Didatangi 100 Ulama yang akan mencoba kefahaman Abah Anom Suralaya
Manaqabah ini bersumberkan dari seorang ikhwan yang tidak mau dikenali. Beliau adalah murid Abah di Singapura, yang paling banyak melihat karomah Abah dengan mata kepalanya sendiri secara langsung dan bukan hanya menerusi mendengar dari orang lain.
Sehingga beliau tidak mempunyai ruang dalam dirinya yang mengkhuatiri kewalian Abah walaupun banyak para guru yang hebat-hebat beliau telah ketemui sejak zaman mudanya.
Selepas kepergian Pangersa Abah, kita tidak seharusnya bersedih terus-terusan, malah kita seharusnya bersyukur kepada Allah terus-terusan dimana Allah sempat menemukan dalam hidup kita seorang 'wara' Nya yang sangat hebat ini, dan lebih dari itu belajar dan ambil zikrullah darinya.
Kejadian ini saya lihat sebelum tahun 1995 dimana Abah mula uzur . Rombongan itu terdiri dari para ulama / kiyai kebanyakanya dari Bandung dan juga dari berbagai tempat, kelihatan mereka sudah menyiapkan soalan-soalan masing-masing untuk ditanyakan kepada Abah, masalah-masalah fiqih dan sebagainya- yang rumit-rumit dan payah-payah agar Abah tidak berdaya dalam menjawabnya dan mereka juga merekamnya, dengan seperti itu mereka bermaksud untuk menjatuhkan intellektual Abah dan menyebarkannya. Jumlah mereka yang ada dalam rombongan ini kurang lebih 100 orang.
Wakil dari rombongan itu memulai dengan kata-kata yang indah apabila sudah sampai berhadapan dengan Abah di Madrasah Suryalaya. Kata-katanya manis bak madu yang tumpah... bagaikan pembuka tirai bersilaturahim. Selepas itu Abah menyambut kata-kata aluan mereka, Abah turut menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka dan Abah juga turut perihatin maksud mereka ke Suryalaya .
Abah mengatakan bahawa ‘Abah masih belajar’ dan Abah mengamalkan apa yang diajar oleh ayahandanya. Suasana tegang bertukar jadi hening dan terharu hanya dengan beberapa kata-kata Abah yang merendah diri itu, mereka kelihatan melinangkan air mata mendengar ucapan Abah yang merendah diri, akhirnya mereka semua menangis dan minta Abah baiátkan zikir. Pada awalnya mereka bersemangat untuk bertanya dengan niat yang tidak baik tetapi bertukar menjadi insaf dan taubat.
Kejadian seperti ini sama persis berlaku pada zaman Tuan Sheikh Abdul Qodir Jailani Ra apabila beliau didatangi 100 ulama dari Baghdad dengan niat mencoba kefahaman agamanya, Tuan Sheikh menjawab semua soalan-soalan mereka satu persatu sebelum mereka mula membuka mulut untuk bertanya. Nah, disini terlihat cara yang sama berlaku antara Abah dan Tuan Sheikh hanya Abah bertindak dengan cara yang berlainan dari cara Tuan Sheikh kerana beliau mengambil sikap merendah dirinya dengan Tuan Sheikh .
Semoga Allah SWT mencururi rahmat dan KeredhaanNya kepada Abah dan para wakilnya, kerana telah berpenat lelah dan bersusah payah membimbing umat ke jalan yang diredhaiNya.
http://tqnmargadana.blogspot.com/2012/03/karomah-syech-ahmad-sohibul-wafa-tajul.html
DAGING BERUBAH JADI MANUSIA
Cerita ini diambil dari ceramahnya KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia.
KH. Maksum memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Menurut fonis dokter, istri kiayi tersebut bukanlah kehamilan normal yang biasanya terjadi pada seorang wanita. Namun istri KH.Maksum di vonis menderita kanker dan harus segera dioperasi.
Sang Kiayi akhirnya datang ke Suryalaya ingin bertemu Pangersa Abah Anom untuk meminta doa beliau agar istrinya diberi kelancaran saat operasinya nanti. Ketika kiayi Maksum mengutarakan maksudnya tersebut, Abah hanya berkata: “Heug, sing jadi jelema”, dalam bahasa Indonesia: iya, jadi manusia, maksudnya adalah semoga kandungan istri kiayi Maksum menjadi manusia dengan izin Allah.
Dan ternyata, baru saja istri kiayi Maksum satu langkah keluar dari rumah Pangersa Abah, dia merasakan gerakan-gerakan dalam rahimnya itu, subhanallah. Kontan saja istri kiayi Maksum kaget, dan langsung memeriksakan dirinya ke Dokter. Lalu apa kata Dokter? Subhanallah, Dokter pun sama terkejutnya dengan pasangan suami istri Kiayi Maksum tersebut.
Allahu Akbar, kun fayakun, dengan izin-Nya melalui doa Kekasih-Nya, daging jadi yang asalnya akan diangkat tersebut, ternyata berubah menjadi sesosok manusia kecil yang menggemaskan berjenis kelamin laki-laki. Ya, ternyata setelah dioperasi daging jadi itu berubah menjadi seorang bayi, yang diberi nama Sufi Firdaus.
Idos panggilan anak ini, hingga saat ini masih hidup dan mengabdikan dirinya untuk menjadi murid Syeikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. (Abah Anom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar