Rabu, 26 Maret 2014

Macam macam mati Syahid

MACAM-MACAM MATI SYAHID==
Bismillahi-rrahmaani-rrahiim ....
Imam Nawawiy dalam kitab Syarah Shahih
Muslim menyatakan, bahwa syahiid itu
terbagi menjadi tiga macam.
Pertama, syahid dunia dan akherat; yaitu,
orang yang gugur di dalam peperangan
melawan kaum kafir disebabkan karena
terbunuh. Orang semacam ini dihukumi
sebagai syuhada’ yang akan memperoleh
pahala di akherat dan dihukumi syahid
dunia, yakni jenazahnya tidak dimandikan
dan disholatkan. Ia dikuburkan bersama
dengan pakaian dan darah yang melekat di
badannya.
Kedua, syahid akherat, yakni orang yang
mendapat pahala di akherat, akan tetapi
tidak dihukumi syahid di kehidupan dunia.
Mereka adalah meninggal dunia karena
sakit perut, penyakit thaun, orang yang
tertimpa bangunan atau tembok, orang
yang terbunuh karena mempertahankan
harta, dan orang-orang yang telah
disebutkan di dalam hadits shahih dengan
sebutan syahid. Orang-orang semacam ini,
jenazahnya wajib dimandikan dan
disholatkan. Mereka mendapatkan pahala
syahid di akherat, hanya saja tidak sama
dengan pahala orang yang mati syahid
jenis pertama.
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan
sejumlah orang yang mendapatkan pahala
syahid di akherat; atau yang disebut
dengan syahid akherat; namun tidak
dihukumi syahid dunia, adalah sebagai;
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
sebuah hadits dari Abu Hurairah ra,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
ﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀُ ﺧَﻤْﺴَﺔٌ ﺍﻟْﻤَﻄْﻌُﻮﻥُ ﻭَﺍﻟْﻤَﺒْﻄُﻮﻥُ ﻭَﺍﻟْﻐَﺮِﻳﻖُ ﻭَﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟْﻬَﺪْﻡِ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬِﻴﺪُ
ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Syuhadaa’ (orang-orang yang mati
syahid) itu ada lima, “orang mati karena
terkena penyakit tha’un (lepra), orang yang
meninggal karena sakit perut, orang yang
mati tenggelam, orang yang tertimpa
bangunan rumah atau tembok; dan orang
yang gugur di jalan Allah.” [HR. Bukhari
dan Muslim]
Di dalam Shahih Muslim juga diriwayatkan
sebuah hadits, bahwa Rasulullah saw
bertanya:
ﻣَﺎ ﺗَﻌُﺪُّﻭﻥَ ﺍﻟﺸَّﻬِﻴﺪَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺷُﻬَﺪَﺍﺀَ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺇِﺫًﺍ ﻟَﻘَﻠِﻴﻞٌ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻓَﻤَﻦْ ﻫُﻢْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄَّﺎﻋُﻮﻥِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺒَﻄْﻦِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ
"Siapakah diantara kalian yang terhitung
mati syahid? Para shahabat menjawab, “Ya
Rasulullah! Siapa saja yang terbunuh di
jalan Allah, ia adalah syahid.” Nabi saw
berkata,”Kalau begitu, orang yang mati
syahid dari kalangan umatku tentunya
sangat sedikit.” Para shahabat pun
bertanya, “Lantas, siapakah mereka yang
Rasulullah? Nabi menjawab, “Siapa saja
yang terbunuh di jalan Allah, ia adalah
syahid. Siapa saja yang mati di jalan Allah,
ia adalah syahid, dan siapa saja yang mati
karena terserang penyakit lepra; ia adalah
syaid. Siapa saja yang mati karena sakit
perut, maka ia adalah syahid.”[HR. Imam
Muslim]
Dalam riwayat lain, Imam Muslim juga
menuturkan sebuah hadits dari Anas bin
Malik ra, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
ﻣَﻦْ ﻃَﻠَﺐَ ﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓَ ﺻَﺎﺩِﻗًﺎ ﺃُﻋْﻄِﻴَﻬَﺎ ﻭَﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗُﺼِﺒْﻪُ
"Siapa saja yang bersungguh-sungguh
ingin mendapatkan syahid, maka ia akan
diberikan pahala (syahid), meskipun ia
tidak mendapatkannya.”[HR. Imam Muslim]
Imam Thabaraniy mengetengahkan sebuah
riwayat dari Jabir bin ‘Utaik, bahwa
Rasulullah saw bersabda:
ﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓُ ﺳَﺒْﻊٌ ﺳِﻮَﻯ ﺍﻟْﻘَﺘْﻞِ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻤَﻄْﻌُﻮﻥُ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺍﻟْﻐَﺮِﻕُ
ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺻَﺎﺣِﺐُ ﺫَﺍﺕِ ﺍﻟْﺠَﻨْﺐِ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺍﻟْﻤَﺒْﻄُﻮﻥُ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟْﺤَﺮِﻳﻖِ
ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻤُﻮﺕُ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟْﻬَﺪْﻡِ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺗَﻤُﻮﺕُ ﺑِﺠُﻤْﻊٍ ﺷَﻬِﻴﺪٌ
"Syahid ada tujuh macam selain gugur
(terbunuh) di jalan Allah; orang yang mati
karena penyakit lepra adalah syahid. Orang
yang mati tenggelam adalah syahid, orang
yang mati karena penyakit bisul perut
adalah syahid; orang yang mati terbakar
adalah syahid; orang yang mati karena
tertimpa bangunan atau tembok adalah
syahid; dan wanita yang gugur disaat
melahirkan (nifas).”[HR. Imam Thabaraniy]
Di dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Thabaraniy juga dituturkan, bahwasanya
Rasulullah saw bersabda:
ﻣَﻦْ ﺻُﺮِﻉَ ﻋَﻦْ ﺩَﺍﺑِّﺘِﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴـْﺪٌ
"Siapa saja yang mati karena terlempar dari
kendaraannya, ia adalah syahid.”[HR. Imam
Thabaraniy]
Imam Thabaraniy juga meriwayatkan
sebuah hadits, dengan sanad shahih, dari
Ibnu Mas’ud, bahwasanya Nabi saw
bersabda:
ﻣَـﻦْ ﺗَﺮَﺩَّﻱ ﻣِﻦْ ﺭُﺅُﻭْﺱِ ﺍﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ , ﻭَﺗَﺄْﻛُﻠُﻪُ ﺍﻟﺴِّﺒَﺎﻉُ , ﻭَﻳَﻐْﺮِﻕُ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ
ﻟَﺸَﻬِﻴْـﺪٌ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ
"Siapa saja yang mati karena jatuh dari
puncak gunung, atau dimangsa bintang
buas, atau tenggelam di laut, maka ia
syahid di sisi Allah swt.”[HR. Imam
Thabaraniy]
Dalam sebuah riwayat yang dikisahkan
oleh Imam Abu Dawud dituturkan
bahwasanya Nabi saw bersabda:
ﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﺩُﻭﻥَ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ ﻭَﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﺩُﻭﻥَ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﺃَﻭْ ﺩُﻭﻥَ ﺩَﻣِﻪِ ﺃَﻭْ
ﺩُﻭﻥَ ﺩِﻳﻨِﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ
"Siapa saja yang terbunuh karena
mempertahankan hartanya, maka ia mati
syahid. Siapa saja yang terbunuh karena
membela keluarganya, nyawanya, atau
agamanya, maka ia mati syahid.”[HR. Imam
Abu Dawud]
Imam Nasaiy juga mengetengahkan
sebuah hadits shahih dari Suwaid bin
Muqarrin, bahwasanya Nabi saw bersabda:
ﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﺩُﻭﻥَ ﻣَﻈْﻠَﻤَﺘِﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ
"Siapa yang terbunuh karena tidak ingin
didzalimi, maka ia adalah syahid.”[HR. al-
Nasaiy, hadits ini shahih]
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Imam
Daruquthniy telah menshahihkan Sebuah
hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar:
ﻣَﻮْﺕُ ﺍﻟْﻐَﺮِﻳْﺐِ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓٌ
“Kematian gharib (orang yang terasingkan)
termasuk syahid.”[1]
Menurut Ibnu al-Tiin, semua keadaan di
atas merupakan kematian yang telah
ditetapkan Allah sebagai keutamaan bagi
umat Mohammad saw. Sebab, Allah swt
akan mengampuni dosa-dosa mereka dan
menambah pahala mereka hingga
mencapai martabat syahid. Hanya saja,
menurut al-Hafidz Ibnu Hajar, derajat atau
martabat mereka tidaklah sama dengan
syahid jenis pertama.[2]
Ketiga, syahid dunia saja; yakni orang yang
mengambil dengan sembunyi-sembunyi
harta ghanimah, atau melakukan
perbuatan-perbuatan lain yang bisa
menafikan sebutan jihad. Jika orang ini
gugur di medan perang melawan orang
kafir, maka ia dihukumi syahid di dunia,
sehingga tidak wajib dimandikan dan
disholatkan . Akan tetapi, ia tidak
mendapatkan pahala yang sempurna di
akherat.[3]
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits
dari Abu Musa al-Asy’ariy, bahwasanya
ada seorang laki-laki mendatangi
Rasulullah saw dan berkata:
ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﻟِﻠْﻤَﻐْﻨَﻢِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﻟِﻠﺬِّﻛْﺮِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻘَﺎﺗِﻞُ ﻟِﻴُﺮَﻯ ﻣَﻜَﺎﻧُﻪُ
ﻓَﻤَﻦْ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﺗَﻞَ ﻟِﺘَﻜُﻮﻥَ ﻛَﻠِﻤَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫِﻲَ ﺍﻟْﻌُﻠْﻴَﺎ ﻓَﻬُﻮَ
ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Ada seorang laki-laki berperang karena
ingin mendapatkan ghanimah, ada pula
yang berperang untuk diingat
(kemasyhuran), dan ada pula yang
berperang supaya kedudukannya tinggi;
lantas siapa orang yang benar-benar
berjihad di jalan Allah? Rasulullah saw
menjawab, “Siapa saja yang berperang
untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia
benar-benar berjihad di jalan Allah.”[HR.
Muslim]
Di dalam riwayat Muslim juga dituturkan,
bahwa syarat agar memperoleh pahala
syahid di akherat adalah tidak melakukan
kemaksiyatan. Imam Muslim menuturkan
sebuah riwayat dari ‘Abdullah bin Abi
Qatadah, dari Qatadah, bahwasanya
Rasulullah saw berdiri diantara para
shahabat, dan menyampaikan kepada
mereka bahwa jihad di jalan Allah, dan
iman kepada Allah merupakan seutama-
utama amal. Seorang laki-laki berdiri dan
bertanya kepada Nabi saw:
ﺃَﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻗُﺘِﻠْﺖُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗُﻜَﻔَّﺮُ ﻋَﻨِّﻲ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻱَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻌَﻢْ ﺇِﻥْ ﻗُﺘِﻠْﺖَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺻَﺎﺑِﺮٌ
ﻣُﺤْﺘَﺴِﺐٌ ﻣُﻘْﺒِﻞٌ ﻏَﻴْﺮُ ﻣُﺪْﺑِﺮٍ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻛَﻴْﻒَ ﻗُﻠْﺖَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻗُﺘِﻠْﺖُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗُﻜَﻔَّﺮُ ﻋَﻨِّﻲ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻱَ
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻌَﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺻَﺎﺑِﺮٌ ﻣُﺤْﺘَﺴِﺐٌ
ﻣُﻘْﺒِﻞٌ ﻏَﻴْﺮُ ﻣُﺪْﺑِﺮٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﺪَّﻳْﻦَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺫَﻟِﻚَ
“Apakah jika aku gugur di jalan Allah,
semua dosa-dosaku akan terampuni? Nabi
saw menjawab, “Ya. Jika kamu terbunuh di
jalan Allah, dan kamu bersabar atas apa
yang menimpamu, dan kamu tidak berbuat
maksiyat.” Lalu, Rasulullah saw bertanya
lagi, “Apa katamu? Laki-laki itu menjawab,
“Jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah
dosa-dosaku akan terhapus? Nabi saw
menjawab, “Benar. Dan kamu bersabar atas
apa yang menimpamu dan tidak
melakukan maksiyat, kecuali hutang.
Sebab, Jibril as telah mengabarkan hal itu
kepadaku.” [HR. Imam Muslim]
Di dalam hadits lain juga dituturkan
mengenai siksaan Allah swt bagi orang
yang berperang supaya dianggap
pemberani. Diriwayatkan oleh Imam
Muslim, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺣَﺒِﻴﺐٍ ﺍﻟْﺤَﺎﺭِﺛِﻲُّ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺧَﺎﻟِﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﺤَﺎﺭِﺙِ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﺑْﻦُ ﺟُﺮَﻳْﺞٍ
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻳُﻮﻧُﺲُ ﺑْﻦُ ﻳُﻮﺳُﻒَ ﻋَﻦْ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ ﺑْﻦِ ﻳَﺴَﺎﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻔَﺮَّﻕَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻋَﻦْ
ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻧَﺎﺗِﻞُ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺸَّﺎﻡِ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﺣَﺪِّﺛْﻨَﺎ ﺣَﺪِﻳﺜًﺎ ﺳَﻤِﻌْﺘَﻪُ
ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻥَّ ﺃَﻭَّﻝَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪَ ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ
ﻓِﻴﻬَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﺗَﻠْﺖُ ﻓِﻴﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪْﺕُ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺬَﺑْﺖَ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﻗَﺎﺗَﻠْﺖَ ﻟِﺄَﻥْ
ﻳُﻘَﺎﻝَ ﺟَﺮِﻱﺀٌ ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴﻞَ ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ
ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Sesungguhnya, orang yang pertama kali
dihisab kelak di hari kiamat adalah seorang
laki-laki yang mati syahid. Kemudian ia
membawa amalnya itu di hadapan Allah
swt. Allah swt bertanya kepadanya, “Amal
apa yang telah kamu perbuat di dunia?
Laki-laki itu menjawab, “Saya berperang
untukMu hingga aku mati syahid.” Allah
swt berfirman, “Kamu bohong.
Sesungguhnya kamu berperang agar
dikatakan pemberani.” Kemudian Allah
menghisabnya, dan menyeret wajahnya,
hingga ia dilemparkan ke dalam
neraka.”[HR. Imam Muslim]
Hadits ini menunjukkan, bahwa orang
yang berperang dengan motif sam’ah
(supaya disebut pemberani) tidak akan
mendapatkan pahala syahid di akherat;
meskipun di dunia ia diperlakukan sebagai
orang yang mati syahid (tidak dimandikan
dan disholatkan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar