Dan kini ia hanya sering merenung..
Diam di tepi jendela melihat awan..
Ia sedang di rundung mendung..
Awan kelam hinggap dalam hatinya..
Ah..
Andai saja dia menyapanya..
Mungkin ia akan membuka sedikit celah senyumnya..
Memberikan ruang untuknya bernafas kembali..
Meniti jalan yang selama ini ia tapaki..
Sepertinya ia sedng meratapi ke khilafannya..
"Kemarau bertahun tahun hilang karena hujan satu hari".. sungguh khilaf..
Bukan dia yang ia takutkan untuk hilang...
Tapi lebih kepada hatinya sendiri ..
Betapa pendahulu pendahulunya selalu kembali pada Rabb nya jika hal seperti itu terjadi..
Meminta kesudian maaf dan ampunan..
Kini Ia serahkan khilafnya padaNYA..
DIA lebih berhak menerima aduanya
Dalam malam malam..
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Haadza min nikmatillaah..
29.08 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar