Senin, 10 Maret 2014

Tangan tangan yang di cium Rasulullah SAW

TANGAN-TANGAN YANG DICIUM RASULULLAH
SAW.
“Para Sahabat yang Dicium Tangannya Oleh Nabi
Saw.”
1. Sahabat Sa’ad bin Mu’adz Ra.
Ketika Rasulullah Saw. pulang dari perang Tabuk,
beliau bertemu dengan salah seorang sahabatnya,
Mu’adz Ra. Ketika bersalaman, terasa oleh beliau
Saw. telapak tangan Mu’adz yang kasar. Ketika
berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz, Rasulullah
Saw. pun melihat betapa tangannya kasar, kering
dan kotor. Ketika ditanya Sa’ad menjawab bahwa
tangannnya menjadi demikian karena bekerja
mengolah tanah dan mengangkut air sepanjang
hari. Mendengar itu Rasulullah Saw. serta merta
mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz Ra. dan
bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan
RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”
2. Mu’adz bin Jabal Ra.
Rasulullah Saw. juga pernah merasakan tangan
Mu’adz bin Jabal yang kasar dan tebal saat
bersalaman. Ketika ditanyakan Mu’adz pun
menjawab bahwa tangannya demikian karena
untuk bekerja keras. Tangan yang dipakai oleh
pemiliknya untuk bekerja keras mencari nafkah.
Diciumlah tangan kasar, keras dan tebal itu oleh
Rasulullah Saw. dan bersabda: “Tangan ini
dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan
disentuh api neraka!”
3. Siti Fathimah az-Zahra Rha.
Siti Fathimah az-Zahra putri Rasulullah Saw.
tangannya juga kasar dan keras. Tapi Rasulullah
Saw. dengan penuh perhatian mencium tangan
putrinya tersebut. Karena tangan itu digunakan
untuk bekerja keras menggiling gandum di
rumahnya, menyiapkan makanan bagi kedua
putranya dan sang suami.
Lihatlah betapa Rasulullah Saw. sangat
menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk
mencari nafkah dan menghidupi keluarganya.
Rasulullah Saw. mencium tangan mereka sebagai
penghargaan akan ibadah mereka, dan bukan
karena keshalehan mereka dalam ibadah ritual
seperti shalat malam, puasa, sedekah dan
berhaji.
Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa
Islam sangat menghargai orang-orang yang
memiliki etos kerja yang tinggi. Orang yang
bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah,
seperti sabda Nabi Saw.: “Siapa yang bekerja
keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia
adalah mujahid fi sabilillah.” (HR. Ahmad).
Rasulullah Saw. juga bersabda: “Barangsiapa
yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena
kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia
mendapatkan ampunan.” (HR. ath-Thabarani dan
al-Baihaqi).
Seperti halnya Sa’ad yang hitam dan melepuh
tanganya karena bekerja, maka tatkala seseorang
merasa kelelahan bekerja akan dibalas oleh Allah
Swt. dengan ampunanNya saat itu juga dan
dikategorikan jihad fi sabilillah. (Disadur dari buku
“Tangan-tangan yang Dicium Rasul: Nasihat
Islami tentang Bekerja Keras” karya Syahyuti,
Pustaka Hira. Buku yang memuat bukti-bukti
ilmiah, historis dan teologis tentang bagaimana
Islam mencintai kerja keras).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar