadamu tetapi untuk mengingatKu, untuk
menjadi hambaKu, untuk berdoa kepadaKu,
untuk membersihkan hambaKu dan sebagai
Cahaya dalam hati mereka. Allah swt
mengirimkan Qur’an untuk menyiapkan umat,
kenapa Allah memanggil Nabi saw pada
tanggal 27 Rajab, untuk Isra Miraj dan Allah
menurunkan Lailatul Qadar, 27 Ramadhan, ada
rahasia dibalik tanggal tersebut. Kenapa tidak
diturunkan pada tgl 25 atau 23 ? Lailatul Qadr
27 Ramadan, tetapi Isra Miraj 27 Rajab adalah
sesuatu yg tetap. Kita berpuasa pada 27
Rajab . Setiap kita melewati 27 Rajab atau 27
Ramadan hati kita senang tetapi kita tak pernah
bertanya?. Awliya bertanya mengapa Ya Allah
apa Rahasia dibalik tgl 27 tersebut. Dan Allah
memberi jawaban kepada malaikat melalui
Nabi saw. “Setelah 27 adalah 28, dan alpabet
islam total berjumlah 28 huruf, dimana huruf ke
28 adalah Ya”. Artinya malam 27 Allah
membawa Nabi saw untuk Isra Miraj dan untuk
memempersiapkan beliau untuk malam 28.
Huruf ke 28 adalah huruf terakhir, yaitu Ya
berasal dari nama Nabi saw Yasin, atributnya
yang paling istimewa.
Alif huruf pertama dalam abjad merupakan
symbol awal, Nama Allah diawali alif, dari Alif
hingga Ya, Aku siapkan engkau Nabi saw,
untuk ke - 28 samudera ilmu Pengetahuan
Allah swt. Allah memakaikan baju Ilmu Allah
kepada Nabi saw. Sesuatu yang berasal dari
akhirat dimulai Alif, Islam dimulai dari huruf
alif, Ihsan diawali alif, Iman diawali alif.
Sedangkan Muhammad maka huruf pertama
adalah mim. Islam diawali alif menjadi Muslim
yang diawali mim, Iman diawali alif menjadi
Mukmin diawali mim, maka antara alif dan mim
adalah transisi area dimana Allah
mempersiapkan Nabi saw. Huruf terakhir Ya
adalah nama awal Nabi Yasin. Yasin adalkah
kalbu Quran artinya Intisari Qur’an , ketika
manusia mati mereka membacakan surah
Yasin (akhir huruf dalam abjad islam dan akhir
kehidupan dibacakan Yasin). Allah berikan
rahasia setiap huruf dari surat Yasin tersebut,
didalam setiap huruf Quran berarti lebih dari
500 000 makna. Setiap alif bisa berarti
berbagai macam makna sesuai tempatnya.
Setiap huruf didalmnya mempunyai arti-arti
sendiri, setiap huruf seperti cahaya ilmu
pengetahuan.
Tak semua hambaNya mengetahui rahasia ilmu
tersebut, seperti perumpamaan bahwa Ilmu
Nabi saw tak setetespun dari Samudera Ilmu
Pengetahuan Allah swt, dan ilmu Sahabat
dibanding Nabi saw seperti setetes dari
samudera ilmu Nabi dan ilmu Awliya dibanding
sahabah seperti setetes dari ilmu sahabah,
demikian pula ilmu ulama dibanding ilmu
Awliya seperti setetes dari samudera ilmu
Awliya Allah. Kita mengetahui bahwa ilmu kita
sangatlah sedikit, kita tak mengetahui hal itu
semua, tetapi tetap saja kita arogan bahwa kita
orang yang berilmu, congkak. Kita merasa diri
kita orang penting, kita ingin orang mengetahui
kita orang yang berilmu. Lebih baik bagimu,
kau duduk disudut menghinakan diri dan
merasa tak mengetahui apapun. Jangan
membanggakan dirimu dihadapan orang lain,
karena ketika kau banggakan dirimu, maka iblis
segera masuk kedalam dirimu. Nabi saw
adalah manusia yang sangat merendahkan dan
menghinakan diri dihadapan Allah swt, hingga
Allah mengangkat derajat Nabi saw. Jika kita
rendah hati maka Allah akan kirimkan kepada
orang tersebut hamba-hamba nya yang terbaik
para wali Allah untuk membimbingnya. Tetapi
kepada hambanya yang arogan, takabur
Allah pun mengirimkan orang-orangnya juga,
banyak dari segi kwantitas , tetapi ini hanyalah
jumlah bukan hambaNya yang memiliki kwalitas
terbaik, para Wali-waliNya. Kita boleh
berbangga karena kita mencintai Rasulullah
saw, kita boleh bangga karena kita Islam, tapi
kita tidak boleh berbangga karena amal kita.
Amal yang kita banggakan akan kembali
kepada kita bila kita menyombongkan amal
dihadapan orang lain atau dihadapNya. Seperti
juga kita tahu nama-nama hewan , seperti
keledai atau singa. Maka seperti Singa, ia
memiliki ribuan nama yang sama, di Inggris
disebut Lion, di Perancis Leon, ada berapa
banyak bahasa didunia ini?, bila di Cina saja
ada ribuan bahasa. Maka singapun memiliki
begitu banyak nama. Begitu pula siapa
namamu??!!, ketika orang menanyakan nama
kita kita membuka KTP, Kartu nama,
Oo..Sunarto, Suharto, Bambang. Kita bahkan
kadang tak tahu siapa yang memberikan nama
kita, siapa yang memberikan namamu, kita tak
tahu nama kita sesungguhnya, hanya Allah
yang tahu nama kita sebenarnya. Allah
memberikan nama hanya kepada Muhammad
saw dan Nabi-Nabi yang tercantum didalam
Al-Quran. Tetapi kita tak punya nama dan
identitas itu. Nama kita hanya berasal dari
orang tua kita. Kita tak memiliki kejelasan
status kita didunia ini, kita tak memiliki nama,
kita nothing, tetapi tetap saja sombong dan
membanggakan diri dihadapan mahluk maupun
dihadapanNya.
“Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui
Tuhannya”, bahkan saat inipun kita tak tahu
apa nama kita. Mereka pikir diri mereka ulama,
suyukh, politisi. Wahai manusia letakkan dirimu
serendah mungkin, janganlah sombong
dihadapan mahlukNya bahkan dihadapan Allah.
Bila kita meletakkan diri kita serendah mungkin
maka Allah akan mengangkat derajat kita.
Ketika Allah membuka hati hamba tersebut,
maka hamba tersebut menjadi Awliya Allah,
maka pada saat itu Allah memberikan
rahmatNya pada para waliNya. WaliNya tak
pernah bersedih hati. Jika kita berniat mencari
wali Allah, maka kita pasti akan menemukan
mereka. Mereka bisa datang melalui mimpi,
atau melalui berbagai cara lain, tetapi kita
harus mulai dengan niat untuk menemui
mereka, dan ketika Awliya berada dihadapan
kita jangan lepaskan kesempatan itu. Saya
hanya seperti kalian, saya bukan wali, sayapun
mencari wali, saya tak pernah mengatakan diri
saya seorang wali “hasha!”.
Saya memang berada dipintu sorang wali,
Mawlana Syaikh Nazim. Saya nothing, selama
55 tahun saya mengikuti seorang wali besar,
Sulthanul Awliya Shaykh Nazim, beliaulah yang
membawa kita semua kepada hadirat Nabi
saw. Ilmu yang saya berikan kepada kalian,
berasal dari beliau. Mata tak mungkin berada
diatas alis, tak pernah!!. Dialah Shaykh Nazim
pembimbing kita semua, Shaykh kita semua,
Sulthan untuk kita semua. Kita semua adalah
murid beliau. Jika dia inginkan membuka hati
kita untuk berbicara maka beliau akan
memberikan otoritasnya kepada hati kita dan
kita bisa berbicara. Setiap orang senang
mendapat buah-buahan yang segar mereka tak
suka buah yang busuk, buah yang tak segar.
Awliya Allah selalu mendapatkan buah yang
segar untuk kalian, karena hati awliya selalu
tersambung kepada para sahabat, Abu Bakar
as Sidiq ra, Ali bin abi Thalib ra, dan mereka
mendapatkannya dari kalbu Rasulullah saw.
Dengan kerendah hatian para Awliya, maka
Allah memberikan mereka ilmu untuk
membimbing dan mengoreksi umat. Mereka tak
perlu mempersiapkan makalah untuk berbicara
dihadapan orang-orang, makalah untuk orang
biasa, sedang ilmu awliya berasal langsung
dari Nabi saw. Makalah ulama, profesor
tidaklah seperti buah yang segar tidak baru,
sedangkan yang disampaikan awliya adalah
informasi yang masih segar yang berasal dari
Shaykhnya dan itu semua berasal dari kalbu
Rasululah saw. Dengan jalan itu mereka selalu
menerima informasi yang segar yang
disampaikan kepada kita, informasi yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan saat itu
juga. Shaykh kita begitu banyak mempunyai
wakil-wakil yang diberikan otoritas untuk
menyampaikan hal tsb. Allah memiliki 124 000
wali, setiap Wali memiliki level yang berbeda,
dari terendah hingga tertinggi. Semua wali dari
yang terendah hingga tertinggi mampu melihat
cahaya Rasulullah saw, Cahaya itu bersinar
begitu terangnya. Cahaya itu selalu kontinyu
mengalir ke kalbu awliya seperti air terjun.
Jangan engkau bayangkan warna cahaya hanya
20 warna saja, tetapi bisa berjuta-juta warna.
Setiap wali melihat cahaya warna yang
berbeda sesuai levelnya masing-masing.
Kadang ada wali yang tingkatan terendah
hanya bisa menangkap dua warna biru dan
merah saja, sementara yang lain hanya kuning
dan hijau saja. Tetapi sebenarnya diantara dua
cahaya tersebut ada berjuta-juta warna
lainnya. Awliya, ketika melihat hati Nabi saw
mereka melihat cahaya. Tetapi the Highest
level Awliya, Wali yang memiliki tingkatan
tertinggi dapat melihat jutaan cahaya, tetapi
Iapun sangat redah hatinya. Karena kerendah
hatiannya itu ia tak mengatakan jutaan warna,
jutaan informasi yang ia dapatkan dari kalbu
Rasulullah saw. Dia bisa melihat dan
menyampaikan, dia bisa mengambil ilmu
tersembunyi dari hati Nabi saw. Disetiap jutaan
waktu akan terjadi jutaan cahaya yang
berbeda, begitu pula jutaan informasi yang
berbeda.
Setiap wali diberi anugerah yang berbeda-
beda, setiap dari mereka meskipun levelnya
berbeda tetapi memiliki penampilan yang
sama. Sehingga kadang mereka yang dilevel
terendah menyangka dirinya sama. Wali dilevel
tertinggi atau terendah bisa menyerap informasi
dari kalbu Rasulullah saw untuk disampaikan
kepada kita semua. Dari wali tertinggi yang
memiliki jutaan cahaya, maupun yang yang
terendah yang hanya mampu menangkap satu
atau 2 warna, penampilan mereka sama.
Setiapa wali bisa saja punya 1000 wakil untuk
menyampaikan informasi dari kalbu Nabi saw .
Meskipun demikian setiap wali memiliki cahaya
berbeda-beda, bisa saja wali di area ini hanya
lihat warna merah, yang lain biru dll. Tetapi
mereka kelihatan sama tapi sebenanrnya
mereka berbeda. Mereka mengira dirinya sama
dengan wali yang lain, tetapi wali yang lebih
tinggi diatas mereka dapat mengetahui posisi
mereka dimana. Setiap wali mempunyai
kemampuan yang berbeda, untuk
menyampaikan. Meskipun demikian dihadapan
Shaykh Nazim mereka tampak sama, tetapi
Shaykh mengetahui kemampuan mereka, jadi
jangan kita mencampurkan mereka seolah
sama padahal mereka memiliki kemampuan
yang berbeda satu sama lain sesuai level
masing-masing. Kemampuan ilmu itu berasal
dari Kalbu Mawlana Shaykh Nazim, Sulthan
kita. Mawlana Syaikh mengatakan bahwa 27
Rajab akan ada pembukaan yang besar datang
kepada umat. Setiap Tirani , penguasa yang
dzalim akan kalah. Bukan
hanya Tiran dari non muslim tetapi dari seluruh
mahlukNya non muslim maupun tiran muslim
akan kalah, akan musnah, dan orang yang
diberi ampunan akan menggantikan tempat
mereka. Pembukaan ini dimulai pada 27 Rajab,
dan pada 15 Syaban seluruh umat akan
mengetahui informasi ini. Siapapun yang
menggunakan Islam untuk keuntungan mereka,
akan dibersihkan satu persatu untuk
kemunculan Sayyidina Imam Mahdi as, tidak
akan ada penundaan lagi . Penderitaan umat
telah sangat berat. Dari informasi melalui kalbu
Shaykh Nazim, maka bulan Rajab ini adalah
waktu yang sangat penting, Awliya Allah
menerima informasi bahwa 27 rajab akan
dimulai penghancuran terhadap tirani tersebut.
Bisa saja ada kejadian-kejadian yang sangat
luar biasa besar dihadapan kita, kejadian yang
tak pernah diperkirakan kita semua. Dan pada
15 Syaban umat akan menerima informasi apa
yang sedang terjadi. Era ini adalah era Imam
Mahdi as, banyak ulama yang mengatas
namakan agama untuk kepentingan politik
mereka akan dihancurkan satu persatu,
setahap demi setahap. Bulan Rajab adalah
pembalasan kepada tirani tersebut.
Berbahagialah khususnya mereka yang telah
melaksanakan khalwat. Mereka seperti bintang
yang bersinar, dan menjadi yang baik diantara
kita, peganglah tangan mereka.
Wa min Allah at Taufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar