Rabu, 12 Februari 2020

Ijasah umum dari Mbah Hamid Pasuruan

arsip Simbah KH. Mudhoffar Fatkhurrohman Kriyan Kalinyamatan Jepara yg pada waktu itu menjadi sekertaris JATMAN.

Amalan ini saya terima dari Simbah KH. Mudhoffar dan beliau menerima dari Simbah KH. Abdul Hamid Pasuruan. Menurut buku biografi beliau

“Percik-percik keteladan Kiai Hamid Pasuruan.” diterangkan beliau “mendapatkan langsung ” dari Syeh Abdul Qodir Al-Jailani. Lalu amalan ini kami jadikan wirid di acara Rutin Kenduri Syafa’at di PP. Nailun Najah Kriyan Kalinyamatan Jepara setiap malam Senin Kliwon.

Menurut Simbah KH. Abdul Hamid, siapa orangnya yg membaca amalan tersebut secara istiqomah maka dia akan melihat keajaiban2 yang belum pernah terlihat”tersembunyi”.

Simbah KH. Mudhoffar, menambahkan, siapa yg mengamalkan secara istiqomah maka ia akan diberi ilmua langsung dari Allah dan “tidak akan kehabisan”uang.

Cara mengamalkan ijazah surat Al-Fatihah dari Simbah KH. Abdul Hamid, sebagai berikut:

sesudah shalat Subuh 30x, sesudah Dluhur 25x, sesudah Asyar 20x, sesudah Maghrib 15x dan sesudah Isya, 10x,
sehingga dalam satu hari berjumlah 100x dan jika ada kebutuhan yg sangat penting dan mendesak dibaca 100x setiap selesai shalat. Sebelum membaca Surat Al-Fatikah diawali dgn membaca ” Ala niyyatissyeh abdul qadir al-jailani radhiaallahu anhu”lalu membaca Fatikhah sesuai hitungan.

Alangkah lebih baiknya sebelum mengamalkan, membacakan Surat Al-Fatikhah dikhususkan kepada :

1. Nabi Muhammad, 2. Syah Abdul Qadir Jailani, 3. KH. Abdul Hamid Pasuruan 4. KH. Mudhoffar Fatkhurrohman.


https://twitter.com/meyysi/status/1227492194476380161?s=19
Repost https://t.co/q3aMlqRxNK

Rabu, 28 Agustus 2019

A Ba Ja Dun

Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu ini ucapan ulamak tasawwuf, bgitu dawuh ustd Abd somad. Tafsirnya masih menurut ustadz Abd somad merujuk pd tafsir ulamak salaf "siapa yg mengenal kelemahan dirinya maka ia akan mengenal kemaha kuasaan tuhannya. Siapa yg mengenal ketidak mampuan dirinya maka ia teranugerahi untuk kenal akan kehebatan tuhannya pdnya.

Diri bahasa arabnya nafsun.
Ada 4 arah dlm diri kita. Arah atas, arah bawah, arah kiri dan arah kanan.
Ada 4 arah pd semesta. Arah barat, timur, selatan, utara.
Masing2 arah yg ada pd kita dan semesta memiliki 7 martabat.
Ajal, bisa bermakna batas tertentu dan bisa bermakna arah. Nilai huruf kata ajal atau arah adalah 7. Ini mengarah pd lapisan2 pd setiap arah. Bahkan langit dan bumi pun berlapis 7. Syurga ada 7 tingkat. Neraka 7 tingkat.
Setiap arah itu memiliki 7 martabat atau lapisan. Jadi didalam 4 arah pd diri kita itu ada 28 martabat. (7×4 (semua arah)=28
28=2+8=10
10=1+0=1
Ini merujuk pd kata wahid
Hurufnya
Wawu nilainya 6
Alif 1
Ha 8
Dal 4
Total 19
19= 9+1=10
10=1+0=1

Huruf mim mewakili muhammad , nilai 40.
Rinciannya
4 adalah 4 arah yakni kemurnian seperti yg saya jelaskan
0 adalah peradaban.

Kita dan semesta ini posisinya ada pd angka 0 yakni tiada. Sedangkan angka2 yg lain itu adalah kisah perjalananNYA..

DIA nampak dlm ketersembunyianNYA
DIA bersembunyi dalam ketertampakanNYA..
Maha kuasa DIA
Maha hebat DIA
Kita ini lemah tak berdaya
Kita ini bodoh tanpa bimbinganNYA.

Selasa, 06 Agustus 2019

Solawat syaikh abdul qadir aljailani

SOLAWAT SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI.

Pembelaan mbah Zubair Sarang terhadap Mbah Yasin Mbareng: Shalawat Syeikh Abdulqadir al-Jilaniy

ﺍﻟﺼَﻼََﺓُ ﻭﺍﻟﺴَﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻳﺎﺷﻴﺦُ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟْﻘﺎَﺩِﺭِﺍﻟْﺠﻴْﻼﻧِﻰ ﻣَﺤْﺒُﻮْﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ , ﺍَﻧْﺖَ ﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻻِﺟَﺎﺯَﺓِ، ﺍِﺟَﺎﺯَﺓِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺍِﺟَﺎﺯَﺓُﺍﻟﻠﻪ، ﺍَﻧْﺖَ ﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟْﻜَﺮَﺍﻣَﺔِ، ﻛَﺮَﺍﻣَﺔِﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﻛَﺮَاﻣَﺔُ ﺍﻟﻠﻪ، ﺍَﻧْﺖَ ﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟﺸَﻔَﺎﻋَﺔُ، ﺷَﻔَﺎﻋَﺔ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻣُﺤَﻤَّﺪٌﺷَﻔَﺎﻋَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ، ﺍﻟﺼَﻼََﺓُ ﻭﺍﻟﺴَﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻳَﺎﺷﻴْﺦُ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟْﻘَﺎﺩِﺭِﺍﻟْﺠﻴْﻼﻧِﻰ ﺍغِثْنِيْ ...*

Shalawat memang unik. Satu-satunya wirid yang bisa diamalkan tanpa sanad atau guru. Satu-satunya amalan yang diamalkan dengan riya' pun masih diganjar pahala. Sekaligus amalan multi-fungsi.

Shalawat banyak macam redaksinya. Ada yang maatsur dari rasulullah, seperti shalawat "ibrahimy", ada yang hasil improvisasi, gubahan atau modifikasi dari para ulama. Dan yang terakhir ini paling banyak redaksinya, sebanyak ulama yang mengimprov. Namun dari sekian shalawat yang paling populer di kalangan santri adalah shalawat Dalail al-Khairat, karangan Syeikh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (1465 w).

Shalawat Dalail ini identik dengan Pondok Mbareng. Karena oleh kiai Yasin, shalawat ini dijadikan semacam laku riyadloh dengan puasa "dahr" selama 3 tahun berturut-turut bagi santri Mbareng. Hampir semua ijazah dalail yang diamalkan bsantri-santri di nusantara (khususnya Jawa)  dengan metode tsb juga berasal dari ijazah kiai Yasin, melalui muridnya KH.Ahmad Basyir, KH.Hanafi dll. Oleh karenanya kiai Yasin digelari "Mujiz Dalailul Khairot Nusantara". Meski sematan gelar ini tidak menafikan sanad dalail dari kiai lain. Semisal sanad dalail dari kiai Dalhar Watucongol, kiai Muhammadun Pondowan dari jalur kiai Amir Pekalongan dll. Yang kesumuannya bersumber dari "tsabat" syeikh Mahfudz al-Turmusy.

Namun selain shalawat dalail, ada lagi satu shalawat yang melambungkan nama kiai Yasin. Yakni shalawat Syeikh Abdul Qadir yang saya tulis di atas. Berdasar cerita kiai Maemun Zubair,  kiai Yasin mengalami polemik dan ditentang oleh banyak kiai sebab mengamalkan shalawat syeikh Abdul Qadir. "Hanya ayah saya (kiai Zubair), yang membela kiai Yasin," terang kiai Maemun.**

Kiai Yasin ditentang oleh banyak ulama karena mengamalkan shalawat syeikh Abdul Qadir. Pertanyaannya mengapa shalawat syeikh Abdul Qadir ini ditentang oleh banyak ulama? Kiai maemun tidak menjelaskan alasannya.Beliau hanya menceritakan, "Mbiyen kiai Yasin iku fakir, bakdane ngamalno shalawat iku, dadi sugih,"

Memang benar kata Mbah Moen; mbah Yasin tergolong kiai yang kaya. Namun kekayaan itu beliau jadikan sebagai sarana untuk syiar Islam dan membantu orang-orang miskin. Menurut cerita yang saya dapat, saban hari mbah Yasin menyediakan makanan bagi fakir-miskin. Bahkan beliau memiliki tempat khusus di sebelah utara ndalem beliau (sekarang jadi pondok al-Hanafiyyah) untuk menjamu fakir miskin. Biasanya setiap hari setelah dhuhur mereka berbondong-bondong datang ke tempat tsb.

Shalawat tsyeikh Abdul Qodir ini mengalami polemik, seperti shalawat Nusantara yang kemarin banyak ditentang: karena keduanya ditujukan kepada selain rasulullah s.a.w. Adapun mengenai hukumnya dibutuhkan kajian yang serius. InsyaAllah akan penulis kupas pada kesempatan lain.

*teks shalawat dari ust.Taqiyyuddin Lc. dari Kiai Musyafa', Sumolangu Kebumen.

**cerita ini saya dapatkan dari Ust.Hisyam, Kudus (alumni al-Anwar), juga dari al-walid KH.Ahmad Saiq saat acara bahtsu al-masail BSM 2018 terkait shalawat Nusantara.

***Cerita ini saya tahqikkan kepada kiai Sanusi, kata beliau, "Waktu saya sowan ke mbah Maemun, beliau juga dawuh begitu. Saya hanya diam. Setahu saya bapak tidak meninggalkan amalan shalawat itu. Saya cari-cari, tapi justru saya menemukan naskah shalawat itu dari mbah Mansur (cucu waliyullah mbah Sanusi)." Wallahu A'lam.

Dari FB Moh Hammad

Jumat, 27 Mei 2016

Tawassul

Tawassul adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah.

أَلْوَسِيْلَةُ وَهِيَ مَا يُتَقَرَّبُ اِلَى الشَّيْئِ وَتَوَسَّلَ اِلَى رَبِّهِ بِوَسِيْلَةِ تَقَرُّبٍ اِلَيْهِ بِعَمَلِهِ

Artinya: “Wasilah adalah sesuatau yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada sesuatu yang lain. seseorang bertawassul kepada Tuhannya melalui wasilah (media) Taqorrub dengan amal ibadahnya.” (Kamus Al Misbah Al Munir)

اَلتَّوَسُّلُ بِأَحْبَابِ اللهِ هُوَ جَعَلَهُمْ وَاسِطَةً إِلَى اللهِ تَعَالَى فِى قَضَاءِ الْحَوَائِجِ لِمَا ثَبَتَ لَهُمْ عِنْدَهُ تَعَالَى مِنَ الْقَدْرِ وَالْجَاهِ مَعَ الْعِلْمِ بِأَنَّهُمْ عَبِيْدٌ وَمَخْلُوْقُوْنَ وَلَكِنَّ اللهَ جَعَلَهُمْ مَظَاهِرُ لِكُلِّ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ وَمَفَاتِيْحُ لِكُلِّ رَحْمَةٍ

Artinya: “Tawassul adalah memohon kepada Allah swt melalui perantara orang-orang yang dicintai-Nya, seperti para Nabi dan Wali. Dikarenakan mereka adalah orang-orang yang telah diridhoi dan telah diberi derajat yang tinggi di sisi Allah swt.”
(al-Ajwibah al-Ghaliyah fi Aqidah al-Firqoh an-Najiyah dalam Fiqh Tradisionalis)

Landasan tawassul adalah firman Allah swt berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ وَاْبَتُغْوا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِي سَبِيْلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah swt dan carilah jalan (tawassul) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Al-Maidah : 35)

Pengertian ayat “وَابْتَغُوْا اِلَيْهِ اْلوَسِيْلَة” ialah mendekatkan kepada Allah dengan mentaatiNya dan melakukan sesuatau yang di ridloi olehNya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Tawassul dibagi menjadi dua:

1. Tawassul dengan amal saleh.
Dalilnya adalah sebuah hadits yang mengisahkan tiga orang yang terperangkap di dalam gua. Lalu, ketiganya bertawassul dengan amal kebaikan yang pernah mereka lakukan.
Orang pertama bertawasul dengan amal baiknya terhadap kedua orang tua. Orang kedua bertawasul dengan takutnya kepada Allah swt sehingga menggagalkan perbuatan keji yang hendak ia lakukan.
Orang ketiga bertawassul dengan amal baik yang telah ia lakukan kepada pegawainya. Pegawai tersebut bekerja tanpa mau diberi gaji. Namun setelah gaji tersebut disimpan sang majikan lalu digunakan untuk membeli hewan ternak dan berkembang biak, sang pegawai meminta gajinya. Akhirnya seluruh hewan ternak diberikan kepadanya. Berkat amal-amal tersebut, Allah swt membukakan pintu gua sehingga ketiganya dapat keluar. (HR. Bukhori, Muslim dan Ahmad)

2. Tawassul dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah swtseperti para nabi, wali dan syuhada’. Dalam sebuah hadits disebutkan,

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ عُمَرَ اْبنَ اْلخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ اِذَا قُحِطُوْا اِسْتَسْقَىْ بِالْعَبَّاسِ اْبنِ عَبْدِالْمُطَلِّبْ فقال أَللَّهُمَّ كُنَّا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا وَأَنَا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَأَسْقِنَا فَيُسْقُوْنَ

Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasanya Sahabat Umar bin Khottob ketika mengalami kemarau, maka beliau meminta hujan dan bertawassul dengan Abbas bin Abdul Muthollib, beliau berkata “Ya Allah bahwasanya kami telah bertawassul kepada Engkau dengan Nabi kami, maka Engkau turunkan hujan dan sekarang kami bertawassul kepada Engkau dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan itu.” (HR. Bukhori)

Mengambil kesimpulan dari hadits diatas bahwa :
– Sahabat Umar bin Khotob pernah berdoa bertawssul dengan Nabi untuk meminta diturunkan hujan.
– Sabahat Umar bin Khotob bukan bertawassul dengan Nabi saja, melainkan dengan paman Nabi juga, yaitu Sayyidina Abbas bin Abdul Muthollib.

Selain hadits di atas ada hadits lain yang menceritakan kisah seorang sahabat yang menderita sakit mata. Sahabat tersebut meminta doa kepada Rosululloh saw agar diberi kesembuhan, namun Rosululloh tidak berkenan mendoakannya, akan tetapi beliau mengajarkan doa tawassul agar dibacanya sendiri.

أَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدِ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ إِنِّى تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّكَ فِى حَاجَتِىْ هَذِهِ لِتَقْضِى لِى فَشَفَّعْتَ فِيَّ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan berdoa kepada-Mu dengan (bertawassul melalui) Nabi-Mu Muhammad, Nabi yang penuh kasih sayang. (Wahai Nabi), sesungguhnya aku telah bertawajjuh kepada tuhanku dengan (bertawasul melalui) Engkau agar hajatku ini terkabul. Ya Allah, terimalah syafa’at beliau untukku”. (HR. Tirmidzi, an-Nasa’i, al-Baihaqi dalam Dalil-dalil Nahdliyyah)

Sedangkan salah satu dasar bertawassul melalui orang yang telah mati adalah sebuah hadits:

عَنْ سَيِّدِنَا عَلِى كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ لَمَّا دُفِنَ فَاطِمَةُ بِنْتِ أَسَدٍ أُمِّ سَيِّدِنَا عَلِى رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَلَّلهُمَّ بِحَقِّىْ وَحَقِّ الْاَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى أَغْفِرُ لِاُمِّىْ بَعْدَ أُمِّىْ

Artinya: “Dari sayyidina ‘Ali Karromallohu Wajhah: Sesungguhnya Nabi Muhammad saw tatkala Fatimah binti Asad (ibu sayyidina ‘Ali) dimakamkan, beliau berdo’a, “Ya Alloh, dengan (perantara) hakku, dan hak para Nabi sebelumku, ampunilah ibu setelah ibuku. (Fatimah binti Asad).” (HR. Thabari, Abu Nu’aim dan Ibnu Hajar al-Haitami)

Dalam hadits ini ternyata Rosululloh saw bertawassul dengan para nabi sebelum beliau. Jelas, para nabi sebelum masa beliau sudah meninggal.

Tata Cara Tawassul :
Tawasul dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang lazim adalah sebagai berikut :

Membaca ayat Al Quran, tahlil dll. Kemudian pahalanya dihadiahkan kepada para nabi, wali dll (orang yang akan dijadikan perantara).
Lalu berdoa untuk ahli kubur yang diziarahi, misalnya dengan doa: Allohummaghfir lahum warhamhum wa’afihim wa’fu ’anhum.
Kemudian berdoa kepada Allah swt dengan doa yang dikehendaki.
Setelah selesai berdoa baru bertawasul memohon pada Allah swt agar berkenan mengabulkan pemintaannya dengan lantaran tokoh yang diziarahi.

Jumat, 20 Mei 2016

Maulana syaikh Mehmet

Biografi singkat Syaikh Muhammad Adil


Mawlana Syaikh Muhammad Adil Al Haqqani (QS) juga biasa di panggil Maulana Syaikh Mehmet-- adalah pemimpin Thariqah  Naqsybandiyya Aliyya .


Syekh Muhammad Adil (qs) lahir di Damaskus pada 29 Maret 1957. Beliau adalah anak tertua dari Maulana Syekh Nazim (qs) dan Ibu Haji Amina adil (qs). Beliau menghabiskan masa-masa kecilnya di Damaskus. Dalam Tasawwuf Maulana Syekh Nazim (qs) dan Grandsyaikh Abdullah Dagestani (qs) adalah guru nya. Pada saat yang sama beliau mengggunakan waktunya untuk menghadiri madrasah dan mengambil pelajaran Islam dari Ulama terkenal di Damaskus. Ketika Maulana syaikh Nazim (qs) dan keluarganya kembali ke Siprus, Syekh Muhammad adil (qs) tinggal di İstanbul dan membantu Maulana syaikh Nazim (qs) di sana. Selama bertahun-tahun beliau menerima bayat atas Nama Maulana syaikh Nazim dan membuka banyak dargah dan zawiya di İstanbul. Syekh Muhammad (qs) melayani Islam, tariqah, Auliya , ayah dan syekhnya secara  diam-diam. Bahkan sekarang Beliau tidak ingin menunjukkan apa yang beliau lakukan.


Sangat rendah hati dan pendiam, beliau terus  berkhidhmat . Beliau memberikan banyak hal penting (semata mata untuk) berKhidmat. Sampai saat ini beliau bekerja keras untuk ber khidhmat. Beliau tidak pilah pilih kerja untuk khidhmat. Kalian dapat lihat sekarang, hari ini beliau bekerja di kebun mengambil jeruk dan besok beliau bisa dilihat mengadakan pertemuan dengan orang-orang sangat terkenal dan memiliki derajat tinggi(awliya) untuk berkhidhmat. Tidak ada yang bisa menghentikan beliau untuk melayani Islam dan thariqah. Beliau benci untuk memamerkan nya dan juga tidak suka orang-orang yang pamer. Beliau suka memaafkan demi ayahnya. Beliau tidak peduli apa yang orang lain bicarakan tentang dirinya atau gosip tentang dirinya. Dari suhbah suhbahnya nya kita dapat mendengarkan atau membaca, beliau mengatakan bahwa gosip atau orang mengatakan kurang untuk nafs nya! Bahkan ini menunjukkan betapa agung pribadi beliau,  sama Seperti ayahnya yang tanpa alasan , ribuan orang menyukai Syaikh Muhammad (qs) lebih dari hidup mereka sendiri. Ini karomah beliau juga. cinta ini, yang tanpa mengetahui bagaimana ia telah mulai mengambil ,mengendalikan hidup kita dan membuat kehidupan masyarakat yang lebih baik.


Alhamdulillah beliau mengizinkan saya untuk menulis kata pengantar buku ini. Saya tahu saya sangat beruntung untuk menulis ini. Apa pun yang kalian baca di sini adalah setetes dari samudra(bahkan tidak ada). Saya tahu bahwa sedikit dari tetesan  ini dapat membuat kalian mencintainya. Siapapun yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi Beliau walau hanya pergi dan menghabiskan waktu 15-20 menit bersama beliau, kalian akan memahami kekuatan dan kedamaian bersama beliau. Siapapun yang ingin bahagia di sini dan di akhirat harus pergi dan ambil lah tangan Sultan Syekh Mehmet ini. Semoga Allah tidak akan pernah membuat kita terpisah dari beliau. Kita tahu bahwa bersama beliau kita akan menang di sini dan akhirat. Kami, para murid dan pecinta Mawlana Syekh Nazim (qs) memiliki hutang besar kepada maulana (qs) karena apa yang telah dilakukan dan lakukan untuk hidup kita. Sekarang kita memiliki hutang berlipat pada  Maulana syaikh Nazim (qs) karena maulana  memberi kan kepada kita Syaikh Muhammad Adil(qs).


Beliau dikenal karena kerendahan hatinya, dan hanya mulai berbicara secara terbuka di Lefke ketika ayahnya jatuh sakit parah akhir tahun lalu. Beliau begitu rendah hati, beliau sering meminta maaf karena menggunakan kata 'saya' selama Suhbah nya, karena itu adalah ukuran dari ego seorang pria. Satu hal yang pasti bahwa seorang pria berbicara dengan egonya yaitu ketika ia menggunakan kata 'aku' secara teratur dalam sambutannya, sering memuji dirinya sendiri, menyebutkan gelar yang panjang atau asosiasi untuk Master. Syekh Mehmet adalah bukan orang yang  seperti itu, beliau adalah orang yang sederhana ,sangat membumi, yang menghabiskan waktunya untuk bertanam di ladang dan cenderung mengurus ternak Maulana syaikh Nazim.


Mewlana Shaykh Muhammed Aadil Al Haqqani (QS) –lovingly also referred to as Mewlana Shaykh Mehmet-- is the current head of the Naqshbandiya Aaliya Al-Haqqaniya Al-Qubrusiya Sufi way.

Shaykh Muhammed (qa) was born in Damascus on 29th March 1957. He is the eldest son of Mevlana Shaykh Nazim (qs) and our Mother Hacı Amina (qs). He spent his childhood days in Damascus. In Tasavvuf Mevlana Shaykh Nazim (qa) and Grandsheikh Abdullah Dagistani (qa) were his teachers. At the same time he used to attend madrasa and took İslamic lessons from famous Ulema of Damascus. When Mevlana (qa) and his family returned to Cyprus, Shaykh Muhammed (qa) was living in İstanbul and helping Mevlana (qa) in there. For many years he accepted bayath for the name of Mevlana and opened a lot of dargahs and zawias in İstanbul. Shaykh Muhammed (qa) was doing his service to İslam, to tariqa, to Auliyas and to his father and sheikh very silently. Even now He doesnt like to show what he does.

Very humble and silent he continues with his khidhmat. He gives a lot of importance to khidmat. Until today he is working so much for khidhmat. He will never choose the work for khidhmat. You can see today, him working in gardens and pick up oranges and tomorrow he can be seen having a meeting with very famous and high ranking people, for khidhmat. Nothing can stop him to serve Islam and tariqa. He hates to show off and also dislikes people who show off. He likes to forgive for the sake of his father. He doesnt care what others talk about him or gossip about him. From his sohbets you can listen or read that he said the gossips or peoples saying is less for his nafs! Even this shows how a great personalty he has. Like his father without any reasons thousands of people love Shaykh Muhammed (qa) more than their life. This is his mircale too. This love, which without knowing how it has started takes take control of your life and makes people’s lives better.

Alhamdulillah he allowed me to write the preface of this book. I know I am very lucky to write this. Whatever you read here is a drop of a drop from an ocean. I know that even this drop of a drop can make you love him. Anyone who has a chance to visit him just go and spent 15-20 minutes with him will understand the power and peace with him. Whoever wants to become happy here and here after must go and grab Sultan Shaykh Mehmed’s (qa) hand. May Allah never make us separate from him. We know that with him we will be victorious here and hereafter. We, the mureeds and lovers of Mevlana Shaykh Nazim (qa) have a big debt to Mevlana (qa) because what he has done and is doing for our lives. Now we arein double debt to Mevlana (qa) because he gave us Shaykh Muhammed (qa).

Fb :syaikhnazim2syaikhmehmet

Shaykh Muhammad Adil, also fondly known as Shaykh Mehmet, is Maulana Shaykh Nazim’s elder son.

He is known for his intense humility, and only began speaking publicly at the Lefke Dergah when his father fell gravely ill late last year. He is so humble, that he often apologises for using the word ‘I’ during his Suhbahs, as that is a measure of a man’s ego. One can tell that a man speaks with ego, when he is using the word ‘I’ regularly in his speech, often praising himself, mentioning his long service or association to the Masters. Shaykh Mehmet is nothing of the sort, he is a down-to-earth simple man, who spends must time planting in the fields and tending to Maulana’s livestock. We will upload videos of him hard at work in the fields, once there is an opportunity.

Sheikh Mehmed Adil Haqqani (KS) came to the world March 29, 1957 in Damascus, Syria,He is the eldest son of Mawlana Sultan al Awlyah Nazim al Haqqani Cypriot and his wife sultana Haji Amin. The world s era was already in a spiritual unbalance total because of Communism, anti-religious policies initiated by countries, because of this his mother emigrated from Turkey to Damascus the capital of Syria, his mother who comes to a Tatar family today Türklerindendir Tatarstan is an autonomous republic within the Russian Federation.

Mehmed Adil Haqqani spent his childhood in Syria, rated from his father and started his mystical training as a young age throughout his youth next to his Murshid Mawlana Sheikh Abdullah Faiz Dağıstanî '. Then lived near his brother in law Shah Hisham Kabbani who was going to marry his sister hajjah nazia and then install at Cyprus. He study the Islamic sciences in a madrasa in Damascus, the Syrian capital and `completed his knowledge and received the hijaza from Sunni scholars.

Sheikh Mehmed Adil Haqqani is the one living person who was during one of the longer period. with Mr. Sheikh Nazim Haqqani Cyprus (KS) he became later after many years of silence, the representative of his father in Istanbul on behalf of the mystical path by accepting his allegiance'' becoming the'' Talib intisab pupil and his disciple and embodying a perfect instrumental guide to his father.

Sufi live

Kamis, 19 Mei 2016

Lawan ego dengan rendah hati

Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
Melawan Ego dengan Menjadi Rendah Hati
(buku Melawan Ego)
16 Pebruari 1999

Bismillah hirRohman nirRohim
Menghormati semua orang adalah tugas kita, ini adalah ajaran agama kita.
Jalan Sufisme yang sejati memerintahkan kita untuk menghormati semua  orang. Seseorang bisa saja tidak peduli agamanya atau mempunyai karakter yang   buruk dan brutal sehingga bisa jadi dia akan menyerangmu. Tetapi kalian tidak  perlu  untuk turun ke tingkatannya dan berkelahi dengannya.
        
Syaikh Sa'adi Syirazi , seorang penyair Sufi bercerita dalam suatu  kisah. ………… 
Suatu ketika ada seseorang yang digigit seekor anjing. Dia tidak bisa  tidur  semalaman karena kesakitan. Anaknya bertanya apa yang telah menimpa  dirinya.  Dia berkata Hari ini seekor anjing menggigitku, anak itu kemudian  bertanya,  Mengapa engkau tidak menggigitnya kembali?. Syaikh menjawab, Oh anakku,   aku bisa saja menahan sakitku, tetapi aku tidak akan menjadi anjing seperti  anjing  itu.
        
Ketika kita menerima dan menyadari bahwa ego kita bagaikan binatang - buas,  maka kalian tidak akan marah dengan siapa pun. Itu adalah kerendahan hati  dan  merupakan dasar bagi pembangunan karakter yang baik.
Grandsyaikh Abdullah  Faiz ad-Daghestani bercerita mengenai Grandsyaikhnya Syaikh

Abu Ahmad  as-Sughuri yang merupakan seorang Wali Kutub selama 40 tahun.
Tak seorang pun dapat meraih derajat kewalian sebelum mencapai derajat  manusia yang sangat rendah hati. Maksudnya adalah dengan menolak  segala  jabatan resmi yang diberikan untuknya. Syaikh tidak mempunyai apapun didalam hatinya, bagaikan  bumi  di bawah telapak kaki semua orang. Jika tidak ada bumi, maka tak seorang  pun  bisa berdiri.
        
Seorang Wali bertugas untuk membawa semua orang.
Syaikh Abu Ahmad pernah berkata mengenai  egonya, 
Jika para pengikutku dan orang-orang desa mengenalku seperti aku mengenali  diriku ini, maka mereka niscaya tidak akan mengizinkan aku tinggal bersama  mereka, bahkan mereka akan melempariku dengan batu dan mengusirku.
Begitu  rendah hatinya Syaikh Abu Ahmad Sughuri, beliau melihat dirinya sebagai seorang  yang mempunyai ego terburuk, dan berpikir, Allah menjaga egoku, tetapi tetap  saja egoku yang terburuk. Beliau memandang derajat tinggi yang  disandangnya  hanya berasal dari Allah swt semata, bukan dari dirinya sendiri.
        
Sahabat Nabi sallallahu alaihi wasalam, Abu Bakar ash-Shiddiq ra  mempunyai  derajat tertinggi di antara semua ummat setelah Rasulullah saw. Beliau   adalah  orang yang paling benar dan jujur dalam iman dan keyakinannya. Rasulullah  bersabda, Jika iman seluruh ummatku ditimbang dengan imannya Abu Bakar ,  maka   imannya Abu Bakar akan lebih berat. Tetapi Abu Bakar berkata kepada  dirinya,  Wahai Shiddiq yang tidak patuh, dalam pandanganku, apapun yang mereka katakan,  kamu harus bertaubat dan memohon ampun.
        
Dimana ketika kita ketika memandang rendah diri kita sendiri, sama   dengan  keledai, maka derajat terendah adalah derajat yang tertinggi.
Abu Yazid   Bistami  qs berkata, Tak seorang pun dapat mencium realitas iman kecuali dia   memandang  level egonya lebih buruk daripada Firaun, Namrud, Setan dan Abu Jahal.
        
Kita mungkin akan berkata, Baiklah, Aku terima. Aku memang seperti itu,  egoku yang terburuk. Tetapi ada sejumlah ujian untuk itu. Jika ada yang  memanggil kita dengan sebutan, Hei Keledai! kemudian kita merasa geram  kepada  mereka dan menyahut, apa!, berarti kita telah membuktikan bahwa kita  memang   keledai.   Bihurmati habib, Al-Fatihah. Wa min  Allah at Tawfiq

Adab kepada Syaikh

SHAYKH NAZIM
ADAB KEPADA SHEIKH KITA
Sabtu 1 Agustus 2009

Bismillahir Rahmanir Rahiim

1. Seorang murid harus yakin bahwa dia akan mencapai tujuannya melalui bimbingan Sheikhnya. Apabila si murid memalingkan perhatiannya ketempat lain (kepada Sheikh lain sedangkan dia tetap mengaku murid dari Sheikhnya yang awal), dia akan kehilangan (deprived)keanggunan (grace) dan keuntungan dari Sheikhnya yang awal.
2. Seorang murid harus selalu patuh kepada Sheikhnya dan mrnyumbangkan (render) keseluruhan pengabdiannya (service) yang ikhlas kepada Sheikh. Ketidak ada-an cinta dari Sheikhnya, tidak akan menghasilkan keuntungan. Tanda2 dari rasa cinta kita kepada Sheikh dapat dilihat dari ke-segera-an memenuhi perintah Sheikh.
3. Lantunkan Dzikir dan wasifa2 yang diperintahkan Sheikh, dan cegahlah untuk menyampaikan wasifa2 yang lain.
4. Dihadapan Murshid, para murid perlu menumpahkan seluruh perhatiannya kepada beliau. Perhatian ini harus sampai pada tingkatan, dimana murid tidak melakukan,- bahkan Shalat -, (dihadapan beliau), tanpa seizin beliau.
5. Jangan asyik bicara dengan orang lain, seharusnya kita tidak memperhatikan orang lain selama dihadapan beliau.
6. Jangan melonjorkan kakimu (ketika duduk) kearah dimana Mawlana duduk, meskipun beliau tidak persis dihadapanmu.
7. Jangan pernah menyampaikan keberatan kepada Murshid. Apabila si murid tidak mampu memahami tindakan Murshid, dia tidak boleh mempunyai rasa waswas (misgiving). Yang harus murid lakukan adalah mengulang episode dari Hadrat Musa (alayhis salaam) dan Hadrat Khidr (alayhis salaam), dengan mempertimbangkan bahwa suatu kebijaksanaan selalu mendasari sesuatu tindakan.
8. Jangan menginginkan agar Mursid memamerkan karamatnya (miracles).
9. Apabila sedang dalam keraguan, segera bicarakan dengan Murshid. Seandainya keraguan tetap ada setelah dibicarakan, anggaplah itu merupakan suatu cacat pemahamanmu. Kalau murshid tidak menanggapi apa yang murid sampaikan, murid perlu mempertimbangkan bahwa dia belum bisa mencapai tingkatan pemahaman. Maka murid harus diam. Dia harus menunggu kesempatan lain.
10. Laporkan kepada Murshid tentang mimpi2mu serta pemahanmu tentang mimpi2 yang kamu alami.
11. Murid tidak boleh, - tanpa sesuatu kebutuhan serta tanpa izin, menjauhkan dirinya dari Murshid.
12. Murid tidak boleh mengeraskan suaranya diatas sura Murshid dan juga jangan bicara dengan suara keras kepada Murshid.
13. Ketika dibutuhkan, murid supaya bicara kepada Murshid secara jelas (bukan keras) dan singkat dan menunggu dengan penuh perhatian jawaban Murshid.
14. Ceritakan kepada teman2 hanya sebatas apa yang dibicarakan Murshid, dan hanya pada bagian yang bisa dimengerti mereka. Jangan ceritakan kepada orang2 lain apa yang dikatakan Murshid, dimana mereka tidak bisa memahami (comprehend).
15. Murid jangan menyangkal kata2 Murshid, meskipun kelihatannya murid itu benar. Seorang murid harus memegang teguh kaidah bahwa kesalahan dari Sheikh (Murshid) adalah lebih tinggi dari kebenaran murid.
16. Murid harus memberitahu Murshid secara teratur mengenai kondisinyaa, apakah baik atau buruk. Karena Murshid adalah Dokter Spiritual kita dan memberikan resep,- obat -, setelah menerima laporan keadaan si murid. Murid tidak boleh diam saja, tidak melaporkan, hanya mengandalkan kapada kashf (spiritual inspiration) dari Murshid untuk memulihkan kondisi si murid. Murid harus secara teratur melapor kepada Murshid mengenai kondisi dirinya.
17. Murid dilarang terlibat dalam sesuatu wazeefah (thikr or form of recitation), selama murid duduk satu ruangan dengan Murshid.
18. Batini faiz (berkah spiritual, spiritual blessing) apapun yang bertambah (accrue), si murid harus menganggapnya sebagai akibat dari perantaraan Murshid, meskipun sedang ber-mimpi atau sedang muraqabbah (meditasi). Sepertinya berkah2 seperti itu datang dari berbagai jurusan ( selain dari Sheikh).  Apabila penampilan spiritual menampakkan diri, berkah batini faiz yang mengumpul kediri murid melali perantara dai Orang Suci lain, seorang murid harus menganggapnya sebagai perwujudan (manifestation) dari Murshid nya sendiri yang mengatas namakannya dari Orang Suci lain.