Sabtu, 01 Maret 2014

JALAA'UL-AFHAAM SYARH AQIDATUL 'AWWAM


TERJEMAH KITAB JALAUL AFHAM
Kata Sambutan
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
utusan yang paling utama yaitu junjungan kita
Nabi Muhammad, keluarga, dan para
sahabatnya.
Amma ba’du : Sesungguhnya di antara nikmat
Allah ta’ala atas hambaNya adalah terlihatnya
buah upaya dan hasil usaha kerasnya. Tidak
diragukan lagi bahwa paling agungnya buah hasil
dan pohon yang paling bermanfaat adalah anak-
anak kami yang telah kami bina, didik, dan ajar.
Setelah itu mereka keluar ke medan pergumulan
hidup untuk melaksanakan risalah dan
menyampaikan amanat. Mereka menasehati diri
mereka sendiri dan umatnya. Dan telah datang
dari mereka orang-orang yang baik dan negara
yang baik dengan keluar tumbuhannya dengan
ijin Tuhannya. Dan sesungguhnya anak sholeh
yaitu Al Ustadz Muhammad Ihya’ Ulumiddin
termasuk hasil buah ini yang kami banggakan.
Beliau tinggal bersama kami selama empat tahun
sebagai murid yang gigih dalam berkhidmad
sampai pulang ke negaranya. Kemudian
hubungan ini tidak putus manakala beliau gigih
dalam berkhidmah selama saya tinggal di jawa.
Dan kini beliau mempersembahkan karya
perdanananya “komentar atas kitab Aqidatul
Awam” dalam rangka membela Aqidah Islam.
Semoga Allah menjadikan beliau orang yang
bermanfaat, pemberi petunjuk, dan orang yang
ikhlas. Alhamdulillahi Robil Alamin.
24 Muharram 1402 H
Muhammad Alawi Al Maliky
Pelayan Ilmu yang Agung di Tanah Haram
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang memberikan petunjuk
pada kita dan kita tidak akan memperoleh
petunjuk jika saja Allah tidak memberikan
petunjuk pada kita. Saya bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa
nabi Muhammad adalah hamba dan utusan
Allah. Semoga sholawat dan salam dan berkah
engkau tujukan kepada junjungan kita Nabi kita
Ibrahim beserta keluarga di semesta alam ini,
sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Terpuji
lagi Maha Perkasa.
Amma Ba’du : Kitab ini adalah syarah
(komentar) ringkas atas kitab “Aqidatul Awam”
karya Syaikh AllauDza’i Al Allamah As Syayyid
Ahmad Al Marzuqi Al Maliki, semoga Allah
meberikan rahmat kepadanya.
Saya mengumpulkannya ketika mencari ilmu
(belajar) di Tanah Haram Makkah Al
Mukarommah pada Murobbi ruh kami Al Walid
As Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Sayyid
Muhammad Alawi Al Maliki, semoga Allah
memberikan manfaat pada kami melalui beliau
dan ilmunya. Saya mengumpulkan atas perintah
beliau walaupun saya bukan ahli dalam bidang
ini. Saya mengambilkan intisari dari berbagai
kitab yang pernah beliau ajarkan. Oleh sebab itu
kitab tersebut bukan karya saya , saya sekedar
mengumpulkannya setelah melalui proses
pemeriksaan (penelitian) dengan memperhatikan
(menyebutkan) dalil – dari Al Qur’an dan Hadits.
Harapan saya pembaca senantiasa membantu
mentashih kesalahan dalam menjelaskannya. Jika
dalam penjelasan itu terdapat suatu kebenaran
maka hal itu datangnya dari Allah dan jika
terdapat kesalahan maka hal itu dari
keterbatasan saya. Semoga Alloh membukakan
pada diri saya pintu pengampunan dan semoga
Alloh membalasnya dengan seutama-utamanya
balasan.
Dan saya menutup perkataan sebagaimana yang
dikatakan oleh Al Allamah Azaarqoni :
( ﻓﺎﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﺑﺎﺏ ﺍﻋﺘﺬﺍﺭﻓﺴﺪ * ﻣﻌﻨﻰ ﻭﺍًﻭ ﻝ ﻣﻮ ﻫﻤﺎ ﺍِﺫﺍ ﻭﺭﺩ )
“ Bukalah pintu pengampunan baginya jika
terjadi kesalahan, maknanya dan takwilkanlah
sesuatu yang tidak jelas juka ada keterangannya”
Saya menamakan kitab ini ( ﺟﻼﺀﺍﻻًﻓﻬﺎﻡ ﺑﺸﺮﺡ ﻋﻘﺪﺓ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ )
Kami mohon pada Alloh semoga amal ini
bermanfaat bagi kami, dan menjadikannya amal
yang diterima di sisiNya sebagai amal yang
ikhlas. Dan semoga Alloh senantiasa memberi
petunjuk pada kami untuk berkhidmah atas
kebenaran memberi kita petunjuk, dan jalan yang
benar, dan jalan yang lurus, dan cukuplah Alloh
sebagai wakil, tiada daya dan kekuatan selain
dari Alloh yang Maha Agung dan akhir do’a kami
“Segala puji bagi Alloh, seru sekalian alam”
LATAR BELAKANG PENULISAN
Suatu ketika pengarang nadhom (semoga Alloh
memberikan rahmat kepadanya) bermimpi
bertemu Nabi Muhammad SAW. Sedang sahabat
r.a duduk mengelilingi. Kemudian Beliau berkata
pada pengarang nadhom : Bacalah Mandhumah
(susunan bait Syair) tauhid, barang siapa hafal
mandhumah itu akan masuk surga dan akan
memperoleh kebaikan yang sesuai dengan Al
Qur’an dan As Sunnah”. Pengarang bertanya :
“Apa Mandhumah itu ya Rosululloh?”, para
sahabat berkata : “dengarkan apa yang
dikatakan oleh Rosululloh SAW”. Rosululloh
berkata : “Ucapkanlah : saya memulai dengan
nama Alloh dan nama Dzat Maha Pengasih”.
Kemudian beliau membaca ; “saya memulai
dengan nama Alloh dan nama Dzat yang Maha
Pengasih” hingga bait : “kitab nabi Khalil (Nabi
Ibrahim) dan Al Kalim (Nabi Musa). Dalam kitab
suci mereka terdapat kalam Dzat yang Maha
Bijaksana lagi mengetahui”.
Dan Rosululloh SAW mendengarkannya. Ketika
bangun, beliau membaca apa yang beliau lihat
dalam mimpinya dalam keadaan hafal dari awal
hingga akhir bait. Kemudian beliau melihat
Rosululloh kedua kalinya yaitu waktu menjelang
subuh (sahur). Waktu itu Rosululloh SAW
mengatakan : “bacalah apa yang engkau
kumpulkan dalam hatimu”. Kemudian pengarang
membacanya dari awal hingga akhir bait. Waktu
itu dia sedang duduk di depan Rosululloh SAW
dan para sahabat R.A. duduk mengelilingi
mengucapkan: “Amin” setiap bait dari
mandzumah ini dibacakan. Ketika beliau selesai
membacanya, Rosululloh SAW berkata :
“semoga Alloh memberikan petunjuk padamu
terhadap apa yang dia ridhoi dan menerima itu
semua, dan memberkatimu dan orang-orang
mukmin, serta bermanfaat pada semua hamba,
Amin”.
Ketika pengarang nadhom ditanya mengenai
nadhom itu setelah diteliti oleh ulama’, dia
menjawab pertanyaan mereka dan
menambahkan isi nadhom itu, mulai dari
perkataannya:
“Dan setiap apa yang disampaikan oleh Rosul
maka konsekwensinya adalah pasrah dan
menerima” hingga akhir bait dalam kitab.
Kabar cerita ini disampaikan sendiri oleh sang
pengarang. Kami hanya menukil teks aslinya
sementara akurasi transmisi perowi.
MUQODDIMAH
Pengarang nadhom rohimahulloh berkata :
( ﺍﺑﺪﺍًﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺣﻤﻦ * ﻭﺑﺎﻟﺮﺣﻴﻢ ﺩﺍًﺋﻢ ﺍﻻٍ ﺣﺴﺎﻥ )
“saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang
maha pengasih, dan Maha Penyayang yang
senatiasa memberikan kenikmatan tiada
putusnya”.
Kosakata :
Arti ﺍﻟﻠﻪ adalah nama Dzat yang wajib ada, lagi
wajib disembah.
Arti ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ adalah Dzat pemberi nikmat dengan
seagung-agungnya nikmat, pokok-pokok nikmat
seperti iman, kesehatan, rizqi, pendengaran,
dsb.
Arti ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ adalah Dzat pemberi nikmat-nikmat
yang bentuknya lembut (cabang) seperti
bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat,
pendengaran, penglihatan dsb.
Arti ﺩﺍًﺋﻢ ﺍﻻٍ ﺣﺴﺎﻥ adalah yang senantiasa
memberikan kenikmatan yang tiada putusnya.
Penjelasan
Saya memulai mengarang mandhumah “Aqidatul
Awam” ini dengan Basmalah seraya meminta
pertolongan pada Alloh azza Wajalla yang luas
Rahmatnya pada segala sesuatu, pemberian dan
kenikmatanNya yang berlangsung tanpa ada
putus dan bergeser.
Pertama : karena mengikuti aturan Al Qur’an
yang Aziz secara urutannya bukan turunnya Al
Qur’an.
Kedua : karena mengamalkan hadits Rosululloh
SAW, “setiap perkara yang mempunyai
kepentingan yang tidak diawali di dalamnya
dengan Basmalah maka ia terputus” (1)
maksudnya kurang dan sedikit kebaikan dan
barokahnya.
(1) Hadist riwayat Al Khatib dari Abu Hurrairah
RA secara marfu’
Ketiga : karena mengikuti teladan Nabi
Muhammad SAW, karena Beliau ketika membuka
kitab dan surat-suratnya diawali dengan
basmalah. Sebagaimana keterangan yang ada
dalam tulisan (surat) Rosululloh SAW kepada
Hiraklus dan yang lainnya.
Pengarang Nadhom berkata :
( ﻓﺎﻟﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﺍﻻًﻭﻝ * ﺍﻻﺧﺮ ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺑﻼ ﺗﺤﻮﻝ )
“Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu,
Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha
Tetap tanpa ada perubahan”
Kosakata :
Arti ﺍﻟﺤﻤﺪ menurut bahasa adalah pujian dengan
lisan atas segala sesuatu yang tidak secara
ikhtiar disertai rasa penghormatan baik nikmat itu
diterima atau tidak, menurut syara’ adalah
perbuatan yang tumbuh (keluar) dari
penghormatan Sang Pemberi nikmat disebabkan
bahwa Dia adalah pemberi nikmat walaupun
tanpa ada orang yang memuji, baik perbuatan itu
berupa dzikir dengan lisan, cinta dalam hati atau
dilakukan dengan perbuatan.
Arti ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ adalah : Alloh yang mewujudkan tanpa
diawali dan wujudnya terus berlangsung.
Arti ﺍﻻًﻭﻝ adalah : sebelum adanya segala sesuatu
tanpa ada permulaannuya.
Arti ﺍﻻﺧﺮ adalah : setelah adanya sesuatu tanpa
ada akhirannya.
Arti ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ adalah kekal yang terus berlangsung
Arti ﺑﻼ ﺗﺤﻮﻝ adalah : tanpa ada perubahan dan ini
adalah bpenjelasan sifat Al Baqi.
Penjelasan
Dan saya juga memulai mengarang Mandzumah
ini dengan menambahkan hamdalah, maksdunya
adalah dengan memuji dengan lisan pada Alloh
yang Qodim, Al Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai
penghormatan padaNya dan meyakini bahwa
setiap pujian itu tetap padaNya.
Alasan pertama : karena mengamalkan sabda
Rosululloh SAW, “Setiap perkara yang
mempunyai kepentingan yang tidak diawali
didalamnya dengan hamdalah maka ia
terputus” (1)
Alasan kedua : karena melaksanakan hak
sesuatu yang wajib disyukuri nikmat-nikmatnya
termasuk dikarangnya mandzumah ini.
Pengarang nadhom rohimahullohu berkata :
( ﺛﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺳﺮ ﻣﺪﺍ * ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﻗﺪ ﻭﺣﺪ (
)ﻭﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭ ﻣﻦ ﺗﺒﻊ * ﺳﻴﻞ ﺩﻳﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻏﻴﺮ ﻣﺒﺘﺪ ﻉ )
“Kemudian, semoga sholawat dan salam
senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-
baiknya orang yang mengEsakan Alloh”
“Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-
orang yang mengikuti jalan agama secara benar
bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
Kosakata
Kata ﺍﻟﺼﻼﺓ : menurut bahasa adalah berdo’a
untuk kebaikan, jika kata ﺍﻟﺼﻼﺓ disandarkan pada
Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan
nikmat yang disertai dengan pengagungan dan
penghormatan. Ada riwayat dari ibnu Abbas R.A.
bahwasannya : ﺍﻟﺼﻼﺓ dari Alloh berarti Rohmat,
dan dari hamba berarti do’a dan dari malaikat
berarti meminta ampun.
Kata ﺍﻟﺴﻼﻡ : berarti penghormatan yang layak
pada nabi Muhammad SAW.
(1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan
dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
- Kata ﺳﺮ ﻣﺪﺍ : berarti senantiasa kekal
Kataﺍﻟﻨﺒﻲ: berarti secara mutlak adalah seorang
yang ditanggung (dijamin) dialah adalah
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi
yaitu :
Dia adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka,
diberi wahyu berupa syari’at, baik dia
diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak,
jika dia diperintahkan maka dia juga disebut
seorang Rosul, maka Nabi itu lebih umum dari
pada Rosul.
Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi
wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk
dirinya sendiri sedangkan Rosul adalah manusia,
laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at
supaya disampaikan pada orang lain dan tidak
ada seorang nabi atau Rosul kecuali dia seorang
laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT :
Tidaklah kami utusseorang sebelum kamu kecuali
seorang laki-laki. Kami mewahyukan (syari’at)
pada mereka (Q.S. Al Anbiya’ ayat 7 )
Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan :
Ditasydid huruf ya’ nya (( ﻧﺒﻲ diambil dari kata
Nubuwwah yang berarti tempat yang tinggi,
disebut nabi karena beliau adalah orang yang
diangkat derajatnya atau orang yang diangkat
derajatnya atau orang yang mengangkat derajat
orang-orang yang mengikutinya.
Dengan huruf hamzah (( ﻧﺒﻲﺀ diambil dari kata
Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah
orang yang memberi kabar atau orang yang
diberi kabar oleh Alloh Ta’ala.
Arti ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﻗﺪ ﻭﺣﺪ adalah seutama-utamanya
seluruh orang-orang yang mengesakan Alloh.
Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri dalam
burdahnya :
ﻓﺎﻕ ﺍﻟﻨﺒﻴﻦ ﻓﻲ ﺧﻠﻖ ﻭ ﻓﻲ ﺧﻠﻖ * ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺍﻧﻮﻩ ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﻭﻻ ﻛﺮﻡ
ﻭﻛﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﺭﺳﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻠﺘﻤﺲ * ﻏﺮﻓﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺤﺮﺍًﻭ ﺭﺷﻔﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺪ ﻳﺎ ﻡ
“ Beliau melebihi para nabi dalam segi
penciptaan bentuk jasmani dan akhlaqnya.
Mereka selisih jauh dengan beliau dalam
keilmuan dan kedermawanannya” : seluruh
mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai
cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan
yang deras”.
Dan huruf alif dalam ucapan “ﻭﺣﺪﺍ “ menunjukkan
mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab).
Kata ﻭﺍًﻟﻪ : yang dimaksud dengan mereka
(keluarga Nabi) yaitu dalam kedudukan do’a.
Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini
adalah setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar
hadits Nabi dari riwayat Anas bin Malik R.A.
berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa
keluarga Muhammad itu?” kemudian beliau
menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap
orang yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam
kedudukan zakat, Imam Malik Rahimahulloh
berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah
bani Hasyim saja. Sedangkan Imam Syafi’i
Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga
Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kata ﻭﺻﺤﺒﻪ : berarti kata benda, bentuk jama’ dari
kata ﺻﺎﺣﺐ berarti shohabiun yaitu orang yang
berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya
risalah, beriman dan meninggal dalam keadaan
beriman.
Kata ﻏﻴﺮ ﻣﺒﺘﺪﻉ : berarti orang yang berbuat bid’ah
yaitu orang yang keluar dari kebenaran
sedangkan arti kebenaran itu sendiri adalah
setiap perkara yang sesuai dengan Al Qur’an, As
Sunah, Ijma’, dan Qiyas.
Kata ﻭﺍﻟﺒﺪﻋﺔ secara bahasa : berarti sesuatu yang
baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan
menurut syara’ yaitu sesuatu yang baru yang
bertentangan dengan ketentuan pembuat
Syara’ (Alloh).
Penjelasan
Kemudian setelah saya bersholawat dan salam
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
manusia paling utama mengEsakan Alloh, dan
juga pada keluarganya, sahabat dan orang-orang
yang mengikutinya dijalan agama yang benar
dengan kebajikan hingga hari kiamat, hal itu
dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi
SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang
mempunyai kepentingan yang tidak diawali
dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku
maka dia terputus, terpotong dan terhapus dari
setiap barokah” (1)
Faedah : Imam Syafi’i berpendapat, “saya lebih
menyukai seseorang yang mendahulukan
didepan khutbahnya dan setiap hal yang
diinginkannya, dengan membaca Hamdalah pada
Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh
SAW.
HR. Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain,
Syaikh Al Haitsami berpendapat sanad hadist ini
tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai
keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan
kedhoifannya dengan persyaratan-
persyaratannya.
PASAL PERTAMA
Mengenai Sifat-sifat Alloh Ta’ala
(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah
Ta’ala)
Pengarang nadhom berkata :
( ﻭﺑﻌﺪ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺑﻮﺟﻮﺩﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ * ﻣﻦ ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺸﺮ ﻳﻦ ﺻﻔﺔ (
ﻓﺎ ﻟﻠﻪ ﻣﻮ ﺟﻮﺩ ﻗﺪ ﻳﻢ ﺑﺎﻗﻲ * ﻣﺨﺎ ﻟﻒ ﻟﻠﺨﻠﻖ ﺑﺎ ﻻٍ ﻃﻼ ﻕ (
ﻭﻗﺎ ﺋﻢ ﻏﻨﻰ ﻭﻭﺍﺣﺪ ﻭﺣﻲ * ﻗﺎﺩﺭ ﻣﺮﻳﺪﻋﺎﻟﻤﺒﻜﻞ ﺷﻲﺀ
ﺳﻤﻴﻊ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ ﻭﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻢ * ﻟﻪ ﺻﻔﺎ ﺕ ﺳﺒﻌﺔ ﺗﻨﺘﻈﻢ
“ Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa
Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib”. Alloh itu
ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan
makhlukNya secara mutlak”. “berdiri sendiri,
Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha
Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui
atas segala sesuatu”. “Maha Mendengar, Maha
Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7
sifat yang tersusun”. “yaitu Berkuasa,
Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup,
Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus
berlangsung”.][
Kosakata
Kata ﺑﻌﺪ : maksudnya setelah menyebut
Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam
Kata ﺑﻮﺟﻮﺩﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ : berarti secara hakikat
mengetahui dengan pasti yang sesuai dengan
kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid
(mengikuti apa adanya) karena taqlid itu dilarang
dalam masalah aqidah jika muqalid (orang yang
mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal
menganalisa ( menyelidiki).
Kata ﻻٍ ﻃﻼ ﻕ maksudnya : tanpa ada ikatan pada
suatu hal, pengertiannya bahwa Alloh itu berbeda
dengan makhlukNya dan segala hal.
Penjelasan :
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani
hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Alloh Ta’ala
sifat (1) wajib yaitu tidak tergambar atau
terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya
sifat wajib itu, dan (2) sifat mustahil bagi Alloh
yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal
seseorang adanya sifat mustahil itu (3) dan sifat
jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang
adanya dan tidak adanya sifat Alloh tersebut.
Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf
mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada
para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam. Pengarang
Nadhom memilih bait-bait ini dengan
menyebutkan sifat wajib bagi Alloh Ta’ala yaitu
sebanyak 20 sifat dengan perincian sebagai
berikut :
1. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu
dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Alloh
Ta’ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar)
maksudnya bahwa selain Alloh (Makhluk) tidak
dapat mempengaruhi adanya Alloh. Adapun sifat
wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan
kita yaitu melalui perbuatan Alloh Ta’ala. Adapun
bukti adanya Alloh yaitu adanya makhluk ini, jika
Alloh SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu
makhlukpun. Alloh Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada
Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”. (QS.
Thaha : 14) dan firman Alloh Ta’ala, “Tidaklah
mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka?
Alloh tidak menjadikan langit dan bumi dan apa
yang ada diantara keduanya melainkan dengan
kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan
sesungguhnya kebanyakan diantara manusia
benar-benar ingkar akan pertemuan dengan
Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8)
Seorang badui ditanya tentang bukti adanya
Alloh. Dia menjawab : kotoran unta itu
menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan
(teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan
keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya
orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai
bintang dan bumi mempunyai jalan yang
terbentang dan laut mempunyai ombak yang
bergelombang, apakah semua itu tidak
menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak,
lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
Sifat Qidam : adalah tidak ada permulaan pada
wujudnya Alloh Ta’ala maksudnya bahwa Alloh
Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena
Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta
dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah
pasti Alloh yang mendahuluinya. Alloh Ta’ala
berfirman “Dialah Alloh yang Awal, yang Akhir,
yang Dhohir dan yang Bathindan dia maha
mengetahui ada segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid :
3)
2. Sifat Baqa’ adalah tidak ada pengakhiran
pada wujudnya Alloh bahwa Alloh Ta’ala
senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa
kekal tanpa ada akhirannya. Alloh Ta’ala
berfirman “Semua yang ada dibumi ini akan
binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang
mempunyai keagungan dan kemuliaan”. (QS. Ar
Rohman : 26 – 27). Alloh Ta’ala berfirman,
“Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Alloh.
BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya
pula kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos : 4)
3. Sifat Mukholafatuhu lilhawadist adalah tidak
ada makhluk yang menyamai Alloh SWT. Alloh
Ta’ala berfirman, “Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As Syuro ;
11). Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun
yang menyamainya”.
(QS. Al Ikhlas : 6)
Sifat Qiyamuhu Binafsihi adalah Alloh tidak butuh
pada tempat yang menetap padanya atau tempat
yang ditempatinya atau pencipta yang
mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak
butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk).
Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua
(maksudnya merendah diri) pada Alloh yang
kuasa hidup lagi senantiasa mengurus
(makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Alloh
Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, kamu sekalian
membutuhkan Alloh, sedangkan Alloh Maha kaya
(Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS.
Faathir : 15). Dan Alloh Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Alloh sungguh Maha Kaya (Tidak
membutuhkan) dari alam semesta” (QS. Al
Ankabut : 6)
Sifat Al Wahdaniyah adalah tidak berbilang
dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan
pengertian Esa DzatAlloh itu tidak tersusun dari
bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam
kerajaanNya. Pengertian Esa sifatnya adalah
bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti
sifatnya Alloh. Dan pengertian Esa dalam
perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk)
berbuat seperti perbuatan Alloh Ta’ala. Maka
Alloh adalah pencipta segala sesuatu dan
pembuat segala sesuatu. Maka Alloh Ta’ala
berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya
dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Alloh
Ta’ala berfirman, “Maha suci Alloh Dialah yang
Maha Esa lagi Maha Pemaksa” (QS. Az Zumar :
4) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu
sekalian adalah tuhan yang maha Esa tidak ada
Tuhan kecuali Dia yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang” (QS. Al Baqoroh : 163). Dan Alloh
ta’ala berfirman, “Katakanlah bahwa Alloh itu
Esa” (QS. Al Ikhlas :1). Dan Allah Ta’ala
berfirman, “Allah tidak membuat anak dan tidak
ada (Tuhan yang lain) menyertaiNya, jika ada
Tuhan beserta Nya maka tuhan itu membawa
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari
Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian
yang lain, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka
sifatkan itu” (QS. Al Mukminun : 91). Dan Alloh
ta’ala berfirman...
Sifat Qudrah adalah sifat Qodim yang menetap
pada Dzat Alloh Ta’ala dalam menciptakan
(sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Alloh Ta’ala
berfirman, “Sesungguhnya Alloh itu maha kuasa
atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Alloh
Ta’ala berfirman, Tidak ada sesuatupun yang
dapat melemahkan Alloh baik dilangit maupun
dibumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa” (QS. Faathir : 44)
Sifat Irodah adalah sifat Qodim yang menetap
pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus
terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap
sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian
Alloh SWT mengatur alam semesta ini menurut
keinginan, kehendak dan ketentuan-
ketentuanNya. Maka Alloh Ta’ala menjadikan
sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim
atau bodoh pada tempat ini dan lainnya. Alloh
Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan
Kami terhadap sesuatu apabila Kami
menghendakinya, Kami hanya mengatakan
kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An
Nahl ; 40). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang dia kehendaki dan
memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan.
Maha Suci Alloh dan Maha Tinggidari apa yang
mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68).
Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan
yang mempunyai kerajaan, kamu berikan
kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Mu lah segala kebaikan.
Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai
atassegala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26). Alloh
Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Alloh lah kerajaan
langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dia memberikan anak-anak
perempuan kepada siapa yang dia kehendaki
dan memberikan anak-anak laki-laki kepada
siapa yang dia kehendaki. Atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan
perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura :
94 – 50)
Sifat Ilmu adalah sifat Qodim yang menetap pada
Dzat Alloh Ta’ala dalam mengetahui segala
sesuatu. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya
Alloh Ta’ala itu maha mengetahui atas segala
sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Alloh
Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Alloh
itu meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12)
dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan di sisi Allah
kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang
mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan
tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya, dan tidak jatuh sebijipun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang
basahatau kering melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Alloh Ta’ala
berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari
pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)
Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat Qodim yang
menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat berkuasa,
berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan
berbicara. Maka jika Alloh itu tidak hidup, maka
sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Alloh
Ta’ala berfirman, “Dan bertaqwalah pada Alloh
yang Hidup dan tidak Mati” (QS. Al-Furqon : 58)
dan Alloh Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup
tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia
dengan ikhlas karena beragama padaNya” (QS.
Al Mukmin : 65). Dan Alloh Ta’ala berfirman,
“Dan tunduklah semua (Maksudnya merendah
diri) pada Alloh yang Maha Hidup lagi senantiasa
mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)
(11 dan 12) Sifat Mendengar dan Melihat adalah
keduanya sifat yang menetap pada Dzat Alloh
Ta’ala yang dapat menyingkap (membuka)
sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta’ala Maha
Mendengar segala sesuatu hingga mampu
mendengar jalannya semut dipadang pasir yang
hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat
segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan
yang meliputi segala yang tampak (dapat
ditemukan). Alloh Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Alloh telah mendengar ucapan
seorang wanita yang mengajukan gugatan
kepadamu tentang suaminya, dan
mengadukannya kepada Alloh, dan Alloh
mendengar soal jawab antara kamu berdua.
Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi maha
Melihat” (QS. Al Mujadilah : 1) dan Alloh Ta’ala
berfirman “ pergilah kamu berdua kepada
Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui
batas, maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut”, mereka
berdua berkata, “Ya tuhan kami, sesungguhnya
kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami
atau akan bertambah melampaui batas”, Alloh
berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir,
sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku
mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 43-46).
(13) Sifat kalam adalah sifat Qodim yang
menetap pada Dzat Alloh Ta’ala bukan berupa
huruf atau bukan berupa suara yang
menunjukkan pada seluruh maklumat ( ). Alloh
Ta’ala berfirman, “Dan Alloh telah berbicara
pada Musa dengan langsung”. (QS. An
Nisa :164) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan
tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu
yang telah kami tentukan dan tuhanNya telah
berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al A’raaf :
143). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada
seorang manusiapun bahwa Alloh berbicara
dengan dia kecuali dengan perantra wahyu”.
(QS. Asy-Syura : 51).
Dan jika Alloh Ta’ala mempunyai sifat berkuasa,
berkehendak, berilmu, hidup, mendengar,
melihat, dan berbicara maka secara otomatis
Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :
Dialah Yang Maha Perkasa
Dialah Yang Maha Berkehendak
Dialah Yang Maha Mengetahui
Dialah Yang Maha Hidup
Dialah Yang Maha Mendengar
Dialah Yang Maha Melihat
Dialah Yang Maha Berbicara
Sifat – sifat 20 ini terbagi menjadi 4 bagian :
Sifat Nafsiah adalah bernisbat pada kata nafsi
(jiwa) maksudnya Dzat dan sifat nafsiah adalah
tidak masuk akal bila Dzat tanpa sifat yaitu Esa
Wujudnya.
Sifat Salbiah adalah bernisbat pada kata salbu
maksudnya mentiadakan. dinamakan salbiah
karena sifat-sifat itu tidak ada pada diri Alloh
karena sifat – sifat itu tidak sesuai dengan
keagunganNya. Sifat salbiyah tersebut ada 5
yaitu : Qidam, Baqa’, Mukholafatuhu Lilhawaditsi,
Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah.
Sifat Ma’ani. Dinamakan Ma’ani karena sifat ini
menetapkan pada Alloh Ta’ala makna Wujudnya
yang menetap pada Dzatnya yang sesuai dengan
kesmpurnaannya. Sifat Ma’ani ini ada 7 yaitu :
sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup,
mendengar, melihat dan berbicara.
Sifat Ma’nawiyah adalah bernisbat pada sifat
ma’ani yang berjumlah 7 yang merupakan
cabang dari sifat ma’nawiyah. Disebut
ma’nawiyah karena sifat itu menetap pada sifat
ma’ani, yaitu bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa,
berkehendak, berilmu, hidup, mendengar,
melihat, dan berbicara.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma’nawiyah
yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci,
karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah
adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang
mu’tazilah yang mengingkari sifat – sifat
ma’nawiyah. Mereka berpendapat bahwa Alloh
Ta’ala Maha berkuasa dengan Dzatnya,
berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada
kekuasaan, dan kehendak dan sifat-sifat lainnya.
Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu
untuk mensucikan Alloh Ta’ala. Mereka
berpendapat : Kami mensifati Alloh Ta’ala
dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits (baru)
atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits
maka sifat-sifat itu menempati Alloh Ta’ala. Atau
jika sifat – sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim
itu berbilang (banyak) maka hal itu mentiadakan
sifat wahdaniyah (Esa). Dan menjawab hal itu
kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat
tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya, hanya
saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat-
sifat yang ada itu menempati DzatNya.
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala
Pengarang Nadhom ra. Berkata : “Dengan
karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat
boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu
atau meninggalkannya”
Penjelasan
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala adalah boleh bagi
Alloh mengerjakan atau meninggalkan sesuatu,
maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini
bahwa Alloh Ta’ala boleh menciptakan dan
memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan
tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan
Alloh. Karena Alloh adalah pengatur secara
mutlak, tidak ada seorangpun memilih
bersamaNya karena seluruh urusan (hal) itu
berada ditanganNya baik perkara baik atau
buruk. Maka Dialah (Alloh) yang memberi,
mencegah, memuliakan, menghinakan, memberi
manfaat, memberi madhorot, mengampuni,
menyiksa, menetapkan (hukum) dan memberi
sanksi dan begitu seterusnya. Alloh Ta’ala
berfirman : “Dan Tuhanmu menetapkan apa yang
Dia kehendakidan memilihnya, tidak ada pilihan
bagi mereka” (QS. Al Qashas : 68). “Katakanlah,
Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan. Kamu
berikan kerajaan kepada orang yang kamu
kehendaki dan kamu hinakan orang yang kamu
kehendaki. ditanganMulah segala kebaikan.
Sesungguhnya Kamu Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Kamu masukkan malam kedalam siang
dan Kamu masukkan siang kedalam malam.
Kamu keluarkan yang hidup dari yang mati dan
Kamu keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
Kamu beri rizqi siapa saja yang Kamu kehendaki
tanpa disangka-sangka” (QS. Ali Imron : 26 – 27)
“Kepunyaan Allohlah segala apa yang ada
dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya niscaya Alloh akan
membuat perhitungan dengan kamu atas
perbuatanmu itu. Maka Alloh akan mengampuni
siapa yang dikehendakiNya dan Alloh Maha
Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Baqarah :
284)
PASAL KEDUA
Para Nabi dan para Rosul Alaihi Sholatu
Wassalam
“Sifat Wajib Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam”
Pengarang nadhom r.a. berkata “Alloh telah
mengutus para nabi yang memiliki 4 ifat yang
wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah)
dan dipercaya”.
Kosakata
Arti Anbiya’ : dibuang huruf hamzah yang
dipanjangkan secara darurat merupakan kata
jamak dari kata nabi. Definisinya telah
diterangkan sebelumnya.
Arti Fatonah : adalah kecerdasan yang sempurna
dan tajam akalnya dalam mengalahkan saat
berdebat, dalam mengemukakan hujjah dan
menggagalkan tuntutan mereka yang bathil.
Arti Shiddiq : adalah kabar yang disampaikan
(mereka) sesuai dengan kenyataan.
Arti Tabligh : adalah pengajaran mereka (para
Rosul) kepada manusia akan Syariat-syariat Alloh
agar dapat memberikan petunjuk kepada mereka
untuk meraik kebahagiaan didunia dan akhirat.
Arti Amanat : adalah mereka terjaga secara
Dhahir dan Bathin dari pengaruh jelek yang
dilarang walaupun larangan itu makruh.
Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa
Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi yang diutus.
Alloh Ta'ala berfirman, "Rosul telah beriman
kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Alloh,
malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya dan
Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-
rosulNya dan mereka mengatakan, "Kami
mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a)
Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan
kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah :
285).
Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat
wajib, sifat mustahil den sifat jaiz bagi Rosul.
Adapun sifat wajib bagi Rosul ada 4 yaitu :
1. Sifat Fathonah : dan dalil tentang hal itu
adalah jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri
Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu
berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu
tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an
menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul
berargumentasi itu banyak sekali. Firman Alloh
Ta'ala : "Dan itulah hujjah Kami yang Kami
berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami
kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui" (QS. Al An'am : 83).
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu
telah berargumentassi dengan kami, dan kamu
lelah memperpanjang berargumentasi terhadap
kami, maka datangkanlah kepada kami azab
yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu
termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud :
32).
" Dan berargumentasilah pada mereka dengan
cara yang baik"
(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya
dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan
menjadi orang bodoh.
2. Sifat Shiddiq : dan dalil tentang sifat tersebut
adalah firman Alloh Ta'ala : “ “. (QS.Al Ahzab :
22).
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin :
52).
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada
mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an.
Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan
Nabt" (QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu
boleh pada diri mereka maka kebohongan itu
ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu
tidak mungkin terjadi.
3. Sifat Tabligh : dalil sifat tersebut adalah firman
Alloh Ta'ala “Hai Rosul, sampaikanlah apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika
tidak kamu kerjakan maka kamu tidak
menyampaikan amanatNya (risalahNya)" (QS. Al
Maidah : 67).
"Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan
bagi manusia membantah Alloh sesudah
diutusnya para Rosul itu" (QS.An Nisa : 165).
Kabar gembira dan peringatan itu tidak
sempurna kecuali bile disampaikan.
Karena jika mereka tidak menyampaikan syariat
kepada manusia maka mereka berarti
menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak
mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat
merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika
orang yang teledor dalam bersyariat memiliki
alasan untuk membantah Alloh SWT atas dasar
tidak adanya tabligh.
4. Sifat Amanah dalil tentang hal itu adalah
firman Alloh Ta'ala : "Sesungguhnya Aku bagimu
adalah utusan Alloh yang dapat
dipercaya” (QS.Ad Dukhan : 18).
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-
orang pengkhianat” (QS. Al Anfal : 58).
Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan
perbuatan yang haram atau makruh maka kita
tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram
dan makruh karma takut pada mereka (para
Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk
mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den
keadaan (sikapnya).
Mat Jaiz Para Nabi dan Rosul ‘Alaihi Sholatu
Wassalam.
Pengarang nadhom berkata : ”Dan boleh didalam
hak Rosul dari sifat beta tanpa mengurangi
derajatnya,misalnya sakit yang ringan”.
Kosakata
- Arti Aradl : difathahkan huruf ro' nya adalah
sesuatu yang bisa terjadi pada manusia seperti
sakit dan yang lainnya.
Penjelasan
Dan sifat Jaiz pada haknya para Nabi dan Rosul
Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat-
sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag
tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada
martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.
Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini
bahwa mereka Alaihi
Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki
oleh manusia yang lainnya
seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar,
kawin, mati, hidup, merasakan
' kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit.
Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka
(para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan orang-
orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya
matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau
mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya
( ) bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena
mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan,
maka syetan tidak dapat menguasai mereka
(para Nabi dan Rosul) dan penguasaan syetan
lainnya.
Adapun sifat Aradl yang mengandung sifat
kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu,
lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu
sernua mustahil terjadi pads mereka (para Nabi
dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa
Nabi Syuaib alaihissalam buts, maka cents
tersebut tidak ads dasarnya dan ceritan Nabi
Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan
kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat)
, begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh
Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah
cerita bohong yang tidak berdasar. Dalil yang
menunjukkan sifat-sifat Aradl basyariah (sifat-
sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada diri
Nabi dan Rosul adalah firman AIloh Ta'ala
"Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini
memakan makanan dan herjalan di
pasar?" (QS.Al Furqan : 7)
"Dan Kami tidak mengutus Rosul-rosul
sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan drpasar
pasar" (QS.Al Furqan 20).
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka keturunan" (QS.Ar
Ra'ad : 38).
"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru
Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang diantara para
penyayang", maka Kamipun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang
ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
padanya dan Kami lipat gandakan bilangan
mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah
Alloh" (QS.Al Anbiya 83-84).
”Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rosul,
sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa
orang Rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat
mendatangkan madharat kepada Alloh
sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).
Penjagaan Para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu
Wassalam
Pengarang nadhom r.a. berkata: ”Mereka
mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa)
seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu)
wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para
malaikat”.
Kosakata
Ishmatuhum Kata Al Ishmah menurut bahasa
adalah penjagaan secara mutlak sedangkan
menurut istilah adalah penjagaan Alloh pada
mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa
itu dilakukannya.
Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa
para Nabi dan Rosul 'Alaihi Sholatu Wassalam
terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana
para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar
dari perbuatan maksiat, dann mereka
meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya den
mereka tidak melakukan perbuatan yang
diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sprat
kecuali dengan akhlak yang mulia. Karena
mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri
tauladan yang baik dan contoh yang tinggi
sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/
menghadap) dan Alloh mendidik, membina dan
mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi
dan Rosul) menjadi orang yang terdidik dan
terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah
mereka adalah firman Alloh Ta'ala
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan
Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada
dalam penglihatan Kami” (QS.Ath thur :48)
"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam
urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran :
161)
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih
sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh
dibawah pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).
Dan mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama
dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur
Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah finnan Alloh
Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan pada para
malaikat sujudlah kalian kepada Adam, makes
sujudlah mereka” (QS.AI Baqarah : 34). Perintah
pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi
Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja
Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak
perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang
wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan
Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain,
berdasarkan firman Alloh Ta'a1a, "Rosul-rosul itu
Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian
yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), dan firman
Alloh Ta'ala, "Dan sesungguhnya telah Kami
lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. AL Isra'
55). Dan nash ini tidak bertentangan dengan
firrnan Alloh Ta'ala, "Kami tidak membedakan
diantara seorangpun dari para Rosul-
rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). Karena makna
ayat ini tidak membeda-bedakan dalam risalah
mereka dan mengimani mereka. Maka orang-
orang yang beriman bukan seperti orang-orang
yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada
sebagian para Nabi dan Rosul dan mengkafiri
sebagian yang lainnya.­
Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai
kesabaran, ketetapan dan mampu menahan
kesulitan), Alloh Ta'ala berfirman, "Bersabarlah
sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al
Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan
kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa,
Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam
merupakan paling utama diantara para Rosul
yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul
azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi
Muhammad SAW dan termasuk yang wajib
diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih
utama dari sebagian yang lainnya seperti para
Rosul berdasarkan firman Alloh Ta'ala, "Alloh
memilih diantara para malaikat seorang utusan ( )
dan paling utama diantara mereka adalah
malaikat Jibril alaihissalam.
"Sifat mustahil Alloh Ta'ala & RosulNya `Alaihi
Sholatu Wassalam"
Pengarang nadhom berkata,”Dan sifat mustahil
adalah lawan dari sifat yang wajib maka
hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang
wajib”.
Penjelasan
Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala, den rosulNya
adalah lawan dari sifat wajib bagi Alloh Ta'ala
den rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu
sama seperti sifat wajib dan setiap mukallaf
wajib mengetahuinya. Sifat mustahil bagi Alloh
Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci
sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan
makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu
lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri
sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi
(berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat
Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat
(berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat
Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun
(berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat
(hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat
Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher
(melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam
(berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah)
lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang
berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa)
lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang
berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh)
larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang
berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati)
lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli)
lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang
mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan
dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu)
lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat
yang berbicara)
Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul
alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
- Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah
(cerdas)
- Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq
(jujur)
- Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat
'I'abligh (menyampaikan risalah)
- Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat
Amanat (dapat dipercaya)
Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita
menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya
sebagai berikut ini:
- Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
- Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
- Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
- Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4
- Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
- Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1
Jumlah Para Rosul `Alaihimus Sholatu Wassalam
dalam Al Qur'an
Pengarang nadhom r.a. berkata: "Adapun rincian
nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi
setup mukallaf, maka yakinilah dan ambilah
keuntungannya. Mereka adalah Nabi Adam, Idris,
Nuh, Hud serfs Sholeh, Ibrahim ( yang masing-
masing diikuti berikutnya)". "Luth, Ismail dan
Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub
dan selanjutnya". "Syuaib, Harun, Musa dan
Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti".
Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa den Thaha
(Muhammad) sebagai penutup, maka
tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari
kebenaran". "Semoga sholawat dan salam
terkumpulkan pada mereka den keluarga mereka
sepanjang masa".
Kosakata
- Kata Haqqaqa berarti yakinilah.
- Kata Ightanama berarti usahalah dan carilah
jumlah mereka (para nabi dan rosul)
- Kata kulla muttaba berarti Nabi/Rosul yang
disebutkan itu, Alloh mewajibkan kepada
umatnya untuk mengikuti jejak mereka (para
nabi).
- Kata ihtadzaa berarti Nabi Ayyub mengikuti
jejak pare nabi yang terdalahulu yang sudah
disebutkan.
- Kata Da'ghayya berarti tinggalkan jalan yang
menyimpang dari kebenaran.
Penjelasan
Wajib bagi tiap mukallaf mengetahui nama-nama
rosul yang telah disebutkan di dalam Al Qur'an
secara terperinci, dan jumlah mereka ada 25
yaitu:
1. Nabi Adam adalah bapak leluhur manusia.
2. Nabi Idris adalah kakek dari ayah Nabi Nuh
sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Bukhari.
3. Nabi Nuh adalah Nabi yang diselamatkan oleh
Alloh Ta'ala den j uga kaumnya dari tenggelam
dengan disertai badai topan. Hanya saja anaknya
tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam
(akibat adzab Alloh) dan beliau terus berdakwah
selama 950 tahun lamanya. Sebagaimana firman
Alloh Ta'ala," Maka ia tinggal diantara mereka
selama 1000 tahun kurang 50 tahun" (QS.Al
Ankabut : 14). Beliau dinamakan bapak manusia
kedua setelah nabi Adam karena keturunan
beliau tersebar di seluruh penjuru dunia sejak
masanya hingga masa kini.
4. Nabi Hud adalah Nabi dari keturunan Sam bin
Nabi Nuh yang telah diutus Alloh ke kaum `Ad.
Mereka (kaum `Ad) adalah kaum yang punya
keahlian dalam bidang arsitek pembangunan
(rumah) den mereka, tinggal di gunung-gunung di
daerah Al Qof yang terletak di sebelah timur kota
Hadramaut di negara Yaman. Tatkala mereka
berbuat dusta kepada Nabi Hud, maka Alloh
membinasakan mereka dengan angin shorshor.
Alloh Ta'ala berfirman, "Adapun kaum Ad maker
rnereka telah dibinasakan dengan angin sharshar
(angin kencang lagi dingin dan keras suaranya)
lagi amat kencang secara beruntun. Allah
menimpakan angin itu kepada rnereka selama 7
malam den 8 hari secara beruntun, maka kamu
lihat kaum `Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan rnereka tunggul-
tunggul pohon kurma yang telah lapuk (tidak
berisi)" ( QS. Al Haqqoh ; 2-6 ).
5. Nabi Sholih adalah Nabi dari keturunan Sam
bin Nabi Nuh, Shohibun Naqoh (gelar Nabi
Sholih karena beliau mempunyai mujizat berupa
unta). Alloh mengutus Nabi Sholih ke kaum
Tsamud den mereka (kaum Tsamud) adalah
kaum yang punya keahlian memahat gunung-
gunung menjadi rumah. Tempat tinggal mereka
buat dari batu-batu yang dikenal di kota-kota
Nabi Sholih yaitu antara Hijaz dan Syam di
sebelah tenggara bumi (daerah) madyan yaitu
daerah bersebelahan dengan teluk Agobah.
Tatkala mereka mendustakan Nabi Sholih maka
Alloh membinasakan mereka dengan suara
teriakan malaikat Jibril. Alloh Ta'ala berfirman,
"Adapun kaum tsamud, maka mereka telah
dibinasakan dengan suara keras sekali yang
melewatu batas (suara mengguntur)" (QS. Al
Haqqah : 5).
6. Nabi Ibrahim adalah Kholilulloh (kekasih Alloh)
dan Bapak para Nabi. Nasab beliau sambung
dengan Sam bin Nabi Nuh, dan beliau adalah
nabi yang diselamatkan oleh Alloh dari siksaan
api raja Namrudz. Alloh Ta'ala berfirman,"Hai
api jadilah dingin dan selamatkanlah alas
Ibrahim, dan mereka hendak berbuat makar
kepada Ibrahim, maka kami menjadikan mereka
itu orang-orang yang paling merugi "(QS. Al
Anbiya' : 69-70).
7. Nabi Luth adalah anak dari saudara Nabi
Ibrahim (keponakan Nabi Ibrahim) Kholilulloh
yang diperintahkan oleh Alloh ke bumi "Yaduum"
dimana telah hilang dari raut wajah kaumnya
rasa malu (tidak punya malu), karena mereka
mendatangi kaum lelaki yang sejenis (homoseks)
bukan wanita yang lain jenis. Dan Alloh
membinasakan mereka dengan cara negeri
mereka yang diatas dijadikan di bawah (dibalik)
dan dihujani dengan batu dari tanah dan Alloh
menyelamatkan nabi Luth beserta pengikutnya
kecuali istrinya yang dibinasakan beserta orang -
orang yang telah dibinasakan (diadzab). Alloh
Ta'ala berfirman, "Maka tatkala datang adzab
kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
diatas jadi dibawaha (dibalik) dan kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar
dengan bertubi-tubi yang diberi tanda oleh
Tuhanmu dan siksaan itu tiada jauh dari orang-
orang yang dzalim"(QS. Hud : 82-83).
8. Nabi Ismail bin Ibrahim adalah Nabi yang
ibunya bernama Hajar, Alloh mengutusnya ke
Qobilah Yaman dan Qobilah Amaliq (kata jamak
dari kata Amlaqun yaitu qobilah yang orang-
orangnya tinggi .tegak/gagah). Orang-orang
Amaliq bertempat tinggal di jazirah Arab dari
arah Syam. Kemudian mereka tersebar di
berbagai arah setelah Nabi Ismail `alaihi sholatu
wassalam mengeluarkan mereka (mengusir
mereka).
9. Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Alloh
mengutusnya sebagai Nabi ke kaum an'am.
lO. Nabi Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Rosululloh SAW bersabda, "Nabi mulia anak
keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia
anak keturunan Nabi mulia yaitu Nabi Yusuf bin
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim
alaihimussalam" (HR Bukhori dari Ibnu Umar-
pada bab awal penciptaan).
11. Nabi Ayyub adalah Nabi yang disebut oleh
para pakar sejarah sebagai anak Aish bin Ishaq
bin Ibrahim yaitu Nabi yang dijadikan contoh suri
tauladan dalam kesabarannya.
13. Nabi Syuaib dikatakan sebagai anak
keturunan Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan
pula bahwa beliau bukan dari keturunan Nabi
Ibrahim. Sesungguhnya beliau adalah anak
keturunan dari orang-orang yang beriman pada
Nabi Ibrahim `alaihissalam dan ikut hijrah dengan
Nabi Ibrahim ke negeri Syam. Tetap beliau (Nabi
Syuaib) anak dari anak perempuan Nabi Luth
(cucu perempuan Nabi Luth dari puteranya).
Alloh Ta'a1a mengutusnya ke penduduk madyan
dan mereka adalah penduduk yang mengkufuri
Alloh dan jelek dalam bermuamalah dengan
orang lain yaitu mereka mengurangi timbangan
dan ukuran sesuatu dan mereka merusak (dalam
mentasarufkan) harta mereka. Tatkala mereka
mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh
membinasakan mereka. Sehingga daerah mereka
ditimpa kelaparan karena ulah mereka, seakan-
akan mereka tidak dapat mendiaminya dan
mereka tidak dapat hidup didalamnya. Alloh
Ta'ala berfrman, "Kemudian mereka ditimpa
gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka,
yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi
Syuaib, mereka itulah orang-orang yang merugi
"(QS.A1 A'raf 91-92). Kemudian Alloh
mengutusnya ke penduduk Aikah dekat dari
daerah Madyan. Tatkala mereka mendustakan
Nabi Syuaib, maka Alloh menimpakan adzab
pada mereka pada hari dinaungi awan yaitu Alloh
menimpakan pada mereka rasa panas selama 7
hari, sehingga air-air mereka kekeringan,
kemudian awan itu minggiring mereka. Kemudian
mereka berlindung dibawah awan karena rasa
panas sekali. Setelah itu awan itu menurunkan
hujan api sehingga api itu membakar mereka dan
membinasakannya. Dan hari itu disebut dengan
Yaumud dzullah. Alloh Ta'ala berfirman,
"Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu
mereka ditimpa adzab pada hari mereka
dinaungi awan, sesungguhnya adzab itu adalah
adzab hari yang besar"(QS. Asy syu'araa : 189).
14. Nabi Harun bin Imran bin Qoohit bin Laway
bin Ya'qub.
15. Nabi Musa Kalimullah adalah saudara
kandung Nabi Harun, Alloh mengutusnya supaya
memberi petunjuk pada Fir'aun dan kaumnya.
15. Nabi Ilyasa' bin Akhtub bin 'Ajuuz terrnasuk
para Nabi dari kalangan Bani Israil.
16. Nabi Dzulkifli bin Ayyub, namanya yang asli
adalah Basyar. Alloh mengutusnya menjadi
seorang Nabi setelah bapaknya dan memberi
nama Dzulkifli.
17. Nabi Daud, nasabnya bersambung dengan
Yahudza dan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, Alloh
menjadikannya raja di kalangan Bani Israil.
18. Nabi Sulaiman bin Daud, Alloh
menjadikannya raja dikalangan Bani Israil setelah
bapaknya Nabi Daud.
19. Nabi Ilyas, nasabnya bersambung dengan
Nabi harun bin. Imron saudara Nabi Musa. Alloh
mengutusnya ke kaumnya yaitu Bani Israil.
20. Nabi Yunus bin Matta, Alloh mengutusnya ke
kaumnya di Nainawa nama daerah di daerah
maushil dan Beliau diselamatkan Alloh dari
kesedihan yang menimpanya. Beliau disebut
Dzun nun maksudnya prang yang ditelan ikan
nun (ikan paus).
21. Nabi Zakaria adalah Nabi dari keturunan
Nabi Sulaiman, dan beliau besar dikalangan Bani
Israil, dan Beliau orang yang mendekatkan diri
(pada Alloh) dengan cara berqurban di Baitul
Maqdis dan membacakan kitab Taurat pada Bani
Israil dan Beliau meninggal dunia secara syahid.
22. Nabi Yahya bin Zakaria dan disebutkan
bahwa Beliau lahir sebelum Al Masih (Nabi Isa
As) dan Beliau meninggal dunia secara syahid.
23. Nabi Isa bin Maryam dan Beliau adalah
hamba Alloh dan RosulNya dan kalimatulloh
(ucapan Alloh) yang dilontarkan pada ibunda
Maryam dan sebagai ruhNya (Alloh), Beliau
adalah Nabi dan Rosul Alloh yang terakhir dari
Bani Israil. Dan Beliau mendapat gelar Al Masih.
Nama Al Masih berasal dari bahasa Ibrani yang
murni dan berjulukan Ibnu Maryam. Dan
termasuk hikmah Ilahiyah yang jelas
bahwasannya Alloh menciptakan Nabi Adam
tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa diciptakan
tanpa ayah dan manusia lainnya secara normal
dari ayah dan ibu.
25. Nabi kita Muhammad SAW adalah penutup
para Nabi dan para Rosul dan termasuk
pemimpin para umat terdahulu dan akan datang.
Alloh mengutusnya kepada manusia secara
keseluruhan dan memberi rahmat pada alam
semesta. Alloh Ta'ala berfirman, "Dan tidak akan
Kami utus kamu kecuali sebagai rahmat untuk
sekalian alam ". Dan Rosululloh SAW bersabda,
"Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum
saya yaitu seperti seseorang yang membangun
suatu bangunan kemudian saya menjadikannya
bagus dan indah kecuali ada satu batu bata yang
berada di pojok (belum terpasang), kemudian
orang-oarng mengelilinginya (sambil
memperhatikannya) dan mengaguminya dan
mereka berkata, "T'idakkah anda meletakkan
batu bata ini? Kemudian saya (Rosululloh) yang
meletakkan satu batu bata itu dan sayalah
penutup para Nabi. ( IIR.Muttafaq alaih dan
lafadz dari Imam Muslim )
Dan mereka para Rosul Sholawatullohi Alaihim
wa a'la alihim, mereka telah disebutkan di dalam
Al Qur'an karim sebanyak 18 Rosul yang
disebutkan dalam surat Al An'am da 7 Rosul
lainnya dalam berbagai ayat.
Alloh Ta'ala berfirman
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan
kepada Ibrahim untuk mengahdapi kaumnya.
Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajata. Seseungguhnya Tuhanmu
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"(QS. Al
an'am : 83).
"Dan Kami telah anugerahkan Ishaq dan Ya'qub
kepadanya. Kepada keduanya masing-masing
telah Kami beri petunjuk dan kepada Nuh
sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk dan
dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman,
Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik"(QS.Al An'am : 84).
"Dan Nabi Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas.
Semuanya termasuk orang-orang yang sholih,
dan Nabi Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth dan
masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya
"(QS. Al An'am 83-84).
"Sesungguhnya Alloh telah memilih Adam, Nuh,
keluarga Nabi Ibrahim dan keluargalmran
melebihi segala umat"(QS. Ali Irnran : 33).
" Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara
mereka Huud”(QS. Huud 50).
"Dan ingatlah kisah Nabi Ismail, Idris dan
Dzulkifli, mereka semua lermasuk orang-orang
yang sabar. Dan Kami telah memasukkan mereka
ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka
termasuk orang-orang yang sholih" QS.AI
Anbiya' : 85-86 ).
"Mohammad itu sekali-sekali bukanlah bapak
dari seseorang laki-laki diantara kamu tetapi dia
adalah Rosululloh dan penutup Nabi-naxbi"(QS.
Al Ahzab . 40).
Dan ada diantara para Nabi dan Rosul yang
tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Alloh Ta'ala
berfirman,"Dan (Kami telah mengutus) Rosul-
rosul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu dan para Rosul yang
tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu
"(QS. An Nisa' : 164). Telah terjadi perselisihan
mengenai jumlah para nabi dan rosul. Dan yang
dikenal mengenai hal itu adalah bahwa jumlah
para Nabi yaitu 124.000 dan para Rosul
termasuk para Nabi yaitu 313 ( Sebagaiman yang
di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu
Dzar r. a. Lihat Ibnu Katsir i/585 ). Syaikh Al
Bajuri berpendapat : Pendapat yang shahih
mengenai para Nabi dan Rosul adalah tidak
membatasi jumlah dengan hitungan tertentu
karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada
seorang yang realitasnya bukan Nabi atau
sebaliknya menabikan kenabian pada seorang
padahal realitasnya die benar-benar Nabi.
PASAL KETIGA
Mengenai para malaikat’alaihimussalam.
Siapakah mereka itu dan
tabiat mereka-(para malaikat yang berjumlah 10).
Syaikh Nadhim r.a berkata : "Adapun para
malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak
makan den tidak minuet serta tidak tidur."
Pejelasannya :
Wajib bagi setiapmukallaf meyakini bahwa Alloh
mempunyai para malaikat alaihimussalam. Alloh
Ta'ala berfirman,"Rosul telah bersabda kepada
Al Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman semuanya beriman kepada Alloh,
malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya den Rosul-
rosulNya "(QS, Al Baqarah 285). Dan mereka
para malaikat tidak memiliki sifat sebagaimana
yang dimiliki oleh manusia, dan oleh sebab itu
mereka (para malaikat) diciptakan tanpa ada
perantaranya (melalui) seorang bapak dan ibu.
Dan mereka tidak makan, minum dan tidur. Dan
mereka tidak bersifat (berjenis) laki-laki,
perempuan dan banci, maka barang siapa yang
meyakini jenis mereka laki-laki maka ia telah
berbuat bid'ah yang fasik. Dan ada dua
pendapat (mengenai para malaikat) yang
dianggap kafir yaitu : (1) Barang siapa yang
meyakini bahwa malaikat adalah banci maka
dianggap kafir, karena keterangan tersebut
sudah termasuk dalam firman Alloh Ta'ala,"Dan
mereka menjadikan para malaikat yang mereka
itu adalah hamba-hamba Alloh Yang Maha
Pemurah yang berjenis perempuan"(QS. Az
Zukhruf : 19). (2) an dianggap lebih kafir yaitu
barang siapa yang meyakini para malaikat adalah
perempuan, karena hal itu menambah
kekurangan sifatnya, sedangkan mereka (para
malaikat adalah jisim yang bercahaya lembut
dengan ruh-ruh yang mampu wajib membentuk
dari bentuk yang satu kebentuk yang bermacam-
macam. Nabi Mohammad SAW bersabda,"Para
malaikat diciptakan dari cahaya, dan para jin
diciptakan dari nyala api dan diciptakan Nabi
adam dari sesuatu yang disifatkan kepadamu.
"(HRMuslirn). Alloh Ta'ala berfirman,"Lalu Kami
mengutus kepadanya, maka ia menjelma
dihadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna." (QS.maryam : 17). Dan sabda Nabi
Muhammd SAW,"Dan terkadang malaikat itu
menjelma menjadi seorang laki-laki padaku
kemudian ia berbicara padaku maka aku paham
apa yang diucapkannya."(HR. Bukhari).Dan para
malaikat itu mempunyai sayap sebagian mereka
mempunyai 2 sayap, ada yang 3 sayap, 4 sayap
dan ada yang lebih dari itu. Alloh Ta'ala
berfirman,"Segala puji bagi Alloh pencipta langit
dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai
utusan yang punya sayap, ada yang dua, tiga
dan empat. Alloh menambahkan paas
ciptaanNya apa yang dikehendakiNya.
Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas Segala
sesuatu."(QS. F'aathir Imam Muslim
meriwayatkan hadits dari sahabat ibnu Mas'ud
r.a. bahwasannya Rosululloh melihat malaikat
Jibril a.s mempunyai 600 sayap. Dan mereka
(para malaikat) bertabiat taat secara sempurna,
pada Alloh dan melaksanakan perintah-
perintahNya, dan mereka bersih dari syahwat
hewaniah dan terlepas dan kecenderungan
seksual, dan terhindar dari dosa-dosa dan
kesalahan. Alloh Ta'ala berfirman,"Mereka (para
nurlaikat) takut pada Tuhan mereka dan atas
mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan pada mereka. "(Q.S An Nahl).
Alloh Ta'ala berfirman, "Mereka tidak
mendurhakai Alloh terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At
Tahrim : 6). Dan diantara mereka terdapat
malaikat yang bertugas sebagai juru tulis (Al
Kalabah), penjaga (Al Hafadlotu), penjaga Arsy
(Hanurlatul Arsy), pembaca tasbih (AI
Musabbihun), memintakan ampunan orang-orang
mukmin (Al Mustaghfiruurur lilmukminiina),
senantiasa sujud (As saajidun), mengatur shof
(Ash shoofun), yang mengatur peredaran siang
dan malam hari (Al Mutaa'gibirrra bil laili wan
nahar), pemberi rahmat (malaikatur rahmah),
malaikat yang berjalan mencari majelis dzikir
(malaikat sayyaratu) dan lain sebagainya. Alloh
Ta'ala berfirman,"Tiada seorangpun diantara
kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan
yang tertentu."(QS. Ash Shaffaat 164).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar