Senin, 01 September 2014

Fadhilah Qasidah Burdah

Syarifah Aisyah Al-Haddar
HABIB HUSEIN bib MUHAMMAD AL-HABSYI
(SAUDARA HABIB ALI AL-HABSYI SHOHIBUL
MAULID SHIMTUDDUROR) BIASA
MEMIMPIKAN DALAIL KOIROOT DI MAKKAH
mimpi Rasulullah saw seraya bersabda bahwa
MEMBACA BURDAH 1x LEBIH AFDHOL
DARIPADA MEMBACA DALAIL KHOIROOT 70X
Burdah artinya mantel dan juga dikenal
sebagai Burdah yang berarti shifa
(kesembuhan). Imam Busyiri adalah seorang
penyair yang suka memuji raja-raja untuk
mendapatkan uang. Kemudian beliau tertimpa
sakit faalij (setengah lumpuh) yang tak kunjung
sembuh setelah berobat ke dokter manapun.
Tak lama kemudian beliau mimpi bertemu
Rasulullah S.A.W. yang memerintahkannya
untuk menyusun syair yang memuji Rasulullah.
Maka beliau mengarang Burdah dalam 10
pasal pada tahun 6-7 H. Seusai menyusun
Burdah, beliau kembali mimpi bertemu
Rasulullah yang menyelimutinya dengan
Burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah
beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.
Qoshidah Burdah ini tersebar ke seluruh
penjuru bumi dari timur ke barat. Bahkan
disyarahkan oleh sekitar 20 ulama, diantaranya
yang terkenal adalah Imam Syaburkhiti dan
Imam Baijuri.
Habib Husein bin Mohammad Alhabsyi
(saudara Habib Ali Alhabsyi sohibul maulid
Simtud Duror) biasa memimpin Dalail Khoiroot
di Mekkah. Kemudian beliau mimpi bertemu
Rasulullah yang memerintahkannya untuk
membaca Burdah di majlis tersebut. Dalam
mimpi tersebut, Rasulullah bersabda bahwa
membaca Burdah sekali lebih afdol daripada
membaca Dalail Khoiroot 70 kali.
Ketika Hadramaut tertimpa paceklik hingga
banyak binatang buas berkeliaran di jalan,
Habib Abdulrahman Al Masyhur memerintahkan
setiap rumah untuk membaca Burdah.
Alhamdulillah, rumah-rumah mereka aman dari
gangguan binatang buas.
Beberapa Syu’araa (penyair) di zaman itu
sempat mengkritik bahwa tidaklah pantas
pujian kepada Rasulullah dalam bait-bait
Burdah tersebut diakhiri dengan kasroh/
khofadz. Padalah Rasulullah agung dan tinggi
(rofa’). Kemudian Imam Busyiri menyusun
qoshidah yang bernama Humaziyyah yang bait-
baitnya berakhir dengan dhommah (marfu’).
Imam Busyiri juga menyusun Qoshidah
Mudhooriyah. Pada qoshidah tersebut terdapat
bait yang artinya,
“Aku bersholawat kepada Rasulullah sebanyak
jumlah hewan dan tumbuhan yang diciptakan
Allah. Kemudian dalam mimpinya, beliau
melihat Rasulullah bersabda bahwa
sesungguhnya malaikat tak mampu menulis
pahala sholawat yang dibaca tersebut.
Habib Salim juga bercerita tentang seseorang
yang telah berjanji kepada dirinya untuk
menyusun syair hanya untuk memuji Allah dan
Rasulullah. Suatu ketika ia tidak mempunyai
uang dan terpaksa menyusun syair untuk
memuji raja-raja agar mendapat uang. Ia
punmimpi Rasulullah berkata, ”
Bukankah engkau telah berjanji hanya memuji
Allah dan Rasul-Nya?! Aku akan memotong
tanganmu.”
Kemudian datanglah Sayidina Abubakar r.a.
meminta syafaat untuknya dan dikabulkan oleh
Rasulullah. Ketika ia terbangun dari tidurnya, ia
pun langsung bertobat. Kemudian ia melihat di
tangannya terdapat tanda bekas potongan dan
keluar cahaya dari situ.
Habib Salim mengatakan bahwa Burdah ini
sangat mujarab untuk mengabulkan hajat-hajat
kita dengan izin Allah. Namun terdapat syarat-
syarat yang harus dipenuhi. Yaitu mempunyai
sanad ke Imam Busyiri, mengulangi bait ”
maula ya solli wa sallim “, berwudhu,
menghadap kiblat, memahami makna bait-bait,
dibaca dengan himmah yang besar, beradab,
memakai wewangian.
WALLAHU'ALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar