Selasa, 23 Februari 2016

Keadaan lapar rasulullah saw

Oleh: Ustaz Azhar Idrus

Rasulullah SAW Dan Lapar

Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-
Nu'man bin Basyir ra. dia berkata: Bukankah
kamu sekarang mewah dari makan dan minum,
apa saja yang kamu mau kamu mendapatkannya?
Aku pernah melihat Nabi kamu Muhammad SAW
hanya mendapat korma yang buruk saja untuk
mengisi perutnya!

Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin
Basyir ra. katanya, bahwa pada suatu ketika Umar
ra. menyebut apa yang dinikmati manusia
sekarang dari dunia! Maka dia berkata, aku pernah
melihat Rasulullah SAW seharian menanggung
lapar, karena tidak ada makanan, kemudian tidak
ada yang didapatinya pula selain dari korma yang
buruk saja untuk mengisi perutnya.

Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim,
Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu
Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang
kepada Rasulullah SAW ketika dia sedang
bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya
kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku
melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau
sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu
Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus
menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu.
Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu
berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis,
karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat
tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di
dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia.
(Kanzul Ummal 4:41)

Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata:
Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni
ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing kepada
kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi
SAW memakannya - ataupun katanya, beliau yang
tidak makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra.
berkata kepada orang yang berbicara dengannya:
Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat
Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang
bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu
ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak
ketika itu, tentu kami utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal
5:155)

Abu Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah
ra. katanya: Ada kalanya sampai berbulan-bulan
berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW
tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan
dapurnya pun tidak berasap. Jika ada minyak
dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:154; Majma'uz Zawatid 10:325)

Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah
dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak
saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan
Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak
bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah
Rasulullah SAW tidak pernah berasap. Berkata
Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu?
Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan
jika ada tetangga-tetangga Rasulullah SAW dari
kaum Anshar yang membawakan buat kami
makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka
membawakan kami susu, maka kami minum susu
itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:155)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya:
sering kali kita duduk sampai empat puluh hari,
sedang di rumah kami tidak pernah punya lampu
atau dapur kami berasap. Maka orang yang
mendengar bertanya: Jadi apa makanan kamu
untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja,
itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)

Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku
pernah datang menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta
dibawakan untukku makanan, kemudian dia
mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku
dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku
ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya!
Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul
Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat
keadaan di mana Rasulullah SAW telah
meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah
beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali
sehari. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak
pernah Rasulullah SAW kenyang dari roti gandum
tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di
Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain
lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga
Rasulullah SAW dari roti syair dua hari berturut-
turut sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi:
Rasulullah SAW telah meninggal dunia, dan beliau
tidak pernah kenyang dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)

Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi
telah berkata Aisyah ra.: Rasulullah SAW tidak
pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan
sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan
tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain yang
lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:149)

Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra.
secara mursal, katanya: Rasulullah SAW selalu
membantu orang dengan tangannya sendiri, beliau
menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri,
dan tidak pernah makan siang dan malam secara
teratur selama tiga hari berturut-turut, sehingga
beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari
meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah
Rasulullah SAW makan di atas piring, tidak pernah
memakan roti yang halus hingga beliau meninggal
dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat
daging yang sedang dipanggang (maksudnya tidak
pernah puas makan daging panggang). (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas ra.
katanya: Rasulullah SAW sering tidur malam demi
malam sedang keluarganya berbalik-balik di atas
tempat tidur karena kelaparan, karena tidak makan
malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti
syair yang kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari
Abu Hurairah ra. katanya: Pernah Rasulullah SAW
mendatangi suatu kaum yang sedang makan
daging bakar, mereka mengajak beliau makan
sama, tetapi beliau menolak dan tidak makan. Dan
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW
meninggal dunia, dan beliau belum pernah
kenyang dari roti syair yang kasar keras itu. (At-
Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151)

Pernah Fathimah binti Rasulullah SAW datang
kepada Nabi SAW membawa sepotong roti syair
yang kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau
kepada Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang
dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam
periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu:
Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada
Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai
Fathimah?! Fathimah menjawab: Aku membakar
roti tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu,
sehingga aku bawakan untukmu satu potong
darinya agar engkau memakannya dulu! (Majma'uz
Zawa'id 10:312)

Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan pula dari
Abu Hurairah ra. katanya: Sekali peristiwa ada
orang yang membawa makanan panas kepada
Rasulullah SAW maka beliau pun memakannya.
Selesai makan, beliau mengucapkan:
Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama
memasuki perutku sejak beberapa hari yang lalu.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)

Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa'ad ra. dia
berkata: Tidak pernah Rasulullah SAW melihat roti
yang halus dari sejak beliau dibangkitkan menjadi
Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada
orang bertanya: Apakah tidak ada pada zaman
Nabi SAW ayak yang dapat mengayak tepung?
Jawabnya: Rasulullah SAW tidak pernah melihat
ayak tepung dari sejak beliau diutus menjadi Rasul
sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi,
bagaimana kamu memakan roti syair yang tidak
diayak terlebih dahulu? Jawabnya: Mula-mula
kami menumbuk gandum itu, kemudian kami
meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan yang
mana tinggal itulah yang kami campurkan dengan
air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:153)

Tarmidzi memberitakan daiipada Abu Talhah ra.
katanya: Sekali peristiwa kami datang mengadukan
kelaparan kepada Rasulullah SAW lalu kami
mengangkat kain kami, di mana padanya terikat
batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah
SAW pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat
pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (At-
Targhib Wat-Tarhib 5:156)

Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra.
dan dia ini dari para sahabat Nabi SAW Ibnu
Bujair berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu
lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu
dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau
bersabda: Betapa banyak orang yang memilih
makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia
akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat!
Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan
dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat.
Dan betapa banyak orang yang menghinakan
dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di
akhirat.'
Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari
Aisyah ra. dia berkata: Bala yang pertama-tama
sekali berlaku kepada ummat ini sesudah
kepergian Nabi SAW ialah kekenyangan perut!
Sebab apabila sesuatu kaum kenyang perutnya,
gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya dan
akan merajalelalah syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).

Allahumma shalli Alaa Syyidina Wa maulaana wa habibana Muhammad SAW..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar